"Biarin gue disini. Nggak papa kalo lo anggep gue gak ada."
•
•
•
•
•
•
•
Gelap malam kala itu. Memberi rasa gundah yang entah kenapa memenuhi dada Eisa. Setelah membaca pesan dari saudara jauhnya. Ruang kamar yang sebenarnya tak ada beda, terasa makin sepi tanpa suara.
Ada beberapa hal yang kadang membuatnya resah luar biasa. Saat berada di tempat terlalu ramai ataupun terlalu sunyi. Jantungnya terasa berdetak dengan terburu-buru. Hingga tanpa sadar, dia remas baju yang menutupi dadanya.
Dengan cepat dia berjalan ke kamar mandi. Hanya guna menghidupkan keran dan mendengar suara air. Gemericik, menggantikan keresahan yang dia rasa.
Tanpa menunggu lama. Bathtub itu dipenuhi air hingga meluber. Eisa mendudukkan dirinya di sana. Berendam di air dingin itu. Memejamkan matanya. Menghilangkan apapun yang dia pikirkan di kepalanya.
"𝘈𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘮𝘪 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨! 𝘎𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘨𝘶𝘯𝘢 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘮𝘶. 𝘒𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳!"
Eisa kalut. Dia lebih jauh masuk ke dalam air. Perasaannya makin memburuk.
"𝘎𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘱𝘪 𝘺𝘢. 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘺𝘢. 𝘚𝘦𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘦𝘮𝘱𝘶𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘶𝘩𝘪 𝘴𝘢𝘺𝘢."
Semua itu jelas, namun syukurlah. Sekarang sedikit memudar.
"𝘚𝘢𝘺𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘺𝘢."
Pudar bersama seluruh badan itu. Tenggelam disana. Telinganya pun makin hening. Dia sudah tak merasakan sesuatu. Resah, takut, sedih, atau bahkan sakit.
"Dimana sih?"
Sejak tadi. Seorang pria hanya bisa mondar-mandir di depan pintu. Tak ada yang membukakan. Bahkan pemilik rumah itu, sama sekali tak menjawab telfon.
Ini aneh. Tak biasanya gerbang itu tak di kunci. Membuatnya mudah sekali dibuka. Tak biasa juga kelambu masih terbuka. Memperlihatkan isi ruang tengah yang kosong.
"Saa. Pleasee."
Kepalanya sudah riuh tak tenang. Hanya ada satu cara. Mendobrak pintu itu. Segera masuk dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELICITA' UNIVERSE - infinite stories
FanfictionTentang hiruk pikuknya dunia. Cinta, keluarga, sahabat, mimpi, dan juga diri sendiri. Semesta tanpa batas dan akhir yang akan terus berjalan menemani semua tokoh dalam cerita ini. Berlangsung untuk selamanya