IMAGINATIONSHIP : Maybe I Was Completely Delusional
Momen singkat yang membahagiakan dua insan membuat mereka berpikir jika cinta itu bisa hadir di antara mereka.
Bayang-bayang indah membina sesuatu yang orang-orang sebut "rumah" itu ternyata bisa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••• •••♡•••
Kakak kamu kriminal ya?
•••••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Saya titipkan adik kandung saya kepada Engkau untuk kau jaga, untuk kau sayangi untuk kau lindungi, untuk kau bimbing di segala permasalahan dunianya ataupun akhiratnya. Baiknya buruknya sikap dia, tetaplah adik kecil yang keluarga kami jaga sama sama, jika ada hal yang tidak kamu kehendaki kamilah keluarganya, ungkapkan kepada kami. Manusia tidak ada yang sempurna semoga lebihnya Adik saya bisa menutupi kekurangan kamu dan kurangnya Adiknya bisa melengkapi kelebihan kamu..."
Sepenggal pesan dari Mahendra di hadapan semua orang untuk Raka sebelum akad dilakasanakan. Mengalahkan batu penghalang yaitu gengsi, kasih sayang yang jarang timbul itu bisa meluap dalam satu waktu melalui rangkaian kata, dengan banyak harapan.
"Saya terima nikah dan kawinnya Maudy Lalika binti Falan Kusuma dengan maskawin tersebut dibayar tunai..."
"Bagaimana para saksi?"
"SAH!"
"Alhamdulillah"
Detik ini Maudy resmi menjadi seorang istri dari Raka Kalingga Pramudya. Walaupun awalnya hanya menerima pernikahan karena permintaan Sang Nenek tapi akad yang tadi Raka ucapkan itu tidak sekedar hanya tapi memiliki bagian yang besar untuk hidup Maudy.
Janji dua orang dihadapan Tuhan untuk menjalani sisa hidupnya bersama-sama, untuk beribadah mencari rahmat dan ke-ridhaan Allah bersama-sama. Untuk bertahan penuh rasa syukur dengan satu sama lain karena Allah SWT dalam susah dan senang.
Pernikahan itu pahalanya besar dan berlipat maka dari itu ujiannya juga bertahan sekuat-kuatnya bersama. Sabar yang harus seluas samudra, ego yang harus saling ditekan. Maka dari itu butuh Allah sebagai sandaran. Menyatukan dua kepala dalam satu rumah dengan berbagai kerikil dunia untuk menaikan tingkatan pribadi seseorang.
