Bab 5. Club Malam

67 53 22
                                    

"Dan dia (Allah) bersama kamu dimana saja kamu berada." - ( QS. Al Hadid : 4 )

•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈


Bunyi musik dj mengalun begitu keras. Ribuan manusia begitu asik meliuk-liuk kan badan. Terlihat jelas Club malam yang berisi manusia dengan pakaian terbuka.

Tempat haram, tempat zina, tempat yang katanya membuat manusia bebas lepas dari masalah. Beberapa orang yang mengalami masalah pasti akan lari ke tempat tersebut.

Shylla termasuk orang itu. Dengan pakaian piama bergambar pororo itu, dia tengah duduk di bar dan berhadapan dengan pemilik club tersebut. Bukan hal asing lagi bagi Shylla menapakan kaki di tempat itu. Pemilik club yang sudah tau siapa Shylla, bahkan dia sudah menganggapnya seperti adik sendiri.

"Masalah apalagi sampai sampai lo minum banyak gini?" tanya Kevin, pemilik club ternama di ibu kota.

"Banyak bang, bahkan gue nggak bisa ngitung hahaha."

Kondisi Shylla yang sudah diambang kesadaran, sudah meracau banyak hal. Kevin yang melihat kondisi Shylla hendak menghentikan nya. Namun, lagi dan lagi Shylla menolak nya dengan keras.

"Ck, lo tuh aneh. Banyak masalah tuh shalat, bukan malah mabuk manukan nggak jelas. Kayak banyak pahala aja lo," decak Kevin.

"Bacot lo bang, kayak lo banyak pahala aja."

"Heh bocah, udah tepar masih aja minum!"

"Suutttt, diem bang. Lo jangan kayak Asiyah deh, dikit dikit ceramah. Udah kayak mamah dedeh.

Eh, kalo Aisyah mamah dedeh, berarti lo bapak dedeh. Hihi, pasangan serasi deh!" racau Shylla.

Kevin yang geram pun segera merebut botol minuman beralkohol itu dari tangan Shylla. Shylla yang di perlakukan seperti itu, terus merengek agar minumannya di kembalikan.

"Mending lo pulang deh, cil. Daripada nanti lo dicariin bokap lo." Bukan berniat mengusir, tapi yang Kevin lakukan demi kebaikan Shylla sendiri.

"Abang ngusir?"

Kevin menghela napasnya kasar. Melihat bocah didepannya yang tengah menahan ekspresi menangis, bertujuan dapat merubah keputusan Kevin.

"Bukan ngusir, tapi apa lo nggak kasian sama bokap lo hah!" geram Kevin.

Shylla reflek berjongkok. Dia memainkan jari nya seperti tengah menggambar sesuatu di teras club. Kevin dengan sabar mengurus anak orang yang satu ini. Kevin tidak kaget dengan Shylla saat kondisi mabuk. Shylla yang mabuk seperti tengah menghibur orang lain.

Kevin ikut berjongkok dan melihat yang sedang Shylla lakukan.

"Pulang ya!" Lagi lagi Shylla menggeleng. Dia tersenyum seolah tidak terjadi apa apa.

"Papah sibuk terus. Jarang pulang. Katanya di kantor banyak berkas menumpuk kayak gunung. Shylla nggak suka, jadi Shylla nggak punya teman main di rumah." Shylla menjelaskan masalah yang sudah biasa Kevin dengar.

"Hm, terus kali ini apa?"

"Abang tau Emanuel?! Dia brengsek!" lanjutnya sambil menunjukan jari tengah nya.

"Dia jadiin Shylla pacar karna taruhan, juga karna papah kaya. Fucek kan," kini Shylla menunjukan kedua jari tengah nya.

Kevin tau siapa itu Emanuel. Salah satu pelanggannya di club yang sering main hs dengan beberapa wanita disini. Pernah sekali Kevin bilang pada Shylla. Namun, Shylla tidak percaya dan berakhir dengan mendiami nya selama seminggu lebih.

"Gue kan pernah bilang sama lo."

"Hahaha, semua orang sama aja. Hikss, mereka jahat."

Karena efek mabuk, ucapan Shylla semakin ngelantur. Kevin hanya diam mendengar ocehan Shylla. Kadang menangis kadang ketawa, Kevin yakin masalah yang Shylla emban pasti cukup berat. Sampai sampai, Shylla sendiri sering nekat pergi ke bar milik nya.

"Temen lo nama nya siapa tadi?" tanya Kevin. Shylla mendongak. Dia tersenyum kearah Kevin.

"Hih, abang tanya tanya Aisyah. Abang suka yaaa, " ucap Shylla seraya menggoda Kevin. Kevin kesal, dia menonyor keras jidad Shylla supaya dia cepat sadar dari mabuk nya.

"Nih ya, Shylla jelasin. Abang terlalu astagfirullah buat Aisyah yang terlalu MasyaAllah."

"Shylla cantik nggak bang?"

"Hm, " Kevin mulai jengah dengan pertanyaan Shylla yang berulang kali.

"Hehe, iya. Shylla cantik."

"Shylla nakal ya bang." Kevin terdiam. Entahlah, diri nya bingung dia akan menjawab apa kali ini. Mau jawab jujur, takutnya cewek di depannya sakit hati.

"Bang? Hellooowww, ABANG!" teriak Shylla tepat di telinga Kevin.

Lagi lagi Kevin menonyor keras dahi Shylla. Sang empu bukan nya merintih kesakitan justru terpekik senang. Seakan akan telah mendapatkan sebuah hadiah.

"Makin bego nih anak. "

Untung saja kesabaran Kevin cukup tebal setebal buku ensiklopedia, jika tidak mungkin selama Shylla mabuk sudah ia biarkan dan akan habis oleh tangan tangan pria nakal.

"Satu dua tiga sayang semua nya... "

"Balonku ada lima. Hijau kuning merah muda, lalu meletus. Dor....! "

Andai membunuh orang tidak dosa, Kevin sudah mencincang Shylla dari awal masuk di club milik nya.

"Shyll, lo mabuk bisa diem nggak!"

"Shylla nggak mabuk, Shylla sedang nyanyi. Meletus balon biru dooorrr!" Shylla bertepuk tangan sambil tertawa.

"Wajah sama pakaian lo terlalu cute buat lo yang tukang mabuk! " celetuk Kevin tiba tiba.

Memang benar. Hanya Shylla pelanggan nya yang paling aneh. Jika para manusia itu yang tengah berjoget ria memakai pakaian minim, lain hal nya dengan Shylla. Dia selalu datang menggunakan baju piama lengan panjang bercorak kartun. Entah itu little Pony, SpongeBob, pororo, atau yang lain. Makanya, jika ada orang yang mencari Shylla di club sangat mudah. Datangi saja cewek yang pakai baju piama tidur nya.

Shylla tidak menjawab. Shylla kembali asik dengan dunia dia sendiri. Terus memainkan jari jari nya, lalu tertawa hingga menangis tersedu sedu.

Huekk

Ukhukkk

Shylla memuntahkan semua nya. Bahkan mutahan itu muncrat ke kemeja Kevin. Kevin hanya berdecak malas. Tidak heran jika Shylla berakhir seperti itu.

Kevin tidak tinggal diam. Dia mengambil HP milik Shylla lalu menghubungi seseorang agar menjemput Shylla di club milik nya.

Tuutt

Panggilan yang entah kesekian kali nya akhir nya di angkat oleh sang pemilik. Tanpa basa basi, Kevin langsung mengatakannya secara langsung.

"Gue Kevin, ini sahabat lo Shylla udah tepar di club milik gue. Tolong datang ke club gue, nanti gue Sharelok. Wassalamu'alaikum."

Kevin langsung menutup HP Shylla. Dia langsung menggendong Shylla yang sudah tepar menuju ruangan pribadi nya. Kondisi Shylla yang memang sudah tidak sadarkan diri membuat Kevin menghela napas nya lelah.

Andai bukan ia anggap Shylla adik nya, mungkin dia akan membiarkan bocah yang menginjak dewasa itu berbaur dengan orang orang yang tengah berjoget ria di bawah.

Di sisi lain, seorang pria yang mendapat kabar mendadak itu langsung menyalin alamat dari HP adik nya ke nomor nya. Dia segera bergegas menuju alamat yang di tuju. Bukan tanpa alasan dia langsung menuju ke tempat itu. Pria itu tau tempat itu. Maka nya dia langsung berpamitan dan pergi ke sana.

To be continued!

Triangle Love with Allah (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang