Bab 30 [end]

32.2K 2.2K 65
                                    

Kalau Andaru pernah beberapa kali bertemu dengan keluarga Liora, berbeda dengan Liora yang tidak pernah ketemu dengan keluarga Andaru kecuali Om Abdi, Ayah Andaru. Bisa dibayangkan betapa jantungnya berdegup kencang saat Andaru bilang akan mengajaknya makan malam bersama dengan keluarga laki-laki itu di hari Sabtu.

Liora sudah satu minggu kembali ke Surabaya. Perkuliahan juga sudah dimulai dari dua hari yang lalu. Hubungannya dengan Andaru berjalan lancar. Kadang mereka seperti dua pasangan bucin, atau kadang Liora akan ngambek ke Andaru karena alasan-alasan yang sepele berujung Liora mendiamkan Andaru.

Selama kelas, Liora kembali kepikiran ucapan Andaru yang berniat mengajak makan malam dengan orang tua Andaru. Ia melamun dan tidak bisa sepenuhnya mendengarkan penjelasan dosen. Sampai Tiyas menyenggol lengannya, membuatnya sadar dari lamunannya.

"Kamu dilihatin sama dosen. Jangan ngelamun," bisik Tiyas.

Kemudian Liora kembali memperhatikan ke depan. Tangannya kembali bergerak di atas iPad, mencatat segala penjelasan dosennya.

Selesai kelas, Liora harus ke ruang dosen untuk menemui dosen pembimbingnya. Semester ini ja juga mengambil mata kuliah skripsi. Sudah dipastikan betapa sibuknya Liora di semester akhir ini. Satu jam ia menunggu dosen pembimbingnya, sedangkan ia bimbingan hanya menghabiskan waktu lima belas menit. Ini semua karena Liora mendapat dosen pembimbing yang super sibuk.

Langit sore menyapa ketika Liora berjalan keluar dari ruang dosen. Di semester akhir ini mata kuliahnya banyak kelas siang atau sore. Tidak heran kalau ia akan sering pulang sore dari kampus. Ketika keluar dari ruang dosen, ia mengecek ponselnya. Ada pesan masuk dari Andaru. Begitu membaca pesan itu senyumnya langsung merekah.

Liora melangkahkan kakinya ringan. Sampai di area parkir, ia bisa menemukan mobil yang tidak asing. Tanpa membuang waktu ia langsung masuk ke mobil itu. Begitu masuk, ia bisa menemukan Andaru di balik kemudi.

"Hei, sayang," sapa Andaru melihat Liora.

Liora mendekatkan bibirnya ke pipi Andaru untuk mencium laki-laki itu cepat. "Aku capek, Mas," keluhnya.

Andaru mengusap kepala Liora lembut. "Tidur aja dulu. Nanti kalo udah sampai aku bangunin."

Liora memakai sabuk pengaman, kemudian ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. "Mau kemana?"

"Kamu pasti lapar. Aku mau ajak kamu makan."

Liora manggut-manggut.

Mobil mulai bergerak keluar dari area kampus. Andaru yang sedang menyetir, melirik ke sebelahnya. Ia menemukan Liora sudah memejamkan mata. Sepertinya perempuan itu benar-benar lelah. Tangan kirinya mengusap kening Liora dengan lembut.

Sepanjang perjalanan Liora benar-benar tertidur pulas. Begitu membuka matanya, ia merasakan mobil sudah tidak lagi bergerak. Ia menoleh ke samping, melihat Andaru sedang memperhatikannya. Ia menutup wajahnya yang baru bangun tidur karena merasa malu.

"Kamu tidurnya nyenyak banget."

"Udah sampai?" tanya Liora. "Kenapa nggak bangunin aku?" tanyanya lagi. Kemudian ia menyadari kalau mobil berhenti di depan rumah Andaru. Selama di Surabaya, selain kos, rumah Andaru menjadi tempat ternyaman untuknya.

Andaru keluar lebih dulu dari mobil, kemudian ia membukakan pintu mobil untuk Liora.

"Aku kira Mas Andaru ngajak aku beli makan."

"Aku lebih suka habisin waktu berdua sama kamu," sahut Andaru, menggiring Liora masuk ke dalam rumahnya. "Kamu kayaknya capek banget. Mending istirahat, biar aku pesanin makan buat kamu," lanjutnya setelah melihat Liora duduk di sofa.

Swipe Right [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang