"Kamu kalo mau cerita. Cerita aja. Kalo aku gak bisa bantu, seenggaknya aku bisa dengerin kamu."
•
•
•
•
•
•
•
Ketukan pintu terdengar hingga empat kali pada ruangan Seungcheol. Ya, sekarang dia sedang berada di kantor. Tempat dimana dia menjadi pemimpin karena jabatannya sebagai direktur yang harus menjalani ini itu tiap harinya.
Ruangannya bersih dan rapi. Sudah pasti. Hanya saja hari ini dia sedikit pusing. Beberapa kegiatan perusahaan yang harusnya berjalan lancar minggu ini, perlu ditunda dengan segala alasan yang menurut Seungcheol tak masuk akal.
Dia bahkan hanya meninggalkan kantor sebulan. Lama sekali kah? Sampai semua pekerjaan yang ada dibawah koordinirnya berantakan. Walau masih bisa dibenahi, tapi buang-buang waktu. Seharusnya sekarang bisa mengerjakan hal yang lain. Mingyu selalu bilang bahwa semua baik-baik saja, ternyata.
Pelipis pening itu kini terpijat oleh jari telunjuk serta jempol milik Seungcheol. Dia harus memutar otak, segera mengatasi masalah ini agar atasannya tak sempat tau bahkan jangan sampai itu terjadi.
Waktu kurang dari seminggu, apa dia harus menginap di kantor untuk merampungkan semuanya? Seperti waktu dulu saat dia belum menikah karena untuk pulang pun rasanya boros tenaga.
Ketukan pintu kembali terdengar. Kini sosok pria tinggi itu masuk. Mungkin karena tak ada jawaban dari Seungcheol, dia berani mendorong pintu itu dan memperlihatkan diri di depan bosnya.
"Pak, ada tamu."
Seungcheol mendongak. Sebenarnya dia sudah lelah dan ingin tidur saja rasanya. "Siapa?"
"Dduu~"
Suara pelan dan halus itu membuat Seungcheol menengok seketika. Melihat kekasihnya sudah berada di pintu tepat samping asistennya. Memegang kotak makan dengan knit oversize merah muda.
"Sayang, kamu kok tiba-tiba kesini?"
"Aku pingin ditemenin makan. Bentar lagi jamnya lunch, sama aku ya."
Seungcheol masih saja menatap Jeonghan. Mungkin dia antara tak percaya dan bertanya, kenapa pas sekali waktu dia sedang hecticnya di kantor.
Jeonghan menaruh kotak bekal di meja dan segera mendekati suaminya. Melihat kertas-kertas berserakan di meja itu. Dia tau, Seungcheol sedang dalam kepala panas. Terlihat jelas juga dari wajahnya.
"Saya izin kembali dulu pak."
"Iya. Makasih, gyu."
"Makasih Mingyu." Ucap Jeonghan juga sambil tersenyum pada asisten suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELICITA' UNIVERSE - infinite stories
FanfictionTentang hiruk pikuknya dunia. Cinta, keluarga, sahabat, mimpi, dan juga diri sendiri. Semesta tanpa batas dan akhir yang akan terus berjalan menemani semua tokoh dalam cerita ini. Berlangsung untuk selamanya