"Aku mau lupain semuanya."
•
•
•
•
•
•
•
Joshua Hong. Pria yang duduk di meja kerjanya, sudah rapi di siang bolong begini. Dengan atasan favoritnya. Berwarna putih sejuta umat. Entah sejak kapan pula kakinya mulai berhentak-hentak gemas di bawah meja.
Selama hampir dua puluh tahun. Dia tak pernah merasakan pengalaman tentang berharap pada seseorang sedalam ini lagi. Ada apa di umurnya yang sudah menginjak 26 tahun? Rasa kekanak-kanakan seperti saat dia kecil dulu, mendadak kembali.
Tapi hal ini lain. Lebih spesifik. Dengan siapa dia ingin disayang atau bahkan dicinta. Seseorang yang lebih dari setahun ini bersama dengannya walaupun waktu mereka bertemu sangat sulit sekali diatur. Shua ingin mendapatkan segala warna-warni perasaan dari pria itu.
Sudah tiga hari mereka tak bertemu. Alasan pekerjaan selalu jadi yang pertama muncul ketika mereka sulit bertatap muka. Tiga hari yang lalu pula pria itu datang ke apartemennya untuk memberi tau satu hal yang akan mereka lakukan hari ini. Apalagi kalau bukan kencan.
Kain, gunting, dan benang adalah kekasih Shua sejak dia sekolah menengah pertama. Hingga kini, bagaimana dia bergulat dengan berbagai bentuk pakaian yang harus sesuai dengan karakter clientnya. Dia selalu menghabiskan waktu hanya untuk itu.
Namun sepertinya, menerima Jeonghan sebagai client pada beberapa bulan lalu. Membuatnya bersyukur tak terbendung karena dapat menemukan sosok yang selama ini tidak dia duga.
Pria dengan senyum rekah yang selalu menyapa saat pintu apartemennya terbuka. Membawa makanan atau barang-barang lucu untuk dia berikan pada Shua.
Hal-hal kecil yang sebenarnya tak Shua harapkan untuk dia minta atau terima. Tapi sekarang menjadi sesuatu yang dia nanti-nanti saat pria itu memencet bel dan menyapa lewat monitor kecil disana.
"Siangg maniss." Ucap pria yang lebih tinggi darinya itu. Yaaa, apalagi yang dia bawa kali ini.
Shua memandang ke plastik itu sembari tersenyum menaikkan alisnya.
"Oh, tebak ini apaa." Dokyeom menaikkan plastik itu sejajar dengan kepalanya.
Pria manis di depannya memandang ke atas. Mencoba menebak kira-kira apa isi plastik itu? Makanan? Atau pajangan lagi? Tapi jika melihat ukurannya, sepertinya itu kotak untuk dessert kesukaan Shua.
"Emm. Donat?"
"Yahh. Kamu pingin donat ternyata. Nanti kita beli. Okey."
"Eh-nggak. Aku nebak aja. Terus itu apa isinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
FELICITA' UNIVERSE - infinite stories
FanfictionTentang hiruk pikuknya dunia. Cinta, keluarga, sahabat, mimpi, dan juga diri sendiri. Semesta tanpa batas dan akhir yang akan terus berjalan menemani semua tokoh dalam cerita ini. Berlangsung untuk selamanya