Tentang hiruk pikuknya dunia. Cinta, keluarga, sahabat, mimpi, dan juga diri sendiri. Semesta tanpa batas dan akhir yang akan terus berjalan menemani semua tokoh dalam cerita ini. Berlangsung untuk selamanya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Disana mana. Dia masih di perut aku."
•
•
•
•
•
•
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Entah sudah berapa kali Seungcheol memencet tombol panggil di handphonenya. Mereka berdua masih di rumah makan beberapa menit lalu. Kini Seungcheol berlarian saat tau suaminya mengeluarkan bercak darah di parkiran mobil tadi.
"Ddu, celana aku kok kerasa basah ya." Ucap Jeonghan yang tiba-tiba berhenti berjalan dan memegang celana bawahnya.
Seungcheol yang mendengar itu. Akhirnya mengecek sebentar. Melihat noda merah itu terlihat jelas disana. Menutupi seluruh bagian belakang celana Jeonghan yang berwarna coklat muda.
"Yang, kita ke mobil aja."
"Kenapa celanaku?"
"Udah ke mobil aja dulu." Pria itu menggandeng si cantik untuk segera masuk ke mobil.
Pikiran buruk merasuki kepalanya. Dia memencet handphonenya berkali-kali. Tingkahnya seperti gusar sendiri dan bingung harus melakukan apa. Jeonghan yang masih tak tau apa maksudnya, makin penasaran ada apa sebenarnya.
