JC - The Day

294 17 0
                                    

"Sesuai dengan hukum Tuhan yang satu dan inilah janji setiaku yang tulus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sesuai dengan hukum Tuhan yang satu dan inilah janji setiaku yang tulus."

Nuansa bunga di siang hari itu. Membuat mata yang keruh terasa kembali segar. Tema yang dipilih Jeonghan ini memang tidak gagal sama sekali. Semua orang ikut bahagia di acara sakral mereka.

Hotel yang dipilih Seungcheol juga pas dengan tamu undangan mereka yang hanya berkisar 100 orang saja. Keluarga, teman kantor Seungcheol, dan 5 teman Jeonghan. Omong-omong dia terbilang introvert. Jadi intimate wedding sangat cocok untuk keduanya.

Jeonghan yang sedari tadi menunggu di ruang pengantin. Ditemani oleh Seungkwan dan Eisa, hanya menampakkan gemetar. Karena sebentar lagi dia akan dijemput oleh orang tuanya untuk naik ke altar menghadap sang kekasih.

"Han, lo minum dulu gih. Daripada pas ucap janji, tenggorokan lo seret."

Eisa menapuk kepala pria di sampingnya itu. "Anjing lu, liat noh temen lu lagi guguk. Jangan di becandain, monyet."

"Gugup tolol, bukan guguk."

Han tersenyum datar. "Bisa gak lu berdua diem dulu. Gue lagi nyiapin mental."

Dua temannya itu kini duduk di samping Jeonghan. Menepuk bahu pengantin itu karena memang wajah Jeonghan terlampau pucat sangking groginya.

Dari luar terdengar suara MC dan sayu-sayu tamu. Acara sudah di mulai ya? Sial. Jeonghan makin lupa naskah untuk pemberkatan nanti. "Aku akan menerima kamu sebagai suami dan juga teman hidupku. Menerima baik buruk, susah sena-"

Pintu tiba-tiba terbuka. Tiga orang lain datang untuk memanggil Jeonghan. "Woy, lu dipanggil. Cepetan!"

Dokyeom yang berteriak, kini berdiri di depan pintu. Berbaris dengan Soony dan Jun di sampingnya.

"Gimana ini. Gue lupa janjinya."

"Yaudahlah, nanti di bantu sama pendeta. Gak usah khawatir." Jawab Eisa dengan logika supernya.

Kwan mengangguk setuju. "Gak bakalan batal kok nikahan lo. Tenang."

Ibu Jeonghan mulai menggandeng lengan putranya yang baru saja keluar dari ruangan. Begitu pula dengan sang ayah. Mereka mencoba menenangkan Jeonghan, bahkan ketika diri sendiri juga sudah ikut gemetar karena putra semata wayangnya akan sah menjadi milik orang lain.

Jalan yang tak terlalu jauh itu, terasa sangat lama untuk ditempuh. Ibu Jeonghan mengelus lengan putranya pelan. Memastikan bahwa setelah ini, kehidupan bahagia pasti akan datang pada dia dan Seungcheol.

FELICITA' UNIVERSE - infinite storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang