Prolog

204 47 44
                                    

Hallo semuanya!
Selamat pagi, siang, sore, malam!!
Author gak tau, kalian bacanya pas kapan, jadi author sebutin aja semuanya😓
Btw, kali ini author bawain cerita hasil dari khayalan author sendiri. Maaf, kalo ada kesamaan nama, tempat, atau apapun itu di dalam cerita author! Karena author sendiri pun ngarang, hhe.
Tapi, semoga aja kalian semua bisa menikmati hasil dari khayalan imajinasi dari otak author yang gak seberapa ini.
Udah, gak perlu banyak basa-basi lagi. Yuk, kita baca ceritanya!!
Happy reading, guys!!💗
***

Terdengar suara sirine polisi yang saling bersahutan, dengan deruman knalpot motor dari geng motor—Brandon Axel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdengar suara sirine polisi yang saling bersahutan, dengan deruman knalpot motor dari geng motor—Brandon Axel.

Seorang pria tampan mengendarai motor sport hitam dengan helm full face, yang membuat pesonanya semakin kuat. Ia berada di posisi paling depan, memimpin seluruh anggotanya yang ada di belakang.

Seluruh anggota geng motor Brandon Axel, mengendarai motornya masing-masing dengan kecepatan tinggi dan ugal-ugalan. Polisi yang ada di belakang mereka pun tak kalah cepatnya mengejar para anggota geng motor tersebut, tak ingin jika kejarannya itu lolos begitu saja.

Tepat pada perempatan jalan, Rival—pemimpin geng motor Brandon Axel memberikan kode dengan memutar-mutar kan tangan kirinya,  yang kemudian diikuti oleh semua anggota di belakangnya.

Beberapa kode yang digunakan di saat keadaan genting seperti ini, memang sengaja dilakukan bukan hanya oleh pemimpin saja, namun, oleh semua anggota, agar para musuh kebingungan dengan siapa pemimpin dari geng motor ini.

Setelah mereka melakukan kode tersebut, mereka semua segera berpencar ke segala arah. Namun, Rival yang memang posisinya di paling depan, ia memilih jalanan sempit, yang hanya bisa dilewati oleh satu motor saja.

Namun, setelah ia lebih jauh lagi mengendarai motornya, Rival berhasil menemukan jalan yang cukup lebar. Ia masih mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, namun, sialnya ia tak melihat ada sebuah mobil yang berhenti di depannya, sehingga ia membanting stir ke kanan dan terperosok ke dalam jurang.

Rival merasakan kepalanya yang berdenyut nyeri. Ia berusaha menarik tubuhnya yang tertimpa motor. Kemudian, ia mendudukkan diri dan membuka helm full face nya, berharap agar mendapatkan sedikit pasokan udara yang dapat ia hirup.

"Sialan! Apes banget gue, hari ini!" Ia terus memijat kepalanya yang terasa nyeri, akibat dari benturan yang di terima.

Seseorang memukul kepalanya cukup keras dari arah belakang. Ia mencoba menetralkan pandangannya yang buram, terus menggeleng-gelengkan kepalanya berharap agar ia dapat melihat siapa yang telah memukul kepalanya.

Namun sialnya, ia justru semakin merasakan sakit yang luar biasa di belakang kepalanya. Dan di detik berikutnya, seketika pandangannya menggelap, ia tak sadarkan diri.

***
Dikit, ya? Hhe sengaja. Tapi ini baru prolog dulu. Yuk, baca ke bab pertama!!😀🤏

Rival Zaroun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang