BAB 19

1.6K 121 0
                                    

Sekarang sudah jam istirahat dimana semua murid sedang berada di kantin begitu pula dengan Antares and the geng Mereka saat ini sedang memakan makanan mereka masing masing

"Eh- katanya ntar itu loh si tuan Alrai itu mau datang ntar siang pas istirahat kedua" ucap Ardan membuka percakapan

"Terus?" Tanya Alfa

"Keknya kita di suruh buat bersikap baik atau apalah yang penting bersikap kek memang sekolah elit dan beradap gitu ntar ni sekolah hilang satu donatur nya kalau tau sipat muridnya kek setan" jelas Ardan

"Eeh emang harus gitu ya?" Tanya Axel

"Yah begitulah, sekolah elit tapi murid kek setan semua" kata Antares

"Aneh ni sekolah jadi pen pindah ke sekolah lama lagi" jawab Axel

"Pindah berarti di coret dari keluarga ini" kata Ardan

"Hah keluarga? Maksudnya?" Tanya Axel tidak faham

"Yaelah Kitakan udah satu circle ni anggap aja kek keluarga gitu" jelas Antares

"Nah bener tuh, Zio nanti kalo ni mahluk jadi jadian keluar coret dari KK kita ya" ucap Ardan sambil menatao Zio

Zio yang di tatap langsung saja mengeluarkan selembar kertas dan sebuah pena dari saku nya "nih KK asal asalan yang kemaren mu kasi" ucap Zio sambil memberikan kertas tadi pada Ardan

"Eh- bagi liat Weh" kepo Antares

"Nih nih liat nama kalian" ucap Ardan sambil memperlihatkan isi kertasnya

"Weh dari mana lo tau nama gue trus ini juga tanggal lahir asli gue, lo ambil data pribadi gue ya!" Ucap Antares syok saat melihat nama dan tanggal lahirnya

"Gue dapat dari data sekolah, nah lihat keren kan KK kita, kita tinggal cari emak sama bapak nya doang abis tu udah lengkap deh keluarga kita" jelas Ardan

"Gue jadi anak pertama Cok, mana memang gue lagi yang paling tu" ucap Axel setelah selesai membaca semuanya

"Aku anak ke dua" Zio juga ikut komen

"Eh- si Ares paling kecil, tapi itu beneran kah?" Tanya Axel

"Iya lah emang bener gue paling kecil tapi gapapa gue jadi bungsu eakkk dapat Abang jahannam semua kecuali Alfa si dia agak ekhem dingin aja si" jelas Antares

"Brarti aku jahannam juga ya?" Tanya Zio

"Gak jahannam si cuman polos tapi lebih ke bego aja" bukan Antares yang menjawab melainkan Ardan

"Anj- gak usah jujur jujur amat" ucap Axel sedikit nge-gas

"Dah cukup gess gak baik ngeroasting temen kita ntar berdosa Weh dosa gak baik faham kalen" ucap antares

"Iyain dah" pasrah Axel

"Xel" panggil Ardan

"Apa?" Tanya Axel heran saat melihat wajah Ardan yang tersenyum seperti om om pedo

"Ngerusuh yok, biar nama kita terkenal plus ntar ciwi ciwi kepincut ma kita" ucap Ardan sambil menaik turunkan alisnya

"Ide bagus tapi buruk" jawab Axel

"Hah? Jelaskan wahai saudaraku kurang akhlak ku" ucap Ardan meminta penjelasan

"Baik karna kita bisa tenar buruk karna ketenaran kita yang nakal plus ntar di hukum ma guru BK" jelas Axel

"Cuman itu toh, yudh b aja si, yok lah gas kita jahilin guru BK" ucap Ardan

"Ppttff...... uhuk..... uhuk..... Udah di jelasin tapi kek nya otak lo udah agak rada rada si, mending xel Jan dekatin dia" ucap Antares menahan tawa yang berakhir batuk

"Gapap res udah biasa, gas lah kita jahilin guru BK" jawab Axel

"Sama aja ternyata percuma gue jelasin, dah lah yuk Zi, fa kita ke kelas biarin aja para curut dua ni ngerusuh" ucap Antares lalu pergi dari kantin

"Aku tak akan membantu" ucap Alfa sebelum meninggalkan Axel dan Ardan yang sedang membuat rencana untuk menjahili guru BK

Sesampainya dikelas Antares duduk di bangkunya sambil menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangannya sedangkan Zio dan Alfa sedang memainkan ponsel mereka masing masing tak ada pembicaraan disitu karna guru mereka belum datang dan juga murid murid di kelas mereka lebih memilih pergi ke kantin atau sekedar duduk ditaman

"Gimana kalau Ardan dapat masalah?" Akhirnya Zio sudah bosan dengan keheningan dan memilih mengeluarkan suaranya

"Yah mungkin di hukum? Atau di skors? Gatau lah" kalimat Antares seperti bertanya bukannya menjawab

"Gak bahaya kah? Nanti gimana kalau mereka jatuh di tangga pas lari atau mereka kepeleset atau malah kesandung trus jatuh gimana? Trus nanti belum lagi guru BK nya galak" cemas Zio

"Positif thinking paling kalau jatuh cuman patah tulang trus kalau guru BK nya galak tinggal sumbat telinga" jawab Antares santai

"Kejam, jadi serasa punya temen pisikopat" ucap Zio sambil menatap Antares

"Mereka akan membuat seluruh sekolah kacau lebih baik kita hentikan mereka" ucap Alfa kemudian dia berdiri dari duduknya

"Kita pencar agar lebih mudah mencari mereka" ucap Antares

"Baik" ucap Zio dan Alfa kompak

Mereka bertiga pun berpencar dan berjalan di lorong sekolah sesuai dengan arah masing masing Antares yang turun ke lantai satu, Alfa yang masih berada di lantai yang sama yaitu lantai dua dan Zio yang pergi ke lantai tiga

Saat Antares berjalan ke arah taman belakang sekolah samar samar Antares mendengar suara orang yang tengah berdebat "suara siapa itu? Tidak seperti mereka berdua, ah- sudahlah lupakan" batin Antares yang ingin pergi dari sana namun dia menghentikan langkahnya saat dia mendengar salah satu dari mereka berteriak sambil mengucap namanya karna namanya di ucap Antares pun berbalik dan bersembunyi di balik pohon untuk mendengar perdebatan mereka

"Aku tidak mau ayah mengadopsi anak itu" 

"Ayah akan tetap mengadopsi Antares"

"Dia itu pembawa sial ayah, banyak orang yang dibully olehnya belum lagi akhir akhir ini dia sering berbuat kerusuhan bersama teman temannya" 

"Itu wajar kau juga sama" 

"Cih jangan samakan aku dengannya aku benci hal itu dan aku sangat beda jauh dengannya" 

"Terserah apa katamu ayah akan tetap mengadopsinya" 

"Aku akan mengatakan pada kakek kalau ayah akan mengadopsi Antares" 

"Sudahlah lagian apa salahnya Antares itu anak yang cukup manis jadi tidak masalah" 

"CK terserah saja aku akan tetap mengatakan pada kakek"

Antares yang melihat dan mendengarpun sedikit faham tentang perdebatan mereka namu karna dia yang dijadikan bahan debat dia jadi sedikit bangga "ah- jadi gini yah di jadikan bahan debat keren si, tapi salahnya kenapa haru gue coba males bat apalagi itu eeehhh itu kan dia Ryo Alrai itu wihhh parah mana sama bapaknya lagi" batin Antares yang masih fokus dengan perdebatan mereka

"Pantas tu anak suka gangguin gue cape lama lama dahlah mending pergi sebelum ketahuan mana harus nyari dua curut gak ada akhlak lagi" batin Antares kemudian pergi dari sana secara diam diam dan lanjut pergi mencari dua curut sialannya itu

TRANSMIGRASI ANTARES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang