"Kerja terus! Aku kayak diselingkuhin tiap kamu bela kerjaan-"
•
•
•
•
•
•
•
Suasana kantor sejak malam tadi sangat chaos. Bahkan pemilik jabatan tertinggi sudah mendengar bahwa ada gagal promosi di proyek terbaru. Ya, proyek dibawah pimpinan Choi Seungcheol.
Entah apa saja yang kini ribut di kepala Seungcheol. Dia sudah tak tau lagi harus berbicara apa saat berhadapan dengan atasannya. Ini bukan lagi tentang proyek itu, tapi juga jabatannya sebagai direktur yang cukup berpengaruh di perusahaan ikut terancam.
Sudah dua hari Seungcheol tak pulang. Dia benar-benar menginap di ruangan kantornya hanya untuk mengecek ulang semua data yang dia terima dari pegawainya. Benar, dia sudah tanda tangan. Artinya dia harus bertanggung jawab atas semua ini.
Menjelaskan semua dari yang terkecil hingga akar masalah. Membuat Seungcheol kepalang pusing. Bahkan Mingyu berulang kali mengingatkan untuk bosnya itu segera pulang.
Bohong jika dia bilang, bila tak ikut stress melihat kekacauan ini. Tapi di lain hal. Keluarga dirumah juga pasti akan ikut kepikiran jika tak dikabari sama sekali bukan? Mingyu berusaha tetap pulang walau tengah malam dan berangkat lagi pagi-pagi buta. Hanya untuk melihat anak serta kekasihnya tidur saja.
Mungkin terlihat sepele. Tapi di waktu seperti ini, melihat orang tersayang adalah suatu pendukung mental tersendiri.
"Pak. Mending bapak pulang dulu. Udah dua hari bapak gak pulang. Kasian kak Han."
Seungcheol memegang kepalanya kasar. Bukan waktunya untuk itu. "Bisa nanti. Ini belum kelar, gyu."
"Kak Han dari kemarin bilang mau kesini. Tapi katanya gak bisa berangkat sendiri karna mual parah. Bapak gak bisa ninggalin kak Han pas hamil muda."
"Jangan sampe Jeonghan kesini. Kalau perlu gak usah kamu bales dulu chatnya." Ucap Seungcheol ketus. Karena jujur dia sudah tak memikirkan ke arah itu.
Mingyu geram. Sudah berulang kali dia ucapkan untuk bosnya itu segera pulang. Dia seperti ini karena sudah mengalami bagaimana sulitnya orang hamil bahkan trimester pertama untuk melakukan semua hal sendiri. Bahkan suaminya hilang seperti ini, apakah itu bisa dibenarkan?
Seungcheol keluar ruangan dengan menutup pintu keras. Sepertinya amarah dan rasa lelah sudah berada di pucuk kepala. Mingyu hanya terdiam. Dia juga tak cukup nyali untuk menghadapi Seungcheol disaat seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELICITA' UNIVERSE - infinite stories
FanfictionTentang hiruk pikuknya dunia. Cinta, keluarga, sahabat, mimpi, dan juga diri sendiri. Semesta tanpa batas dan akhir yang akan terus berjalan menemani semua tokoh dalam cerita ini. Berlangsung untuk selamanya