"Sorry, Kyeom. Aku pesen taxi gimana?"
•
•
•
•
•
•
•
"Shu, kita mampir ke situ dulu ya."
"Em? Boleh."
Dokyeom yang sibuk menyetir motornya itu. Kini berhenti di salah satu toko baju di ruas jalan yang mereka lewati. Banyak koleksi dan jenis untuk pria. Dari kaos, celana, jaket, hingga sepatu.
Sebenarnya ini juga bukan untuk dirinya ataupun Shua. Pria yang sedang dia bonceng menggunakan motor besarnya. Mereka akan datang ke acara pesta kecil usutan sahabat. Mana mungkin tidak membawa bingkisan saat datang.
Shua juga sedari tadi membatin, apa tidak membawa hadiah? Secara ini adalah pesta ulang tahun. Tentu saja hadiah itu menjadi suatu syarat bagi tamu untuk mendatangi pestanya kan. Apalagi dandanan mereka sebenarnya juga terlalu santai.
Jika dijelaskan. Dokyeom memakai serba hitam, berbahan dingin yang lebih pantas untuk berolahraga. Sedangkan Shua pakai kemeja alias outfit andalannya yang simple dan cocok untuk apapun. Di padu juga dengan motor harley yang match dengan baju si pemilik.
Selama di dalam toko. Jujur Dokyeom bingung. Apa yang harus dia beli. Dia hanya berpindah dari gantungan ini, ke rak itu. Lalu kembali. Terus seperti itu.
Shua yang sedari tadi hanya melihat pria itu. Akhirnya kini mendekat dan berniat bertanya. Sebenarnya apa yang akan dibeli oleh Dokyeom malam ini?
"Jadinya nyari apa?"
"A-aku bingung sebenernya."
"Aku bantu cari ya. Umurnya berapa?" Shua kini mendekat ke arah kaos-kaos. Sambil memilah dengan mengamati detail model dan bahannya. Tentu saja desainer lebih tau hal seperti ini.
"Kayaknya 21."
"Okey. Kalo sepatu kan resiko sizenya. Jadi gimana kalau jaket. Biar lebih sering dipake juga."
Dokyeom menggaruk tengkuknya. Benar juga ya. "Boleh."
Tak lama. Jaket warna dominan hitam itu akhirnya sudah berada di meja kasir. Hendak mereka bayar, kemudian lekas pergi dari tempat itu.
Namun kini Shua melihat satu syal yang berada di sebuah manekin. Berwarna cream dengan bahan yang terlihat sangat halus walau dari jauh.
"Kenapa?" Bisik Dokyeom dari sebelahnya.
Seketika Shua menoleh. Bertatapan dekat dengan dua manik hitam itu. Sambil berkedip tak henti. Saking terkejutnya.
"Em, itu. Aku mau kesana dulu." Pamit Shua dan berjalan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELICITA' UNIVERSE - infinite stories
FanfictionTentang hiruk pikuknya dunia. Cinta, keluarga, sahabat, mimpi, dan juga diri sendiri. Semesta tanpa batas dan akhir yang akan terus berjalan menemani semua tokoh dalam cerita ini. Berlangsung untuk selamanya