Part Eighteen

146 6 0
                                    

Masih giat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih giat .. doakan tetap istiqomah ..



Sudah beberapa hari ini Jeno pulang larut dan mengakhiri hari dengan meminum wine ataupun minuman keras lainnya . Renjun yang tampak iba melihat Jeno yang selalu pulang dengan keadaan seperti itu hanya bisa memandangi Jeno dari jauh .

"Sampai kapan kau akan terus menatapku seperti itu ?"Tanya Jeno yang menyadari bahwa Renjun tengah memperhatikannya dari lantai atas sana .

Renjun yang malu hanya bisa diam sambil mengulum bibirnya menahan malu .

"Kemarilah .. temani aku .."Ajak Jeno pelan namun dapat terdengar hingga atas mengingat rumah besar tersebut hanya berisikan mereka berdua . "Kau dengarkan ?"Jeno seakan memaksa Renjun untuk turun menemaninya .

Perlahan tapi pasti Renjun menuruni anak tangga hingga membawa dirinya duduk dimeja makan namun berada jauh dari posisi Jeno .

"Menyenangkan menatapku dari jauh ?"Tanya Jeno sambil menuangkan wine kedalam gelas miliknya .

"Menyedihkan .."Ungkap Renjun dengan lugas . Manik matanya kini bertemu dengan manik mata milik Jeno .

"Kau benar .."Jeno lalu tersenyum sedih . Mata sabitnya kini terlihat sendu .

"Segitu banyak masalahnya kah sampai kau mengabiskan malammu dengan minuman seperti ini ?"Renjun mulai mengeluarkan suaranya yang telah ia pendam sejak beberapa hari yang lalu .

"Kau khawatir kepadaku ?"Tanya Jeno sambil tersenyum miring menatap Renjun .

"Kasihan saja .. banyak orang yang ingin hidup lebih lama hingga berjuang mati-matian untuk hidup sehat tapi ada orang yang sehat serta berkecukupan malah memilih untuk merusaki tubuhnya dengan sengaja .."Komen Renjun yang menjadi tamparan keras untuk Jeno .

Jeno lalu tersenyum mendengar perkataan Renjun sembari menggoyangkan gelasnya . "Sepertinya kau tidak tau apa-apa tentang semua masala-"

"Benar .. aku tidak tau apa-apa .. yang aku tau hanya kau .. seorang pecundang !"Renjun memotong pembicaraan Jeno . "Kau menyia-nyiakan apa yang kau punya hanya karena hal yang tidak masuk akal .."Renjun lalu mengalihkan wajahnya yang merah dan matanya yang meneteskan air mata dihadapan Jeno .

"Kau menangis ?"Jeno memperhatikan wajah Renjun dari jauh .

"Aku mengantuk .. kau habisi harimu sendiri .. lagipula kau juga tidak akan peduli dengan semua yang aku katakan bukan ?" Renjun meninggalkan Jeno sendirian dimeja makan .

'Renjun bodoh ! Kenapa kau bisa menyukai pria pencudang itu ? Dia bahkan tidak mencintai dirinya dia sendiri bagaimana dia bisa mencintai orang lain !!'

'Renjun bodoh ! Kenapa kau bisa menyukai pria pencudang itu ? Dia bahkan tidak mencintai dirinya dia sendiri bagaimana dia bisa mencintai orang lain !!'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[END] PAINKILLER | MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang