#31 (Godric's Hallow)

52 5 1
                                    

Keesokkan harinya Elena belajar seperti biasa dan Snape mengajar seperti biasanya. Kemaren Snape sudah berjanji akan menemani kekasihnya itu mengunjungi makam ibunya. Sebagai kekasih yang baik, Snape tentu saja menuruti permintaan Elena. Snape akan melakukan apapun yang membuat Elena merasa bahagia dan merasa di cintai.

Singkatnya waktu sudah menunjukkan pkul setengah 6 sore. Elena yang baru saja selesai kelas terakhirnya segera pergi ke kamarnya untuk mengambil mantel miliknya. Karena hari juga masih bersalju, maka hawanya sangat dingin. Setelah itu Elena pergi menuju ruangan Snape yang terletak di bawah tanah.

"Severus, apakah kau sudah siap?" Tanya Elena.

"Sebentar, aku baru saja merapikan buku yang baru saja aku pakai untuk mengajar" Ucap Snape sambil sibuk merapikan bukunya di atas meja.

"Baiklah" Ucap Elena yang kemudian dia duduk di sofa.

"Kau sudah makan?" Ucap Snape.

"Belum, tapi sudahlah aku tidak apa - apa"

"Kau yakin? aku tidak ingin melihatmu sakit Elena"

"Santai saja Severus, aku tidak akan sakit hanya karena telat makan beberapa jam. Aku kuat"

"Baiklah jika itu maumu"

Snape pergi ke kamarnya untuk mengambil syal yang Elena berikan untuk dirinya kemaren. Snape menggunakannya hari ini.

"Baiklah, ayo kita pergi sekarang"

"Ayoo" Ucap Elena.

"Pegang tanganku. Kita akan berapparate ke Godric's Hollow" Ucap Snape.

Elena mengenggam tangan Snape dan seketika itu juga mereka berdua menghilang. Kini mereka sudah berada di Godric's Hollow. Benar saja, saat itu lumayan sepi, hanya beberapa orang saja yang lewat disitu. Elena kemudian berjalan ke tempat dimana makam ibunya berada.

Tak lama kemudian, mereka berdua sampai di sebuah tempat pemakaman yang banyak sekali penyihir terkenal dimakamkan disitu, termasuk Lily dan James Potter. Elena kemudian mencari sebuah nisan yang bertuliskan nama ibunya.

"Aku menemukannya, disini" Ucap Elena.

Belum apa - apa air mata Elena kita sudah mulai berjatuhan. Dia sangat rindu pada ibunya saat ini.

"Hai ibu, apa kabar? Maaf aku baru bisa kemari. Ayah tidak pernah mengizinkanku pergi kesini. Dia bilang itu hanya membuang - buang waktuku. Ya begitulah ayah" Ucap Elena sambil mengelus makam ibunya.

"Semenjak ibu pergi, aku sendirian dan kesepian. Ditambah ayah yang menikah dengan Lorein. Aku semakin menderita sejak saat itu"

"Tapi...sekarang aku sudah tidak kesepian lagi, karena sekarang ada Severus yang selalu menamaniku. Dia selalu berusaha membuatku selalu bahagia dan dia juga selalu membuatku merasa dicintai. Kini aku mendapatkan cinta dari Severus, cinta yang dulu tidak pernah aku dapatkan"

"Oh ya, ini aku bawakan bunga mawar kesukaan ibu. Bunga mawar berwarna putih yang cantik. Dulu ibu selalu menaruhnya di vas kaca kesayangan ibu dan meletakannya di ruang keluarga. Sekarang vas itu sudah tidak ada. Vas itu dipecahkan oleh Lorein dengan sengaja. Maaf aku tidak bisa menjaga vas bunga tersebut" Ucap Elena yang kini sedikit demi sedikit air matanya mulai menetes.

Snape yang sejak tadi berdiri di samping Elena sangat memahami kesedihan yang dialaminya itu. Snape bisa merasakan betapa sakitnya menjadi seorang Elena Dorian Scandivandian. Snape sekarang mengerti mengapa Elena tidak pernah punya teman, karena Elena terlalu sibuk memenuhi ekspetasi ayahnya yang sangat tinggi. Bahkan usaha Elena pun tidak pernah dia anggap. Selain itu, kekerasan ayahnya juga Elena dapatkan, untung Elena kuat. Jika tidak, mungkin sekarang ini Elena tidak akan berada disni, pasti dia sudah bersama dengan ibunya.

JAHAT. Itu adalah salah satu kata yang menggambarkan Edward Scandivandian saat ini. Ayah mana yang tega menyiksa anaknya sendiri bahkan karena kesalahan kecil sekalipun. Maka dari itu Snape berjanji kepada dirinya sendiri, untuk menjadi pelindung dan penyembuh luka bagi Elena. Snape menyebut dirinya sebagai 'Vulnera Sanentur' bagi Elena.

"Ibu, sepertinya aku harus pergi. Hari sudah mulai malam. Aku sengaja menyelinap kesini bersama Severus ahaha. Aku akan berkunjung lagi kesini kapan - kapan. Semoga ibu selalu bahagia disana. Aku menyayangimu dan aku merindukanmu" Ucap Elena sambil mengelus batu nisan milik ibunya itu.

"Sudah selesai" Ucap Severus mengelus rambut Elena.

"Iya sudah. Maaf ya jika lumayan lama" Ucap Elena.

"Tidak apa - apa. Aku senang bisa menemanimu kemari"

"Terima kasih Severus. Baiklah ayo kita pergi"

"Tapi sebelumnya apa aku boleh mengunjungi makam Lily? Jika tidak, aku tak keberatan"

"Tentu saja, untuk apa aku melarangmu. Lagi pula kau dan Lily pernah menjadi sahabat. Aku tidak masalah akan hal itu"

"Baiklah, ayo kita kesana"

Snape berjalan beberapa langkah dan akhirnya sampai di makam milik Lily. Diselah nama Lily juga terdapat nama James Potter, suaminya. Elena yang melihat itu kemudian membuat sebuah bunga di antara batu nisan milik James dan Lily.

"Hi Lily, sudah lama sekali. Aku tidak akan lama - lama. Aku harap kau bahagia disana bersama dengan James. Tenang saja, Harry juga baik - baik saja disini. Oke sekarang aku harus pergi"

"Ayo Elena, kita pergi" Ucap Severus sambil menggandeng tangan Elena.

Kemudian mereka berdua berapparate kembali ke Hogwarts. Kini mereka berada di koridor yang sepi dan tidak ada satupun murid maupun guru yang lewat. Malam itu sunyi dan dingin. Mengingat hari yang sudah sangat larut malam, Elena kembali ke kamarnya untuk beristirahat, begitu juga dengan Snape.

"Severus, terima kasih sudah mau menemaniku hari ini"

"Selamat malam, Severus" Ucap Elena.

"Selamat malam juga Elena. Tidur yang nyenyak malam ini"

"tentu"

TBC
---------
See you in chapter 32 ❤️‍🩹

𝐌𝐲 𝐕𝐮𝐥𝐧𝐞𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐧𝐞𝐧𝐭𝐮𝐫 [Severus Snape]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang