"Tapi kamu capek, cantik. Aku gak mau tiap kamu rajin gini, malah gak tau waktu, sampe ngedrop."
•
•
•
•
•
•
•
Deru mobil berhenti tepat di depan halaman rumah Eisa. Sang pemilik rumah sudah berada di teras masih dengan handphone di telinganya. Seungcheol memang melarang Eisa menutup telfon. Agar tak ketinggalan sedikitpun info yang ada tentang Jeonghan.
"Han di dalem, bang."
Mendengar itu, Seungcheol segera masuk. Melihat si cantik tertidur di sofa dengan pelipisnya yang mengerut seperti menahan sakit. Badan yang sudah tertutup selimut itu kini dia dekati. Memegang dahi kekasihnya yang benar saja, sudah mendidih.
"Gue temenin ke rumah sakit ya, bang."
"Nggak usah, sa. Gue sendiri aja. Makasih banget udah bantu."
Pria lebih tua setahun dari geng deckgil itu menepuk pundak suaminya. Mencoba sedikit menyadarkan Jeonghan untuk selanjutnya dia gendong ke mobil.
"Yang, aku gendong ya. Ayo."
Jeonghan hanya diam. Jangan sampai pria ini pingsan sangking sakitnya. Sebenarnya hati Seungcheol sudah tak karuan. Pagi tadi, dia berangkat kerja dengan Jeonghan tersenyum rekah dan pamit ingin pergi kerumah Eisa. Entah kenapa, siang ini badan kecil itu sudah lemas. Seungcheol segera mengangkatnya menuju ke mobil, dengan Eisa sigap membukakan pintu.
"Di kursi belakang aja, sa. Biar bisa enak posisinya."
"Iya, bang."
"Makasih ya. Gue cabut dulu."
"Ok. Hati-hati nyetirnya bang."
Sesekali Seungcheol melirik ke belakang. Melihat kondisi Jeonghan yang sama sekali tak menjawab saat dia ajak bicara. Ayolah, siang panas begini. Dengan suasana seperti ini sangat tidak cocok dan tidak lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELICITA' UNIVERSE - infinite stories
FanfictionTentang hiruk pikuknya dunia. Cinta, keluarga, sahabat, mimpi, dan juga diri sendiri. Semesta tanpa batas dan akhir yang akan terus berjalan menemani semua tokoh dalam cerita ini. Berlangsung untuk selamanya