14. kecupan

18 1 20
                                    

Vio terdiam sebentar sebelum mendorong bahu Soobin untuk melakukan pergerakan mundur. Vio menatap Soobin dengan tatapan ga percaya dengan apa yang sudah dia ucapkan.

"Bin... Lo inget gue siapa Lo kan? Gue adek Lo Gilak. Gue ga peduli Lo main sama cewek siapa aja tapi kalau sama gue... Gue gak bisa, inget gue adek Lo"

Tegas Vio sambil menekan bahu Soobin. Vio sebenernya juga menginginkannya, tapi mengingat bahwa dirinya memiliki hubungan saudara membuatnya berpikir tidak pantas. Soobin memandang Vio kesal dan mengangkat dagu Vio dengan sedikit kasar.

"Lo yang seharusnya gue ingetin. Gue belum jadi Abang Lo, jadi kita boleh aja ngelakuin hal kayak begituan. Gue tau dari wajah Lo kalau Lo sebenernya mau kan!?"

Vio terlihat gugup menatap mata jernih Soobin yang sangat tajam. Dia hampir lupa untuk bernapas sangking takutnya. Dia menghempis tangan Soobin yanh sebelumnya berada di dagunya.

"Gak bin, gak boleh. Gue gak setuju, nanti kalau sekali aja coba takutnya keterusan"

"Jadi menurutmu satu kecupan aja kurang?"

"E-eh... Gak gitu maksudnya"

Soobin tersenyum miring, Soobin merasa sangat gemas melihat tingkah laku Vio yang seperti kelinci yang sudah terpojokkan oleh serigala.

"Gue sebenernya ada rencana, gue mau batalin pernikahan ayah gue sama ibu Lo" ucapnya sambil menggeser badannya lebih dekat dengan Vio.

Vio merasakan bahaya yang akan dia dapat ikut memundurkan dirinya. Tapi Soobin tetap menggeser tubuhnya ke arah Vio hingga Vio sudah berada di pojok Sofa. Soobin menyisir rambut Vio ke belakang telinga Vio dengan lembut lalu tersenyum nakal.

"Jadi gue pastikan mereka ga bakal nikah. Dan Lo bisa nikmatin hasilnya"

Vio mengerutkan keningnya menandakan bahwa dia bingung dengan ucapan Soobin.

"Apa keuntungan gue kalau mereka ga jadi nikah bin?"

"Gue kan udah bilang sebelumnya, kalau mereka ga jadi nikah. Gue yang bakal nikahin Lo"

Kalimat itu berhenti bertepatan dengan bibir Soobin yang mendarat mengecup pipi mulus Vio. Soobin lalu tersenyum melihat reaksi Vio yang merona.

"Lo apa-apaan sih"

"Satu kecupan untuk saat ini cukup ga?"

Vio terdiam malu mendengar perkara Soobin, dalam hatinya sebenarnya dia merasa kurang. Entah kenapa perasaan aneh ini membuatnya ketagihan.

"Jawab gue" ucap Soobin dengan dingin membuat Vio kaget dan langsung berucap latah.

"Mungkin satu kali lagi, eh gak bin gausah"

Soobin tersenyum senang, dengan segera dirinya menangkap tengkuk Vio dan mendaratkan ciumannya lagi. Tapi kali ini Soobin mendaratkan bibir ranumnya di bibir lembut Vio. Hanya sebuah bibir yang menempel tanpa pergerakan, namun sangat lama. Soobin tak ingin melepas ciumannya sedangkan Vio membeku merasakan geli di sekujur tubuhnya. Vio merasakan kupu-kupu berterbangan di perutnya.

Mereka bahkan tidak sadar ada empat oknum yang sudah menatapnya dengan kaget. Soobin melepas ciuman itu dengan pelan. Dia tertawa memandang wajah Vio yang memerah padam.

"Jay, gue sebenernya baru pertama kali nonton orang ciuman" ucap Jake yang berada di depan pintu kamar bersama Jay dan Taehyun.

"Oh..." Gumam Jesselyn dengan perasaan campur aduk melihat kejadian tersebut. Dia sudah sadar sedari saat Vio dan Soobin berisik.

"Mata gue ternodai" Jay mengucek matanya. Sedangkan Taehyun hanya tertawa dalam hati dengan wajah biasa saja.

Mereka pun masuk ke dalam kamar istirahat tersebut. Jay dan Jake sebenernya malu-malu buat duduk di samping Soobin dan Vio mengingat mereka Barus saja melakukan hal menuju kedewasaan.

CALON BANGTIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang