~ 8 ~

1K 42 2
                                    

Selamat membaca

"Saya juga tidak tau pak, ada yang salah dengan tubuh saya." Ucap Emily.

Leon menyadari sesuatu hal yang salah pada dirinya dan mungkin juga Emily. Yang membuat mereka berdua tidak waras dan dikuasai napsu.

"Emh.. Emily. Aku ingin menciummu lagi." Leon berusaha menahan dirinya. Namun ia akhirnya tak sanggup lagi.

Leon kembali melumat bibir Emily dan kini lengan Emily merangkul leher Leon. Leon menunduk untuk memperdalam ciumannya dan kembali mendekap erat tubuh Emily.

Kali ini ciuman itu lebih panas dan menggairahkan. Leon dan Emily saling merapatkan tubuh. Gesekan demi gesekan tubuh mereka, menghasilkan suara desahan di setiap cumbuan.

Tubuh keduanya bergerak menuju Sofa tanpa menghentikan pagutan bibir mereka. Leon mendorong tubuh Emily hingga rebah di sofa. Sementara Leon berada diatas tubuh Emily.

Tangan Leon bergerak menyingkap rok Emily dan membelai paha Emily yang masih tertutup stoking.

"Mmhh.."

Belaian Leon ditubuh Emily terus membuat desahan desahan kecil keluar dari mulut Emily.

Leon tau, Emily tidak kuasa menolaknya. Begitupun Leon yang terus menerus ingin menyentuh Emily. Leon menatap Emily yang begitu pasrah terbaring dibawahnya.

Leon mengangkat tubuh Emily dan menggendong sekretarisnya itu. Berjalan menyusuri selasar dan sampai di kamar Leon. Ia pun segera masuk ke kamar mandi dan menurunkan Emily di atas lantai kamar mandi. Mereka berdiri tepat dibawah shower.

Leon menyalakan shower dan air dingin langsung mengguyur tubuh mereka berdua. Seketika Emily terkejut dengan guyuran air shower yang dingin. Namun ia merasakan panas ditubuhnya berangsur hilang.

"Kamu merasa lebih baik Em?" Tanya Leon dengan hati hati.

"Iya pak." Emily mengangguk dan kemudian merasa canggung. Bagaimana tidak, berdiri begitu dekat dengan lawan jenis dengan guyuran air shower, memberikan sensasi yang berbeda pada otak dan tubuh Emily.

Emily menyeka wajahnya dan menyisir rambutnya yang basah dengan jarinya. Bajunya otomatis juga basah, ia mulai memutar otak memikirkan bagaimana caranya dia pulang jika pakaiannya basah seperti ini.

Leon menatap Emily, hasrat yang ia rasakan tak kunjung hilang, namun perlahan logikanya mulai kembali. Leon tau ini berbahaya jika ia masih berada dihadapan Emily.

"Emily. Kamu lanjutkan mandi. Aku akan mencarikan baju untukmu." Ucap Leon kemudian meninggalkan Emily sendirian.

.....

Hari telah menjelang malam setelah Leon mengantar Emily pulang dengan kondisi tubuh nereka sudah kembali normal, Leon kembali lagi ke rumah dan mencari tau dalang dari kejadian siang tadi.

"Mama menaruh obat perangsang di dalam jus kan?" Tanya Leon saat mamanya sampai di rumah pada malam hari.

"Mana mungkin." Ucapnya sembari mengambil air dingin dari dalam kulkas.

"Mama gak usah berkilah. Kepala chef sudah mengaku. Dia memberikan ini ke dalam jus yang akan diminum oleh aku dan Emily atas perintah mama."

"Ck. Aku tau dia pasti tidak mau tutup mulut." Esmeralda berdecak kesal karena rencananya tidak berjalan lancar dan akal bulusnya terbongkar. Ia menghabiskan segelas air dingin kemudian menatap me arah putranya.

"Mama keterlaluan. Aku ga habis pikir ama jalan pikiran mama. Kenapa sih ma?"

"Mama ga mau kmu hidup sendirian dan hanya mikirin pekerjaan. Setidaknya mama bisa menikahkan kamu sama wanita baik dan cerdas seperti Emily."

"Tapi gak gitu juga caranya Ma."

"Coba kalo bukan bibi pengurus rumahmu yang menemukan kamu sedang sekarat, apa kamu masih ada sampai sekarang? Kamu sampai sakit kepala hebat dan tidak ada yang berada di sampingmu saat kamu mengelola bisnismu diluar negri. Mama kuatir nak."

"Mama papa sudah setuju kan dengan syarat yang Leon ajukan. Leon mau bantu urus perusahaan keluarga, asal mama papa gak minta Leon untuk pergi kencan buta. Kalo seperti ini, mending Leon balik aja ngurus perusahaanku sendiri."

"Leon please nak. Maafin mama. Terakir, mama janji ga akan ikut campur urusan hubungan percintaanmu lagi. Tapi tolong pertimbangkan kekuatiran mama untuk pasangan hidupmu."

Leon menghela napas untuk menekan emosinya. Walaupun ia merasa kesal dan marah pada mamanya tetapi ia tidak boleh menyakiti hati mamanya.

"Baik mamaku sayang. Anakmu ini akan mencari pasangan tetapi tidak sekarang." Ucap Leon.

Esmeralda menghela napas sambil menatap putranya dengan penuh kasih.

"Bagaimana jika kamu mendekati Emily saja?"

"Ha?" Sahut Leon terkejut.

"Mama sama papa tidak keberatan kok. Mama suka dengan kepribadian Emily. Dia pekerja keras tapi juga cerdas. Kepribadiannya juga baik. Orang tuanya sudah berhasil mendidiknya. Dan mama lihat kamu tampak tertarik dengan Emily."

"Kalo mama ngomong seperti itu dari awal dan gak pake kasih intrik intrik aneh, aku gak akan merasa canggung kalo ketemu dia. Lha nih gimana, aku udah hampir apa apain dia. Kalo dia marah trus minta resign atau bahkan menuntut karena aku melakukan pelecehan bagaimana?"

"Mama yang akan bicara sama dia. Ini salah mama dan mama akan tanggungjawab." Ucap Esmeralda dengan tegas.

"Beneran mama mau temui Emily?"

"Iya beneran dong."

"Terserah mama deh."

"Loh kok kamu ngomong terserah. Mama akan melakukan bagian mama dan kamu juga ambil bagian untuk langkah selanjutnya. Pikirkan cara untuk mendapatkan hati Emily. Kami paham?"

"Iya ma. Aku paham."

"Nah gitu dong. Sepakat sama mama."

..... BERSAMBUNG .....

Publish : 17 03 2024

My Cute Secretary [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang