17. sadar

14 2 27
                                    


"JAY INI BENERAN OBAT PEREDA GAK SIH?" teriak Soobin dari kamar mandi.

Soobin merasa obat pereda itu gak ngaruh sama sekali buat Vio, karena gadis itu malah minta sebuah ciuman. Soobin sebenernya mau saja memberinya tapi dia tidak suka saat melakukan hal tersebut dengan orang mabuk. Dia lebih suka saat orang tersebut sadar.

Jay yang mendengar namanya di panggil langsung berlari menghampiri.

"Bener kok, emang kenapa?" Jay mendekati mereka berdua. Mengecek obat tersebut.

"Lah bang, ini kan obat mabuk perjalanan. Bentar gue ambil obat peredanya yang bener" Jay meninggalkan mereka berdua untuk mengambil obat peredanya di tas Jay.

"Heeseung tunggu Vio" panggil Vio saat melihat Jay pergi begitu saja.

"Itu Jay bukan Heeseung" balas Soobin sambil tersenyum manis melihat kelucuan Vio.

Vio menatap Soobin dengan bibir yang di poutkan. Vio masih setia memeluk leher Soobin, dengan kaki yang berjinjit. Vio tersenyum manis sekali hingga Soobin terpesona dengan pahatan wajah indah buatan Tuhannya. Jari-jari tangan Vio terulur untuk menyentuh bibir ranum Soobin.

"Shen..."

"Huh?"

"Shen Yohan..."

Tangan Vio bergerak menarik tengkuk Soobin, mengecup bibir Soobin dengan lembut. Soobin terdiam bukan karena ciuman itu. Tapi karena nama lelaki lain yang keluar dari mulut Vio.

"Ini bang obat pereda yang bener... bang Vio kenapa?"

Jay datang pada saat ke adaan Vio sudah tertidur di pelukan Soobin. Soobin menggeleng lalu mengangkat tubuh kecil Vio dan membawanya keluar dari kamar mandi.

"Dia tidur, Jake gue pinjem kamar Lo ya buat Vio"

Jake mengangguk pasrah, dia lelah karena di jadikan objek oleh Jesselyn. Wajahnya penuh dengan bekas bibir Jesselyn.

"Jesselyn~ udah yah" rengek Jake kepada Jesselyn saat melihat Jesselyn sudah memasang lipstik lagi kebibirnya untuk di tempel ke wajah Jake. Mendengar itu Jesselyn mewek.

"Sini gue aja" panggil Jay yang kembali dengan Coca-Cola di tangannya. Jesselyn langsung menghampiri Jay lalu duduk di hadapan Jay.

"Chuu~"

Jay tersenyum lega, dia merasa bebannya langsung hilang setelah pipinya di cium.

"Gue gak di kasih nih?" Tanya Heeseung yang berada di samping Jesselyn.

.
.
.

POV Soobin:

Ku turunkan tubuh Vio ke kasur single itu. Lalu aku duduk di kasur bersamamu yang sudah terlelap tidur. Tanganku terangkat untuk merapikan rambutmu yang menutupi dahimu. Wajahmu terlihat sangat damai saat tertidur. Dengkuran halus mu juga membuat ku tenang.

Tapi pikiran ini masih terus memikirkan dirimu yang pada saat itu memanggil nama cowok lain selain diriku dalam ketidak sadaranmu. Shen Yohan... Mantan mu benarkan?

Kenangan apa yang membuat mu tidak bisa melupakannya bahkan hingga kau yang tak sadarkan diri memanggil namanya.

Aku kira aku orang yang menjadi kenangan mu saat ini, tapi aku sadar. Kenangan yang aku buat ga sebanding dengan kenangan yang pernah mantanmu berikan.

Aku sangat kurang jika di sandingkan denganmu. Apa aku menyerah saja? Tapi aku hampir menyelesaikan tantangan ku. Aku sebentar lagi akan di angkat menjadi Bos. Tuhan... Berikan aku ke sabaran.

Aku benar-benar ingin memiliki mu Lee Vio. Kau satu-satunya gadis pertama yang aku anggap serius.

Aku mencium tanganmu dengan lembut, lalu aku pergi meninggalkan mu. Aku keluar dari kamar Jake dengan perasaan tidak karuan. Aku menetralkan mataku saat melihat meja dan karpet bergambar kartun sudah bersih, dan berganti menjadi karpet berbulu yang lembut dengan bantal-bantal yang lumayan banyak.

CALON BANGTIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang