Bab 2

38.8K 3.4K 103
                                    

Sudah satu jam Liora mengerjakan tugas, kemudian ia mendengar notifikasi pesan masuk dari ponselnya. Benar saja, ada satu pesan masuk dari Tiyas yang mengabari kalau ada di depan kosnya.

Buru-buru Liora turun ke bawah membukakan gerbang untuk Tiyas. Liora berdiri bersandar di gerbang, sementara Tiyas baru turun dari motor. Temannya itu terlihat mengobrol sebentar dengan laki-laki yang mengantar, sebelum akhirnya masuk bersamanya ke dalam kos.

"Numpang ngerjain tugas di sini ya. Kosku lagi lampu mati," ucap Tiyas begitu sudah duduk di lantai beralaskan karpet tebal.

"Cowok tadi pacarmu?" tanya Liora.

Tiyas yang sedang mengeluarkan laptop dari dalam tas, sontak menatap Liora dengan keheranan. "Kan emang pacarku. Bukannya kamu udah pernah ketemu sebelumnya?"

Liora mengerutkan keningnya. "Kok kayak beda sama cowok yang waktu itu aku ketemu."

"Sama aja kok."

"Kelihatan beda, Yas. Makanya tadi aku nggak berani nyapa. Aku kira kamu punya cowok baru lagi," ucap Liora menjelaskan. "Kalo kamu belum ngenalin cowokmu, aku kan nggak berani nyapa," lanjut.

"Astaga, dia cowok yang sama. Aku udah tiga bulan nggak ganti pacar,"

"Oh ya?" Liora menggaruk belakang kepalanya, merasa kebingungan. Cowok yang tadi ia lihat, sama sekali tidak mirip dengan pacar Tiyas yang satu minggu lalu ia temui.

Kemudian Tiyas seperti tersedar akan sesuatu. "Oh, kayaknya karena pacarku potong rambut deh. Makanya kamu nggak ngenalin penampilan dia yang baru," ucapnya sambil tertawa kecil.

Tanpa sadar Liora manggut-manggut. "Kayaknya sih gitu," sahutnya tanpa sadar.

"Oh ya, tugasmu udah selesai?" tanya Tiyas sambil jari-jarinya menari di atas keyboard. Pembahasan soal cowoknya otomatis langsung berubah.

"Udah hampir selesai sih." Semula Liora yang duduk di kasur, kini berpindah duduk di bawah, bergabung bersama Tiyas. Ia mengambil boneka beruangnya untuk dipeluk. "Kamu belum ngerjain sama sekali?" tanyanya sambil mengintip ke layar laptop Tiyas.

Tiya menoleh, lalu menggeleng dengan tampang melas.

Liora menyandarkan punggungnya ke kasur. Tatapan matanya tidak lepas dari layar laptop Tiyas. "Lupa ngerjain atau emang ingat tapi baru mau ngerjain?"

"Lupa ngerjain."

"Typo." Liora tiba-tiba menunjuk layar laptop Tiyas. Temannya itu segera mengganti kata yang tadi ia tunjuk. Selagi menemani Tiyas mengerjakan tugas, ia sibuk dengan ponselnya.

"Cowok yang kamu kenal di dating apps--"

"Maksudnya Andaru?" potong Liora cepat.

"Iya, maksudku Andaru," jawab Tiyas. "Kamu masih tetap intens chatting sama dia atau udah ada cowok lain?" tanyanya tanpa menatap Liora.

"Masih sama dia aja kok."

"Kamu nggak berniat cari cowok lain?"

Liora menggeleng. "Belum sih. Mungkin kalo nanti aku udah bosen, bisa coba cari cowok yang lain."

"Kamu bisa chat sama cowok-cowok lainnya di dating apps. Nggak harus sama satu cowok aja."

Liora memiringkan tubuhnya, menghadap Tiyas. "Aneh aja kalo aku chatting sama banyak cowok sekaligus," ucapnya pelan.

Tiyas berdecak. Fokusnya yang semula pada laptop, kini berpindah ke Liora. "Gini ya temanku Lio yang cantik tapi agak lemot."

Liora menunggu dengan penasaran kelanjutan ucapan Tiyas.

Swipe Right [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang