~ 11 ~

1K 46 2
                                    

Selamat membaca

Hujan turun cukup deras malam itu, gemuruh dan kilat saling bersahutan. Leon tak dapat menutup mata, entah mengapa mimpi buruk langsung muncul sesaat ia memejamkan mata. Ia mulai gelisah, Leon kemudian mencari obat penenang di dalam tas jinjingnya tetapi obat itu tidak ada di sana.

Leonpun beranjak keluar dari kamarnya dan mengetuk pintu kamar disebelahnya. Tak lama kemudian, sosok Emily dengan wajah mengantuk muncul di balik pintu dengan rantai yang dikaitkan.

"Pak Leon. Ada apa?" Tanya Emily yang terkejut saat mendapati atasannya berada di depan kamarnya.

"Maaf aku menganggu. Boleh aku masuk?" Tanya Leon dengan tatapan penuh harap.

"Eh tunggu sebentar pak." Ucap Emily kemudian menutup pintunya. Emily segera menyambar bra yang telah ia tanggalkan. Karena kebiasaan Emily yang tidur tanpa memakai bra. Setelah itu Emily mengambil celana panjang karena lagi lagi Emily hanya memakai celana pendek.

"Silakan masuk pak." Ucap Emily sambil membuka pintu lebar lebar.

Leon menatap wajah Emily yang polos tanpa make up. Dan ia mengakui kecantikan alami dari Emily. Meskipun tanpa riasan, wajah sekretarisnya itu tetap menarik.

"Temani aku tidur Em. Seperti waktu itu. Aku bisa tidur nyenyak disampingmu." Ucap Leon tanpa basa basi.

"Pak. Saya masih sekretaris bapak bukan pacar bapak." Sahut Emily.

"Ayolah Em, saya janji tidak akan macam macam. Tidurlah disampingku. Besok pagi aku masih ada meeting dan aku butuh tidur yang cukup." Ucap Leon dengan memberi alasan.

Emily menatap atasannya itu dengan penuh pertimbangan. "Baiklah pak." Jawab Emily dengan helaan napas. Mengapa dirinya menjadi lemah dan tidak tega pada bosnya itu. Emily merasa kesal tapi juga tak kuasa menolak.

"Thanks Em." Sahut Leon dengan senyum di wajahnya

Emily meneguk air putih dari gelasnya. Iapun segera naik ke tempat tidur dan memejamkan mata. Meski merasa tak nyaman malam ini karena harus memakai bra dan celana panjang.

Tak lama kemudian, Emily merasakan tempat tidurnya bergerak dari sisi sebelahnya. Jantung Emily kembali berdegup kencang karena ia tahu atasannya itu telah berbaring disisi ranjang yang lain.

Emily berbaring miring membelakangi Leon. Namun Leon berbaring miring sambil menatap punggung Emily.
Leon belum juga tertidur sementara Emily sudah mulai tertidur. Saat mata Leon mulai akan terpejam, ia kembali membuka matanya saat merasakan pergerakan dari Emily.

Leon melihat Emily yang tampak bergerak gelisah dan mulai menyingkap baju tidur, kemudian Emily membuka kaitan bra. Leon mengerjapkan mata berkali kali saat melihat bra tersebut dilempar ke lantai. Tak berhenti disitu saja, Emily kemudian melepas celana panjangnya kemudian menghempaskan ke lantai.

Leonpun mengubah posisi berbaringnya yang tadinya miring, kini telentang, Leon menatap langit langit kamar untuk mengenyahkan pikirannya.

Bayangan saat ia mencumbu tubuh Emily waktu itu kembali terbayang. Leon menelan ludah dan seketika tubuhnya terasa panas. Leonpun menurunkan suhu AC untuk mendinginkan tubuhnya.

Emily tanpa sadar bergerak ke arah Leon dan mencari kehangatan. Leon menoleh ke arah Emily. Ia kembali menelan ludah. Dari balik baju tidur longgar yang Emily pakai, Leon bisa melihat belahan dada sekretarisnya itu sedikit menyembul karena tak tertutup apapun.

"Em, dalam kondisi tidurpun kamu masih sempat godain aku." Gerutu Leon.

Karena tak sanggup menahan diri, perlahan Leon meraih tubuh Emily dan memeluk tubuhnya. Leon menghirup dalam dalam aroma tubuh Emily yang bisa menenangkannya. Tak lama kemudian Leonpun tertidur.

.....

Emily mengusap matanya dan mengerjapkannya berkali kali. Emily ingin memastikan bahwa penglihatannya tidak salah. Wajah Leon begitu dekat dengannya. Perlahan Emily menyingkirkan lengan Leon yang memeluk tubuhnya.

Emily merasa dejavu dengan situasi saat ini. Ia menjadi teringat awal pertemuannya dengan Leon. Emily tidak menyangka bahwa ia akan kembali bertemu Leon. Satu satunya lelaki yang pernah tidur bersamanya. Hanya sekedar tidur bersama, tidak ada aktivitas lain selain tidur.

"Em, jangan pandangi aku terus, aku jadi ingin cium kamu." Ucap Leon dengan mata masih terpejam dan suara yang serak.

Emily terkejut dan segera beranjak dari tempat tidur.

"Ehem. Sudah waktunya bapak bangun. Hari ini ada janji makan siang dengan Mr. Johnson. Lebih baik bapak segera bersiap." Ucap Emily yang sudah berdiri tegak di samping tempat tidur.

"Ok." Leon segera bergerak dan berdiri di depan Emily. Leon segera mengecup kening Emily.

"Pak. Tolong jangan menjadi kebiasaan untuk mencium saya. Saya masih sekretaris bapak."

"Maaf. Aku cuma mau bilang makasih udah menemani aku tidur."

Setelah itu Leon kembali ke kamarnya tanpa menunggu sahutan Emily.

Emily menghela napas dan terduduk di tempat tidur. Menghadapi kelakuan atasannya itu sudah membuat detak jantungnya tidak normal.

Mata Emily kemudian terbelalak saat menatap dirinya di cermin dan kemudian melihat ke arah lantai.

Emily baru menyadari bahwa semalam ia tidur bersama atasannya tanpa mengenakan bra dan celana panjang.

..... Bersambung .....

Publish : 16 04 2024


My Cute Secretary [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang