BAB 40

899 47 1
                                    

Pagi ini Antares dibuat bingung karna semua Abang Abang dan kakak kakak barunya memberikan masing masing saat black card kepadanya bahkan para orang tua juga heran ada apa dengan anak anak mereka bagaimana dengan opa dan Oma? Ya mereka memilih abai tapi tetap memberikan black card kepada Antares sambil tersenyum manis

"Hmm kalau begitu Ares berangkat sekolah dulu" pamit Antares sambil menyalami mereka semua

"Jangan lupa untuk jajan dengan black card yang kakak beri ya!" Ucap Niela sambil tersenyum

"Eh- iya kak" balas Antares lalu mulai masuk kedalam mobil yang disana sudah ada sikembar dan Nova

Mereka berempat berangkat bersama dalam satu mobil dengan Elvero yang mengendarainya awalnya Alvaro melarang agar dia saja yang menyetir tapi buka Elvero namanya jika tidak keras kepala akhirnya Alvaro hanya pasrah saja lagian dia malas berdebat dan membuang tenaganya

Elvero melakukan mobil dengan kecepatan sedang karna tidak hanya ia yang ada didalam mereka hanya menempuh sekitar 45 menit karna jarak antara mansion Dazier dengan sekolah tidak jauh dan tidak dekat juga lah gimana seh

"Bang Ares duluan ya, nanti murid murid lain pada liat" ucap Antares yang langsung saja keluar tanpa menunggu jawaban dari para abangnya

"Memangnya kenapa kalau murid lain melihat lagi pula ini masih terlalu pagi hanya beberapa orang saja yang baru datang aneh aneh saja" ucap Elvero

"Menghindar lebih baik dari pada menjerumuskan diri dalam masalah" ucap Alvaro

"Hah? Apa sih gak ngerti" ucap Elvero yang tiba tiba lemot padahal Masi pagi

"Dia bisa jadi batu loncatan untuk mereka para fans kita" ucap Nova yang ikut keluar dari mobil dan melangkah menuju kelasnya

"Ingin disini lebih lama?" Tanya Alvaro melihat kembarannya lalu keluar dari mobil

"Tidak, ayo masuk aku ah- tidak kita bolos saja aku tiba tiba malas untuk masuk" ucap Elvero sambil mengikuti sang kembar

"Terserah lagi pula belajar cukup membosankan" ucap Alvaro jalan menuju arah rooftop diikuti oleh Elvero dari belakang

"Bagus juga memiliki kembaran yang cukup se-frekuensi" ucap Elvero

Kembali ke Antares saat ini ia sedang duduk didalam kelas sambil melihat 16 black card yang diberikan oleh opa, Oma para orang tua beserta para Abang dan para kakak barunya

"CK mentang mentang semua pada sukses mana ada yang kuliah sambil kerja lagi dan parahnya bang Nova bakal ikut ambil bagian juga" ucap Antares menyimpan semua black card didompetnya yang langsung terlihat menggembung owh jelas karna tidak hanya ada black card uang cash juga ada

"Makan mu sangat banyak yah, bahkan aku belum pernah memberimu makan sebanyak ini" gumam Antares saat melihat dompetnya lalu menyimpannya yah memang Antares sering meng-hacker perusahaan orang namun ia memilih untuk membeli tanah dan mansion dengan uangnya untuk sisanya ia menyumbangkan ke panti asuhan atau untuk orang orang yang kurang mampu

"Ribet idup gue mending nelfon Zean aja mana tau dia udah mau berangkat kalo belum tinggal paksa aja" ucap Antares lalu menelfon kontak dengan nama Zean ajah

"Hallo kami dari PT antah barantah ingin meminta sumbangan dana" ucap Antares saat telfon sudah terhubung

"Mohon maaf saya hari ini belum punya uang lima tahun lagi aja nunggu saya sukses dulu kalo gak sukses ya gak dikasi dong" balas Zean disebrang sana

"Bisa aje lu, eh btw lo udah berangkat?" Tanya Antares

"Gue mau coba telat sesekali trus bikin alasan tadi tetangga saya ada yang butuh bantuan" balas Zean

"Emang bisa gitu?" Tanya Antares keheranan

"Kalo gak bisa dibisa bisain!" Ucap Zean

"Oh gitu toh, semoga sukses aja si gue bantu do'a dari sini aja males bantu nolongin" ucap Antares cengengesan

"Ish serah dah lagian lu ganggu tau gak gue lagi asik asik mimpi malah diganggu" kesal Zean karna belum sempat menikmati mimpi indahnya

"Mimpi trus liat jam sekolah sekolah jangan malas malasan dasar kebo" ejek Antares

"Iyain dari pada lo bapaknya kebo yang tidur gak tau waktu dasar ngatain elit Sadar diri sulit" balas Zean tak mau kalah

"Gue sadar diri kok gue tidurnya selalu lama tapi kan beda setidaknya gue bangun kalo dibangunin gak kaya lo" ejek Antares lagi

"Siapa yang bilang lo bangunin langsung bangun yang ada pindah tempat trus lanjut tidur lagi" Zean tidak terima dan langsung membalas Antares 

"Bacot pokonya elu yang kebo" ucap Antares lagi

"Yang tua ngalah aja ke bocil iya dah iya udah dulu gue mau mandi" ucap Zean mematikan telfon

"Sabar sabar kalo gak sabar kuburannya sempit" gumam Antares lalu memainkan game di ponselnya hingga sebuah suara sedikit mengagetkannya

"Pagi Dispenser, gimana keadaan lo? Masi waraskan?" Yah siapa lagi kalau bukan Axel entah apa yang terjadi dengannya hingga ia datang lebih awal

"Tumben cepat biasanya telat Mulu" sindir Antares

"Iya dah sipaling rajin yang datang selalu cepat bahkan Masi jam enam tapi udah berangkat aja" ucap Axel dengan nada julidnya

"Suara lu jelek mana cempreng lagi, udah tujuh belas tahun tapi suara Masi cempreng" sindir Antares

"Iya dah iya terserah lu aja gue nyerah serius" ucap Axel yang mencak mencak bagai anak kecil lalu duduk di bangkunya

"Huh! Gue ngambek" ucap Axel lalu memainkan ponselnya

"Yaudah gue minta Alfa ngeluarin lo dari KK keluarga kita" ucap Antares

"Eh- jangan, gue gak ngambek lagi" ucap Axel mendekat kearah Antares

"Res gue mau ngomong serius sama lo!" Ucap Axel yang tiba tiba serius

"Apa? Gak deh makasi gue gak mau diseriusin sama lo gue Alhamdulillah Masi normal" ucap Antares

"Bukan itu dengerin dulu" ucap Axel lalu melihat kekanan dan kekiri

"Gue kena teror dmdan semalem gue ditelfon buat jauhin lo kalo gak gue bakal dapat akibatnya, jujurly gue gak takut" ucap Axel santai

"Lah orang dimana mana diteror takut lah ini malah gak takut" ucap Antares sambil geleng geleng kepala

"Itu dia, lo bisa jaga rahasia?" Tanya Axel

"Bisa aja si" ucap Antares

"Bapak lacnad gue itu Mapia yah meski cuman masuk sepuluh besar tapi yang penting Mapia" ucap Axel bangga

"Owh pantes gak ada takutnya bahkan sama guru BK juga" ucap Antares

"Apa coba hubungannya sama guru BK gak ada hubungannya" ucap Axel

"Hmm tapi-" perkataan Antares terhenti saat seseorang mendobrak pintu kelas mereka

BRAKKK

"Yo gess ketemu lagi bareng belender, rice cooker dan Freezer" ucap Ardan masuk sambil tersenyum lebar

"Pagi res" sapa Zio yang berada di belakang Ardan bersama dengan Alva

"Pagi juga Zi" sapa balik Antares

"Yo mixer pagi" ucap Ardan menyapa Axel

"Pagi juga blender" sapa balik Axel

"Eh- pagi juga rice cooker pagi freezer" sambung Axel

"Pagi mixer" balas Zio

"Udah pada er er aja nama julukan kita" ucap Antares

"Biar keren aja gitu" ucap Ardan

"Serah dah serah" pasrah Antares lalu melanjutkan kembali acara main gamenya sampai para murid berdatangan dan guru yang memulai pelajaran

TRANSMIGRASI ANTARES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang