11. 𝐑𝐞𝐧𝐜𝐚𝐧𝐚𝐧𝐲𝐚

100 14 0
                                    

Motor itu mengarungi jalanan Jakarta dengan kecepatan sedang. Padahal belum terlalu malam, tapi macetnya mampu membuat sesak. Suasana normal di Ibukota.
Desir angin yang bercampur dengan polusi dan kenalpot seakan hendak menerpanya. Tapi keramaian dan kesesakan inilah justru hal yang [Name] nikmati dari kota Jakarta.

"Gitarnya bikin berat." lelaki itu mengeluh sembari menghela napas.

[Name] yang sedang membayangkan skenario romantis dengan penulisan puitis pun balik protes.
"Kan ini gitar lu juga, gausah nyalahin lah." [Name] ngegas.

"Yang nyalahin lu siapa anj."

Hawa yang panas dan ribut di lampu merah menuju persimpangan sangat mudah membuat siapa saja terpancing emosi. Tiga menit sudah berlalu dan tidak ada pergerakan. Mereka hanya bisa menarik napas kasar berusaha sabar.

"Ini lampu merahnya rusak atau gimana sih?" keluh [Name].

"Di Kircon lebih lama."

Lampu merah ini memang hanya berdurasi 2-4 menit, tapi apapun kalau ditunggu pasti terasa lama, bukan?

"Suaraa motor ituu~ semakin mendekat~" Lelaki itu mulai bernyanyi.
"Diam. Malah tambah emosi gw denger suara sumbang lu." [Name] mencekik abangnya.
"Sante elah."

Akhirnya setelah beberapa menit, lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau. Motor tersebut pun langsung tancap gas lurus ke depan.

Setelah lolos dari kerumunan macet itu, akhirnya mereka berbelok ke jalan yang lebih kecil dan terkendali keramaiannya. Hanya sekitar satu kilometer dari rumahnya.

"Kemaren kok pas gw mau ngenalin lu ke anak band malah lu potong? Bawa-bawa Syahrini pula." [Name] bertanya penasaran.

"...Nanti gw jelasin." tentu saja ucapannya malah membuat [Name] makin curiga.

"Kuroo sama Semi masih ngeband, ya?" Abangnya [Name] menambahkan.
"Ya, kenal." singkat saja jawabannya.
"Oh."
"Emang kenapa?" [Name] pun penasaran. Memangnya mereka saling mengenal?
"Gak papa."

Bukan tidak mungkin abangnya [Name] dan anak band saling mengenal. Abangnya [Name] adalah alumni SMAN 1 dan kalau tak salah dulu dia sempat mengikuti ekskul band.

"Lu kenal, bang?" [Name] berbicara. Tapi entah mengapa dia tak menjawab. Mungkin karena suaranya tak terdengar, maklum angin kencang.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan panjang, mereka sampai ke rumah mereka.

Pintu pun terbuka. "Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam." jawab penghuni rumah.

"Bang, ekskul band asik gasih?" [Name] bertanya. Kini mereka berdua tengah berkumpul di ruang tamu.
"Aneh sih nanya ke gua. Kalo lu minat asik aja." ia menjawab singkat.
"Oh." [Name] menghela napas. Setelah beberapa menit terdiam, [Name] teringat pertanyaannya saat di motor tadi.

"Kok lu kayak ngehindar dari temen band gue?" [Name] akhirnya menanyakan pertanyaannya.

Bang Syahputra hanya menghela napas.

"Nanti aja. Tunggu lu udah deket sama anak band baru gua kasih tau. Nanti kalo gw bocorin sekarang lu jadi ga minat band lagi."

"Mana ada!"

[Name] rada kecewa karena abangnya ga ngasih tau alasannya. Kenapa gantung banget sih.

"Gua janji bakal gua kasih tau, tapi nanti. Sekarang jangan pernah nyebutin nama gua ke temen band lu, oke." Bang Syah berkata.

[Name] pun hanya mengangguk.

"Tuh kan, ga dikasih tau." [Name] menggumam. Ia berusaha memikirkan apa kemungkinan yang terjadi dengan Bang Syah dan teman bandnya.

[Name] pun bergidik ngeri. "Jangan-jangan abang gue kriminal."

Saat [Name] sedang bengong, mendadak muncul notifikasi di ponselnya.

TING!

Ternyata ia telah dimasukkan di grup bandnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata ia telah dimasukkan di grup bandnya. Dianggap anak band itu rasanya gimana ya, seneng banget gitu loh.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka bercakap di grup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka bercakap di grup. Kesimpulannya mereka akan melakukan latihan tambahan tiao hari Jumat.

Anjay, kayak anak band beneran. [Name] membatin. Lah kan emang anak band beneran.

[Name] pun memilih untuk mengambil gitarnya dan memainkan beberapa lagu. Lumayan, nambah skill.

Di sisi lain, Bang Syahputra mendengarkan dari luar kamar. Ia menghela napas panjang, tersenyum.

"Kangen ngeband."

Maaf chap ini rada pendek yah heheh 😔🙏
Enjoy janlup voment 😍💥

Anak Band ★ Semi Eita x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang