Bab 29

21.8K 2.2K 61
                                    

Liora tidak tahu semalam ia pulang jam berapa. Ini pertama kalinya ia pulang larut, tapi Ayahnya tidak marah sama sekali. Ketiga sepupunya juga memutuskan untuk menginap, karena dua diantara mereka sudah tidak sadarkan diri karena terlalu banyak menenggak alkohol.

Sesampainya di rumah, Liora tidak sempat mengecek ponselnya. Bahkan ketika bangun tidur, ia mendapati ponselnya sudah mati. Sebelum ke kamar mandi, ia sempat mengisi daya ponselnya.

Lebih dari setengah jam Liora menghabiskan waktu di kamar mandi, lalu ia keluar dengan handuk yang membukus kepalanya. Kakinya berjalan mengambil ponsel di nakas. Ponselnya masih dalam keadaan mati. Baru juga ia menyalakan ponselnya, pintu kamarnya diketuk dengan keras.

Liora membuka pintu dan mendapati sosok Ayahnya berdiri di depan kamarnya.

"Ada Andaru di bawah," beritahu Ayah sebelum Liora sempat bertanya.

"Mas Andaru?" Liora kaget mendengar itu.

Ayah mengangguk. "Kamu nggak tau kalo dia ke sini?"

Liora menggeleng.

"Kamu temui dia di bawah. Jangan buat dia nunggu."

Akhirnya Liora bergegas turun ke lantai bawah, melupakan handuk yang masih membungkus kepalanya. Hanya memakai kaos dan celana pendek, ia menemui Andaru yang tengah duduk di sofa ruang tengah rumahnya.

"Habis dari mana kamu semalam? Kenapa chat sama telfonku nggak diangkat? Aku telfon Ayahmu, katanya kamu lagi keluar."

"Mas sempat nelfon Ayah?"

"Jawab dulu pertanyaanku."

Liora duduk tepat di samping Andaru. "Kalo aku jawab, janji nggak boleh marah."

Andaru menyiptan matanya. "Kalo ada kata-kata kayak gitu, berarti kamu habis ngelakuin kesalahan."

Liora meringis. Ia mengusap lengan Andaru naik-turun. "Nggak gitu juga maksudnya."

"Terus?"

"Kemarin aku habis jalan-jalan seharian."

"Dan lupa ngasih kabar ke aku?"

"Bukan lupa, tapi nggak sempat," jawab Liora beralasan.

Andaru mendengus. Ia duduk menjauh dari Liora. "Kamu bikin aku khawatir. Jangan dikira aku nggak lihat story instagram yang kamu post. Aku lihat semuanya. Aku tau kamu lagi karaoke dan main sampai malam di club."

"Itu baru pertama kali kok. Sebelumnya aku nggak pernah ke club. Waktu ditawari tequila, aku juga langsung nolak. Aku benaran nggak ngelakuin hal aneh-aneh di club."

Mendengar itu membuat Andaru naik pitam. Pacarnya yang polos baru saja membuat pengakuan pergi ke sebuah club.  "Siapa yang nawarin kamu tequila?"

"Sepupuku," jawab Liora tanpa beban.

"Kamu keluarnya sama sepupumu?"

Liora mengangguk.

"Terus, laki-laki yang kamu peluk itu siapa?"

"Coba tebak, dia siapa?"

"Stranger?"

Liora menggeleng sambil tertawa pelan. "Bukan, Mas."

"Jadi, dia siapa?" tanya Andaru mendesak.

"Mas Rehan, sepupuku," jawab Liora menahan senyumnya. "Waktu di rumah sakit, Mas Andaru udah ketemu dua sepupuku. Mas Baga sama Mas Erdan. Kebetulan Mas Andaru belum ketemu sama Mas Rehan," lanjutnya menjelaskan.

Swipe Right [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang