{SKIP MALAM HARI}
Saat pak fathir sedang sibuk dengan berkas-berkas yang telah dikirim sekertarisnya, tak lama seorang suster datang sambil membawa makan malam dan obat untuk rasya. Serta melepaskan masker oksigen dan menggantinya dengan nasal kanul
"Permisi pak, ini saya bawakan makan malam dan obat untuk pasien." Ucap seorang suster tersebut
"Oh iya, makasih sus." Ucap pak fathir
Pak fathir menutup berkasnya dan beranjak membangunkan rasya untuk makan lalu minum obat. Pak fathir membangunkan rasya dengan lembut supaya tidak terkejut
"Sya... bangun dulu yuk makan." Ucap pak fathir dengan lembut
Eungh
"Bangun dulu yuk, makan terus minum obatnya." Ucap pak fathir dengan mengelus kepala rasya
Pak fathir membantu menaikan ranjangnya supaya posisinya lebih nyaman. Saat sudah selesai membantu menaikan ranjang, pak fathir mulai menyuapi rasya dengan sabar
"Udah pa." Ucap rasya
"Ini baru 4 suap loh, 1 lagi ya habis itu minum obatnya." Ucap pak fathir
Pada akhirnya 1 suap lagi diterima oleh rasya. Setelah selesai makan, pak fathir menyiapkan obat yang akan diminum. Pak fathir memberikan obat tersebut, rasya menerima obat itu dan meminumnya
Setelah minum obat pak fathir meminta rasya untuk kembali istirahat, namun rasya menolak karena sudah terlalu banyak istirahat. Pada akhirnya pak fathir menemani rasya sambil mengobrol
"Maaf ya pa." Ucap rasya tiba-tiba
"Kenapa minta maaf ?" Tanya pak fathir dengan bingung
"Karena rasya udah ingkar sama papa. Waktu itu kan rasya janji sama papa buat baik-baik aja." Ucap rasya sambil menunduk
"Gpp, inikan musibah gk ada yang tau kalau bakalan kayak gini." Ucap pak fathir sambil meraih tangan rasya
Tak lama terdengar suara ketukan pintu. Ternyata eyang dan keempat lainnya yang datang, eyang membawa baju untuk ganti pak fathir dan membawa baju rasya
"Gimana keadaan kamu sayang ?" Tanya eyang sambil mengusap rambut rasya
"Alhamdulillah, udah enakan kok eyang." Ucap rasya
"Pa, papa makan aja disini rasya udah ada temennya." Ucap rasya
"Yaudah, papa makan dulu ya." Ucap pak fathir mulai berajak dan menuju kantin
Eyang duduk ditempat pak fathir dan gibran sedang bermain game bersama irshad. Rasya hanya melihat keduanya bermain. Eyang tersenyum melihat cucu-cucunya rukun. Tak lama kemudian, gibran merasakan pundaknya terasa berat. Ia menoleh ke samping dan melihat rasya sudah tidur
"Lah, tidur ni anak." Ucap gibran
"Yaudah, sini gue bantu baringin gib." Ucap Naura
Mereka pun membaringkan rasya dan eyang membenarkan selimut yang digunakan rasya agar terasa nyaman. Setelah itu, keempatnya mulai dengan kesibukannya masing-masing. Tak lama dari itu, pak fathir datang dan membawa cemilan untuk ibu dan anak-anaknya
"Bu, ibu pulang aja ya biar fathir antar." Ucap pak fathir secara tiba-tiba
"Gak usah tir, nanti ibu dijemput sama pak tejo kok." Ucap eyang
"Yaudah, nanti kalau sampai rumah kabari fathir ya bu." Ucap pak fathir
Eyang dan pak fathir sedikit berbincang dan anak-anaknya asik memakan cemilan yang dibelikan oleh pak fathir. Terdengar suara pintu terbuka, ternyata dokter salma yang ingin memeriksa keadaan rasya
"Malam eyang, anak-anak." Ucap dokter salma
"Malam juga ibu dokter cantik." Ucap keempatnya dengan kompak
"Bisa aja kalian ini, malam juga nak salma." Ucap eyang
"Permisi ya eyang, mas aku mau periksa rasya dulu." Ucap dokter salma
Dokter salma pun mulai memeriksa keadaan rasya. Ternyata kondisi rasya sudah stabil dan besok siang sudah boleh pulang. Namun, dengan catatan rasya tidak boleh terlalu lelah. Setelah memeriksa rasya, dokter salma pamit karena masih ada pasien yang harus diperiksa. Pak fathir yang mendengar itu, sedikit sedih karena tidak bisa terlalu lama melihat dokter salma
"Eh guys, kok jadi sedih ya." Ucap irshad
"Iyaa, kayak ada yang gak mau ditinggal pergi." Ucap naura sambil melihat pak fathir
"Aduhh, siapa yaa ?" Tanya adara dengan nada yang dibuat-buat
"Anak-anak kalian yaa bisa-bisanya godain papa hmmm." Ucap pak fathir
"Hahahahha." Tawa mereka berempat
"Suttt, anak-anak udah jangan terlalu berisik kasihan rasya nanti bangun. Kalau gitu eyang pulang dulu ya." Ucap eyang retno
"Eyang biar adara sama naura ya temenin eyang dirumah. Kasihan eyang sendirian." Ucap adara
"Bener tu eyang, besok pagi naura sama adara kesini lagi." Imbuh naura
"Yaudah kalau gitu, thir ibu sama naira adara pulang dulu ya." Ucap eyang retno
Setelah eyang, adara, dan naura keluar dari ruangan. Pak fathir menyuruh gibran dan irshad untuk beristirahat supaya besok bangun sekolah tidak kesiangan. Pak fathir melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai
Ditengah-tengah mengerjakan pak fathir melihat rasya yang tidur dengan gelisah, ia beranjak dan menghampiri rasya. Pak fathir mencoba membangunkan rasya. Sedangkan, dimimpi rasya
Rasya yang sedang kebingungan melihat dirinya disebuah gedung seorang diri tanpa saudara, papa, dan eyangnya
"Aku dimana ini." Ucap rasya
"Papa, eyangg, naura, adara, irshad, gibran." Ucap rasya sambil semua anggota keluarga
"Hahahaha, rasya rasyaa percuma kamu memanggil semua keluarga kamu. Tak ada yang bisa dengar." Ucap seseorang
Rasya mencoba mencari sumber suara itu, namun ia tidak menemukannya. Ia hanya bisa melihat asap hitam yang mengelilinginya
"Siapa kamu ?" Tanya rasya
"Aku adalah ratu kegelapan yang akan mengambil semua kekuatan kalian. Hahahhaha." Suara dari asap hitam itu
"Gak, gak akan." Ucap rasya sambil menutup telinganya
Pak fathir masih mencoba membangunkan rasya. Akhirnya usaha pak fathir berhasil, rasya langsung bangun dan melihat sekitarnya
"Kamu mimpi apa nak, sampek keringetan gini?" Tanya pak fathir
"Aku mimpi ada suara yang bilang kalau dia bakalan ambil kekuatan aku sama yang lain pa." Ucap rasya
"Sudah-sudah mimpi itukan hanya bunga tidur. Sekarang tidur lagi ya baca doa dulu." Ucap pak fathir
Akhirnya pak fathir menemani rasya untuk tidur terlebih dahulu. Setelah itu, Pak fathir membereskan semua berkas-berkasnya dan mulai istirahat juga
Haii, maaf bangte baru up..
Oke, sampai jumpa di next chapter...
KAMU SEDANG MEMBACA
|| MAGIC 5 ||
General FictionMenceritakan ke lima anak yang ditemukan oleh papa fathir di tempat yang berbeda. Papa Fathir sendiri adalah seorang laki-laki yang ditinggalkan oleh istiranya dikarenakan kecelakaan saat menuju ke kantor papa fathir. Papa fathir mengetahui bahwa ke...