Bab 13

27.3K 2.5K 79
                                    

Dari pagi buta Liora sudah seperti orang kebingungan. Berulang kali ia mencocokkan beberapa baju di depan cermin, memastikan kalau mix and match-nya sudah sesuai. Dari sekian banyak baju yang sudah keluar dari lemari, menurutnya tidak ada satupun yang cocok untuk dipakai. Padahal Andaru berencana akan menjemputnya jam sebelas siang.

Liora akhirnya menyerah. Ia menelepon Tiyas untuk datang ke kosnya. Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit, akhirnya temannya itu muncul di kosnya sekitar jam setengah sembilan.

Betapa kagetnya Tiyas begitu masuk ke kamar Liora yang keadaannya seperti kapal pecah. Baju, celana, tas, bahkan sepatu, semua sudah keluar dari tempat seharusnya.

"Kamu habis perang atau gimana? Kenapa berantakan banget kayak gini?" tanya Tiyas dengan wajah tercengang.

Liora menghela napas lelah. "Kayaknya aku nggak punya baju bagus deh."

Mata Tiyas otomatis melotot. Kemudian jarinya menunjuk semua baju yang berhamburan di atas kasur. "Sebanyak ini kamu bilang nggak punya baju?"

"Aku pusing banget," keluh Liora.

"Sebenarnya kamu tuh mau kemana?"

"Mau jalan."

Tiyas mengerutkab keningnya. "Sama siapa? Kamu nggak jalan sama si Masnya Reisha, kan?" tanyanya panik. "Si cowok mesum dan brengsek yang berusaha mau nyipok kamu," lanjutnya dengan berapi-api.

Liora menggeleng. "Bukan sama Alastar kok."

"Terus siapa?" tanya Tiyas dengan nada menuntut.

Liora menunduk sambil memilin jarinya. "Pak Andaru," jawabnya dengan suara pelan.

Untuk beberapa saat Tiyas diam terpaku. Ia merasa ada yang salah dari pendengarannya. "Wait, kamu tadi bilang mau jalan sama siapa?" tanyanya sekali lagi.

"Pak Andaru," jawab Liora dengan suara sedikit lebih keras.

"Kok bisa?!" pekik Tiyas tidak bisa menutupi ekspresi kagetnya.

Liora mengedikkan bahu. Akhirnya dengan singkat ia menceritakan kalau Andaru pernah menyatakan rasa suka padanya dan berniat untuk dekat dengannya.

Sepanjang Liora bercerita, yang dilakukan Tiyas hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Jadi, sekarang kamu bingung mau pakai baju apa buat jalan sama Pak Andaru?" tanyanya begitu Liora sudah selesai bercerita.

Liora mengangguk lesu. "Kasih aku saran dong. Apa yang harus aku pakai hari ini."

"Sebenarnya kamu mau look yang kayak gimana?"

"Mau kelihatan santai, tapi tetap rapi. Terus, karena aku diajak jalannya siang dan belum tau mau kemana, aku nggak mau pakai baju panjang dan tebal. Aku takut kegerahan"

Setelah tahu apa yang diinginkan temannya, Tiyas segera melihat semua pakaian yang ada di atas kasur. Kemudian tangannya mengambil halter top bewarna putih, kemeja bewarna olive dan celana pendek bewarna beige. Kemudian ia menyerahkan apa yang sudah ia ambil kepada Liora.

"Coba deh pakai itu!" perintah Tiyas. "Kemejanya biarin aja terbuka, jangan dikancingin. Jadi kesannya kamu pakai outer gitu," tambahnya.

Liora mengangguk. Kemudian ia melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Setelah satu menit berganti baju, ia keluar dan menunjukkan penampilannya pada Tiyas.

"Tuh kan, bagus banget. Kamu kelihatan cantik pakai itu."

"Bagus ya?" Liora mematut dirinya di depan standing mirror.

Tiyas mengangguk. "Kalo pakai ini kelihatan santai dan tetap rapi. Kemejanya juga panjangnya hampir sama kayak celana pendeknya, jadi bisa nutupin bagian pantat."

Swipe Right [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang