1. The Heroes in Red

87 11 4
                                    

Januari, 2024.

Malam itu, dering emergency siren yang terdengar nyaring dan tajam memecah kesunyian stasiun pemadam kebakaran. Cahaya redup lampu neon memantulkan bayangan para pria dewasa yang berlarian, meraih helm dan jaket tahan api mereka sebelum kemudian berbondong-bondong untuk menaiki truk, bersiap meluncur ke dalam gelap malam, menghadapi segala bahaya yang mengancam.

"Kecelakaan beruntun. Seorang wanita, tiga puluh tahunan dan putrinya, enam tahun, terjepit di dalam mobil. Seluruh korban telah di evakuasi, kecuali mereka. Minho, kamu urus Ibunya. Changbin, you got that little girl."

"Copy that, Capt."

Awal tahun baru, jalanan di kota Haven dipenuhi dengan kerumunan kendaraan yang bergerak lambat. Di tengah lalu lintas yang sedang padat-padatnya, tak mengherankan jika risiko kecelakaan pun semakin meningkat. Di saat seperti ini, tim paramedis dan pemadam kebakaran diharuskan untuk tetap siap siaga.

"Hanya tinggal satu mobil dengan dua korban yang tersisa. Kenapa harus repot-repot meminta bantuan kita?" celetuk Minho berkomentar.

Riuh teriakan seketika menyambut begitu ketiganya menginjakkan kaki di lokasi kecelakaan. Mobil-mobil yang saling bertubrukan, bercak darah di beberapa sisi kendaraan, tak lupa asap tebal yang mengudara, menggambarkan betapa mengerikannya keadaan malam itu.

Belum sempat Minho kembali berkomentar, dua buah brankar dengan masing-masing berisikan para petugas yang terluka bergerak cepat melewati mereka. Adegan itu membuat Minho terdiam seketika, dan Changbin yang menatapnya seolah berkata, 'You got your answer, Lee.'

Seorang pria berseragam serupa berlari kecil menghampiri mereka, "Captain Kim, terima kasih atas kedatangannya. Kami memiliki beberapa petugas yang terluka cukup parah akibat ledakan mobil," jelasnya, kemudian menunjuk salah satu mobil yang terlihat ringsek di ujung jalan, "Tapi seorang wanita dan putrinya di sebelah sana masih sangat memerlukan bantuan. Aku sangat menghargai jika Anda dan Tim bersedia untuk membantu kami untuk mengevakuasi mereka,"

Kim Namjoon, sebagai kapten yang ditugaskan untuk unit 118 menepuk pundak pria di hadapannya penuh keyakinan, "Terima kasih untuk kerja kerasmu, Captain Park. Lee, Seo, ayo bekerja,"

Derap langkah kaki yang bergema diatas aspal menandakan para petugas yang telah siap untuk laksanakan kewajibannya. Entah apa yang akan terjadi ke depannya, tapi Changbin tetap panjatkan doa dalam batin, sekiranya Tuhan masih berbaik hati untuk jaga keselamatan sang wanita dan putrinya yang malang.

 Entah apa yang akan terjadi ke depannya, tapi Changbin tetap panjatkan doa dalam batin, sekiranya Tuhan masih berbaik hati untuk jaga keselamatan sang wanita dan putrinya yang malang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal paling utama yang harus dimiliki oleh petugas pemadam kebakaran selain tubuh yang prima adalah kepiawaian untuk mengatur emosi. Seburuk apapun kondisi yang tengah dihadapi, rasa panik dan takut adalah dua dosa besar yang harus dihindari.

Di tahun pertamanya bertugas, Changbin pernah lakukan kesalahan fatal akibat gagal dalam mengatur emosinya. Saat itu, ia di haruskan untuk menyelamatkan seorang pemuda yang terjebak diantara puing-puing bangunan. Kondisi tubuhnya yang begitu buruk, ceceran darah dan gumpalan daging yang menyapa penglihatan, membuat bahu kokohnya bergetar. Rasa panik yang Changbin rasakan dengan cepat menular pada sang pemuda.

Blue Sunshine ⚊ Changlix Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang