26 | loving you almost feels like something

4.4K 450 105
                                    

Samudera

Gue mendesah lega begitu selesai mengasistensi final desain yang dikirimkan oleh Nalendra. Meskipun hari ini gue mengajukan cuti, gue stand by jika ada yang ingin mengirimkan brief mereka pada gue. Yeah, mengingat kami selalu dikejar deadline, gue harus membagi waktu antara menjaga Raline dengan tanggungjawab gue di pekerjaan.

Raline tertidur satu jam yang lalu. So, gue mengambil kesempatan itu buat membuka laptop dan duduk di sofa kamarnya agar tetap bisa mengawasi Raline selama bekerja.

Raline mungkin nggak akan bisa membayangkan gimana paniknya gue ketika dia nggak bisa dihubungi. Semalam gue pikir alasannya nggak memberi kabar karena Raline mungkin aja kelelahan. Sebab itu, gue nggak mau menganggunya. Tapi ketika keesokan paginya gue menelpon Raline buat mengajak breakfast bareng, nomor Raline nggak aktif.

Perasaan gue tiba-tiba nggak enak. Tanpa berpikir dua kali, gue langsung meraih kunci mobil dan melajukannya ke apartemen Raline. Jantung gue mencelos ketika melihat Raline terbaring di tempat tidur dengan wajah pucat. Gue mencoba membangunkannya. Namun Raline hanya mengeluarkan erangan kecil tanpa membuka mata.

Merasakan tubuhnya yang panas, gue menyadari Raline demam. Gue lantas segera mencari persediaan obat di lemari kemudian memeriksa kulkas untuk mencari tahu apa yang bisa gue bikin buat mengisi perut Raline.

Sayangnya, kulkas Raline kosong dan gue nggak mau meninggalkan Raline ke bawah untuk berbelanja. Jadi, gue mutusin memesan bubur lalu menghubungi kantor buat mengabarkan kalau gue akan bekerja WFH hari ini. Well, gue sengaja bilang Raline ke gue cuti agar dia nggak menyuruh gue bekerja selama gue menjaganya.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu siang. Karena Raline masih tidur, gue sebaiknya segera memesan makan siang agar Raline bisa langsung makan begitu terbangun.

Gue menutup laptop. Meletakkannya di meja lalu menghampiri tempat tidur untuk memeriksa keadaan Raline yang tampak masih tidur dengan nyenyak. Semalam Raline pasti sulit tidur. Dia langsung tertidur setelah sesi make out kami.

Gue setengah berbaring di samping Raline, menyangga badan gue dengan lengan sementara tangan gue yang lain terangkat untuk mengusap rambut Raline. Perasaan sedih sulit buat dihindari. Melihat Raline sakit, ternyata lebih menyakitkan dari apa yang gue kira. Mendapati wanita yang gue tahu selalu energik terbaring lemah di tempat tidurnya terasa begitu asing. Namun ini juga menjadi peringatan buat gue agar lebih memperhatikan Raline.

Gue menarik badan. Beranjak dari tempat tidur hati-hati karena nggak ingin membangunkan Raline. Kaki gue melangkah keluar kamar. Sambil menunggu pesanan makanan tiba, gue membalas chat Jordan yang gue angguri sejak tiga jam yang lalu.

Jordan
kenapa nggak masuk lo, bro?

Samudera
raline sakit

Jordan
oww
get well soon Kak Raline

Samudera
thanks

Jordan
jadi lo nggak akan ke kantor hari ini nih?

Samudera
kayaknya gitu
gue nggak bisa ninggalin Raline sendirian

Jordan
aw, nggak mau ninggalin ayang ya
well, selamat ngerawat ayang kalau gitu

Jordan
padahal tadi gue mau make sure lo udah bilang ke Kak Raline buat ajakkan double date gue.
tapi, next time aja.

Closer Than ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang