BAB 8

874 38 2
                                    

Mereka berlima berada di sebuah bangunan tua yang sudah tidak terawat. Gibran sadar terlebih dahulu dan ia melihat saudara dan dirinya diikat. Dia berusaha membangunkan yang lain

"Shad, bangun shad." Ucap gibran

" adara, naura, rasya bangun." Lanjut gibran

"Uhh, sakit banget." Keluh adara

"Kita dimana ni ?" Tanya adara

"Keknya kita disebuah bangunan deh." Ucap irshad

"Sutt, diem guys. Gue denger suara hati salah satu dari perampoknya kalau ini tu gudang buat tempat perampok barang-barang." Ucap naura

"Kita harus kabur dari sini dan juga kita harus laporin mereka." Ucap rasya

Setelah berucap seperti itu rasya mengeluarkan kekuatannya untuk membuka tali yang ada ditangannya. Setelah berhasil ia membuka tali yang ada di kakinya dan membantu membuka ikatan tangan gibran. Setelah semua bebas, mereka mulai mencari jalan keluar dan mengumpulkan bukti

Tidak sengaja adara menyenggol vas bunga yang ada disana dan menarik perhatian pencuri yang lain

"Adaraa." Ucap mereka secara bersama

"Maaf guys, gue gak sengaja." Ucap adara

"Woyy, kalian." Ucap salah satu preman yang ada disana

"Kalian cari bukti biar gue yang hadapi, gibran irshad lindungi adara sama naura." Ucap rasya

Terjadi perkelahian antara rasya dan 6 preman yang ada disini. Adara dan naura berusaha mencari bukti yang ada, sedangkan gibran dan irshad melindungi dari preman yang ingin menyerang mereka

"Eh sini lu pada." Ucap gibran

"Sini hadepi babang icad." Ucap irshad yang sudah memakai pakaian taekwondonya

"Ah belagu lu pada, serangg." Ucap salah satu preman

Gibran dan irshad berusaha melawan mereka, dengan gerakan semampu mereka untuk melawan preman-preman itu. Adara dan naura sudah menemukan barang buktinya dan langsung saja menelfon polisi untuk melaporkan dan mengkonfirmasi barang bukti yang mereka temukan. Polisi langsung berangkat menuju lokasi

Gibran dan irshad mengikat preman-preman itu dan dimasukan ke dalam jaring. Rasya menyerahkan preman yang sudah ia kalahkan tadi kepada gibran dan irshad

"Sukurinn, tunggu polisi dateng ke sini biar kalian ditangkep." Ucap naura

Tak lama polisi datang dan merungkus semua preman-preman tersebut. Polisi menawarkan mereka untuk kembali ke tempat camping, namun mereka menolak karena supaya para preman itu cepat di beri sanksi.

Mereka mulai menyusuri hutan untuk kembali ke tempat camping. Irshad didepan, dibelakang ada adara, naura, gibran, dan rasya

Hari sudah tengah malam mereka memutuskan untuk berhenti di salah satu bawah pohon untuk mengembalikan energi mereka

Rasya sudah mulai kedinginan dengan suhu yang ada dihutan, langit pun nampak mendung dan sepertinya akan turun hujan. Mereka berusaha mencari gubuk tua untuk tempat bermalam. Gibran menemukan ada gubuk tua tak jauh dari tempat mereka

"Syaa, lu masih kuat jalan kan ?" Tanya naura

"Masih." Jawab singkat rasya

Mereka langsung berlari ke gubuk tua tersebut sebelum hujan membasahi tubuh mereka. Saat sudah sampai digubuk tua itu mereka langsung membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka

Irshad memberikan selimut untuk rasya karena ia melihat rasya sedikit menggigil, naura menerima selimut itu dan langsung memakaikan ke rasya

Mereka semua tertidur dengan rasya yang tidur di pundak naura, adara dipundak gibran, irshad bersandar pada dinding gubuk

Ditempat camping hujan turun dengan deras, mereka ingin melakukan pencarian harus ditunda karena kondisi tidak memungkinkan. Tidak lama terdapat nomor yang memberikan informasi bahwa kelima anak tersebut dalam kondisi baik-baik saja dan mungkin pagi nanti akan sampai ditempat mereka

{Keesokan Paginya}

"Dar, bangun dar." Ucap gibran

"Iya gib." Jawab adara sambil berusaha membuka mata

"Bangunin naura sama rasya ya gue bangunin irshad." Ucap gibran

Adara yang mendengarkan itu hanya mengangguk saja dan langsung menuju ke naura dan rasya. Saat membangunkan naura, adara sedikit mengguncang tubuh naura supaya cepat bangun. Lalu, berpindah ke rasya. Saat memegang tangan rasya, adara sedikit merasakan suhu hangat dari tubuh rasya

"Sya, ya Allah badan lu hangat sya." Ucap adara

"Hmm, gue gak papa dar. Tenang aja." Ucap adara

"Sya, lu nanti kalau gak kuat bilang sama kita ya." Ucap naura

Merekapun bersiap keluar dari gubuk tua itu dengan barisan yang sama irshad berada di depan dan rasya dibelakang

Ditempat camping semua guru nampak menunggu kedatangan kelima muridnya. Tak lama kemudian pak fathir datang karena merasa khawatir dengan anak-anaknya

"Sal, anak-anak dimana ya ?" Tanya pak fathir

"Anak-anak hilang mas dari kemarin malam, tapi saya dapet kabar kalau katanya mereka pagi ini bakalan sampai." Jelas dokter salma

"Ya Allah, aku harus cari anak-anak sal." Ucap pak fathir

"Tunggu bentar ya mas, nanti kalau jam 9 belum kembali, kita cari sama-sama ya." Ucap dokter salma sambil menenagkan pak fathir

Dokter salma membawa pak fathir untuk duduk di tenda sambil menunggu anak-anaknya. Sedangkan, mereka sudah dekat dengan tempat camping. Tiba-tiba terdengar suara teriakan

Aaaaa

Mereka semua sontak melihat kearah belakang setelah mendengar teriakan rasya bisa dilihat ia terduduk sambil memegang kaki sebelah kirinya. Dapat irshad lihat terdapat ular yang pergi menjauh dari mereka

"Sya." Ucap mereka secara bersama

"Sakit." Lirih rasya

"Shad, kain shad di tas lo." Ucap gibran

"Sya, tahan dikit ya. Gue iket dulu ya supaya racunnya gak nyebar ya." Lanjut gibran

"Sya lu masih kuat jalan kan sya ?" Tanya irshad

"Masih shad." Jawab rasya

"Sini kita bantu sya. Nau, dar pimpin jalan ya hati-hati." Ucap gibran

Mereka mulai perjalanan lagi, saat hampir sampai bisa gibran dan irshad rasakan bahwa tubuh rasya semakin berat. Gibran menengok ke arah rasya dan ia melihat rasya yang hampir menutup matanya

"Hey, sya jangan tutup mata lo dulu. Kita hampir sampai. Tetep buka ya matanya." Ucap gibran

"Sya, lu masih denger suara kita kan ?" Tanya irshad

"Sakit gib, shad. Badan gue lemes." Ucap rasya yang hampir menutup matanya

Kurang beberapa langkah lagi, rasya tidak sadarkan diri. Naura dan adara berlari menuju tempat camping untuk meminta pertolongan kepada para guru

"Pak roni, tolong pak rasya." Ucap naura

"Ya Allah, anak-anak akhirnya. Rasya kenapa ?" Tanya pak roni

"Itu pak, rasya pingsan disana pak." Ucap adara

Adara, naura, dan pak roni langsung berlari kearah rasya. Pak fathir yang mendengar suara anaknya langsung berlari menuju sumber suara. Bisa pak fathir lihat, rasya yang berada digendongan pak roni, pak fathir segera menghampiri pak roni dan rasya, langsung mengambil alih rasya dan menuju posko untuk mendapat penanganan

Oke, segitu dulu yaa....
Ini yang minta aku double up udah yaa...
Sooo jangan lupa votr and comen...

|| MAGIC 5 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang