Prolog

103 15 3
                                    

(scan disini untuk mengakses
playlist yang tersedia.)

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Demi menyembunyikan kondisi pasca kecelakaannya yang berakhir buruk, Changbin nekat pindah ke sebuah rumah lama milik sang kakak, Minhyuk.

•••

Tik!

Tok!

Tik!

Tok!

Tik!

GLEGAARRR!

Changbin mengusap wajahnya dengan kasar. Waktu telah memasuki tengah malam. Hari telah berganti sejak dua jam yang lalu. Meskipun begitu, sekeras apapun Changbin memaksa kedua matanya untuk terpejam, ia tak juga kunjung terlelap.

Rasa nyeri pada kaki dan bahunya yang beberapa waktu lalu membuat Changbin meringis perih kini tak lagi ia rasakan. Dan Changbin bersyukur akan hal itu, setidaknya ia tak akan menghabiskan sisa malam dengan terus merutuki nasibnya yang sial.

"Ingat untuk jangan terlalu banyak bergerak atau melakukan kegiatan berat, Tuan Seo. Kondisi kaki Anda memang tidak terlalu mengkhawatirkan, tapi tidak dengan bahu Anda. Butuh waktu lebih lama untuk pemulihan dislokasi bahu. Datanglah kemari setiap hari Rabu agar saya bisa terus memantau kondisi Anda."

Kalimat dari seorang dokter yang selama ini merawatnya di rumah sakit kembali terngiang di kepala. Pada akhirnya Changbin tetap merutuki nasib sialnya. Jika saja hari itu ia lebih berhati-hati, jika saja ia mendengarkan Jisung untuk tidak nekat memasuki gedung terbakar itu tanpa persiapan apapun, mungkin kali ini ia masih bergabung dengan teman satu tim nya, melaksanakan tugas seperti yang seharusnya ia lakukan, atau bahkan tengah berkunjung dan beristirahat di rumah menikmati masakan hangat ibunya.

Membayangkan masakan ibu, membuat perutnya kembali bergemuruh. Changbin baru ingat jika ia tak sempat suapkan makanan sejak siang hari tadi karena terlalu fokus dengan rasa sakit di kakinya.

Perlahan Changbin bawa tubuhnya untuk bangun dengan penuh kehati-hatian. Begitu kakinya menyentuh dinginnya lantai, ia menghela nafas lega. Hujan mulai reda, tapi entah kenapa petir dan gemuruh sesekali tetap terdengar.

Tiga hari berlalu setelah Changbin memutuskan untuk menempati rumah lama Minhyuk. Rasanya masih aneh. Terlebih, ia hanya tinggal sendiri tanpa ada seseorang yang bisa menemaninya.

Suara ketukan kruk yang menyapa lantai menjadi satu-satunya penghias malam selain gerimis disertai angin yang sesekali masih berhembus kencang.

Changbin memasuki dapur yang masih terlihat kosong melompong karena ia yang terlalu malas untuk meminta seseorang agar menata makanan dan perabot di dalam sana. Berkeliling menjelajahi isi dapur, ia hanya menemukan satu bungkus mie instan yang tergeletak di samping rak piring.

Blue Sunshine ⚊ Changlix Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang