Bab 16

22.1K 2.1K 54
                                    

Hampir satu jam setengah Liora berkutat membuat presentasi bersama Tiyas dan Reisha. Beberapa piring cemilan sudah kosong, dan minuman yang tadi mereka pesan tersisa tidak sampai setengah gelas.

Di sebuah meja di cafe yang sama, ada Andaru yang sedang menunggui Liora. Jarak antara mejanya dan meja Liora cukup jauh, agar perempuan itu tidak terganggu dengan keberadaannya. Dari posisi meja yang ditempati Liora, perempuan itu tidak bisa melihat ke arahnya. Sebaliknya, dari posisinya ia bisa dengan leluasa melihat ke arah Liora meski dari jarak yang cukup jauh. Sembari menunggu Liora yang sedang kerja kelompok, ia memilih menyibukkan diri dengan iPad-nya.

"Udah tinggal dikit, kalian kerjain dulu ya. Aku mau ke toilet sebentar," ucap Tiyas meminta izin pada dua temannya.

Liora dan Reisha kompak mengangguk.

"Cowok yang tadi sama kamu, itu pacarmu ya?" tanya Reisha setelah kepergian Tiyas.

Liora yang merasa ditanya seperti itu, sontak menatap Reisha. Kemudian ia menggeleng pelan.

"Bukan pacarmu?" tanya Reisha lagi.

"Bukan," jawab Liora dengan gelengan kepala. "Emang kenapa sih kok nanya-nanya?" tanyanya balik.

Kali ini malah Reisha yang menggelengkan kepala. "Nggak papa kok. Aku cuma nanya aja."

Sembari menunggu Tiyas kembali dari toilet, Liora melanjutkan membuat presentasi. Baru juga mengetikkan sesuatu di laptopnya, tiba-tiba ia mendengar ada suara berat memanggil nama Reisha. Meskipun bukan namanya yang dipanggil, entah mengapa membuat kepalanya memutar mencari sumber suara.

"Hei, kok tumben ke sini nggak bilang-bilang dulu sih?" sapa seorang laki-laki menepuk pundak Reisha.

"Mas Rian," ucap Reisha dengan menyunggingkan senyum. "Kebetulan lagi ngerjain tugas sama teman-teman," lanjutnya memberitahu.

"Harusnya kamu bilang kalo mau ke sini," ucap laki-laki yang dipanggil dengan nama Rian.

"Kenapa? Emangnya aku bakal dikasih diskon kalo bilang dulu ke Mas Rian?" tanya Reisha dengan nada bercanda.

Liora yang tidak mengenal laki-laki itu, ia hanya memilih menyimak saja percakapan dengan tatapan mata tertuju pada layar laptop dan jari-jarinya mengetik di atas keyboard.

"Oh ya, apa kabar Masmu?" tanya Rian menatap Reisha. "Udah lama banget dia nggak nongkrong bareng. Lagi ngincar siapa sih sekarang kok kayaknya sibuk banget?" lanjutnya.

"Kayaknya Mas Al emang lagi sibuk deh."

Liora yang mendengar nama Alastar disebut, sontak menegakkan duduknya. Telinganya langsung menajam, mendengar percakapan dua orang di dekatnya.

"Halah, sibuk apaan. Paling juga sibuk cari cewek di dating apps buat diajak kelon," sahut Rian dengan tertawa. "Kamu kan juga tau gimana kelakuan Masmu itu. Kalo belum kiamat, kayaknya belum bosen nyari cewek," lanjutnya dengan sisa tawa yang tersisa.

Reisha otomatis terbatuk mendengar ucapan Rian yang terlalu blak-blakan. Diam-diam ia melirik Liora, temannya itu sedang fokus dengan latop. Entah beneran fokus atau Liora diam-diam menyimak percakapannya dengan Rian.

"Terakhir kali dia bilang nemu cewek yang agak susah buat didekatin. Katanya teman kuliahmu. Emangnya iya?"

"Eeeeng ... aku nggak tau, Mas," jawab Reisha dengan wajah panik.

"Masa kamu nggak tau sih?" tanya Rian menatap Reisha penuh keraguan. "Dia bilang kalo teman kuliahmu kok."

"Aku beneran gak tau, Mas," jawab Reisha berbohong. "Mungkin aja Mas Al udah dapat cewek inceran lain di dating apps, pasti dia udah berpaling," tambahnya.

Swipe Right [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang