~ 12 ~

1K 47 3
                                    

Selamat membaca

Emily meletakkan salinan materi meeting di setiap meja. Diruangan itu hanya ada lima orang termasuk dirinya. Emily kemudian menempati tempat duduk didekat Leon. Selama meeting berlangsung, ia mencatat semua hal yang diperlukan.

Leon menyadari sekretarisnya itu tidak banyak bicara setelah mereka berangkat kerja tadi pagi. Ia merasa Emily menghindarinya, bahkan tatapannya pun tak dibalas.

Leon menjadi gelisah, ingin rasanya meeting ini segera berakhir. Hari ini ternyata jadwalnya cukup padat hingga sore hari. Ada banyak pertemuan yang harus ia lakukan.

.....

"Selamat siang Mr. Johnson." Leon menyapa Mr. Johnson yang adalah salah satu pemegang saham di perusahaan.

"Halo Leon, Emily. Apa kabar?" Sahut Johnson sambil menjabat tangan Leon dan juga Emily.

"Baik sir. Anda selalu tampak bugar." Jawab Leon.

"Halo Ashley, silakan duduk." Ucap Emily menyapa anak dari Mr. Johnson.

"Terima kasih Ms. Emily." Ucap Ashley.

"Leon perkenalkan ini putri pertamaku, Ashley."

"Senang bertemu anda Ashley."

Ashley mengangguk dan tersenyum pada Leon.

Seorang pelayan datang dengan sebuah troli berisi makanan yang sudah dipesan oleh Emily. Kemudian pelayan itu menyajikan makanan.

"Leon, bagaimana kabar Martin?" Tanya Johnson sambil mengiris steak di hadapnnya.

"Ayah sedang menikmati masa tenangnya. Ia masih sering bepergian dan bertemu teman temannya." Sahut Leon sambil menyendok sup kepiting dari mangkok besar dan memindahkannya ke mangkok kecil miliknya.

"Syukurlah. Karena aku dengar kesehatannya memburuk. Ternyata itu hanya rumor ya." Jawab Johnson sambil terkekeh.

"Memang ayah sempat dirawat satu bulan di rumah sakit. Tetapi sekarang dia sudah baik baik saja."

"Itu karena sudah ada kamu yang mengurus perusahaan, makanya dia bisa tenang menyerahkan urusan perusahaan padamu."

"Iya begitulah." Sahut Leon sambil memgangguk.

"Apakah kamu sudah akan menikah?" Pertanyaan dari Johnson membuat Emily dan Ashley ikut menantikan jawabannya.

"Saya ingin segera menikah. Tetapi saya belum membicarakan rencana pernikaham dengan calon istri saya."

Jantung Emily seakan berhenti berdetak saat mendengar Leon sudah memiliki calon istri.

"Wah kau sudah memiliki calon istri rupanya? Aku kalah cepat ya. Padahal aku berencana mendekatkanmu dengan Ashley." Ucap Johnson sambil menoleh oada putrinya kemudian ia tertawa.

"Uhuk. Maaf saya tersedak." Ucap Ashley segera menegak air putih karena terkejut dengan ucapan papanya.

"Pelan pelan Ashley. Aku tidak memburumu untuk makan." Sahut Johnson sambil menepuk pelan punggung putrinya.

"Papa. Aku masih 19 tahun, dan jangan pernah menjodohkanku dengan anak anak kolega papa." Ucap Ashley dengan kesal.

"Iya maaf Ashley, papa hanya bercanda." Sahut Johnson dengan tertawa. "Dari keluarga mana? Apakah aku kenal dengan orang tuanya?" Johnson bertanya lagi karena mulai penasaran.

"Nanti akan saya kenalkan calon istri saya dilain waktu. Sekaramg kita nikmati makanannya." Ucap Leon sambil melirik ke arah Emily.

"Oke. Aku menantikannya Leon."

Perasaan Emily menjadi tidak karuan setelah mendengar ucapan Leon. Bagaimana dirinya tidak tau informasi sepenting itu.

Setelah makan siang, Emily dan Leon kembali ke kantor. Ia langsung menuju ke ruangannya karena bagian legal, sudah menunggunya.

"Sudah sampai dimana penyelidikan tentang proposal ganda itu?" Tanya Leon pada ketua tim divisi legal, sesaat setelah ia masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Setelah saya memastikan kembali semua bukti, itu semua mengarah pada satu orang, yaitu wakil direktur keuangan, Jenifer." Jimmy ketua tim legal di Jerman, menyerahkan dokumen yang berisi bukti kepada Leon.

"Kamu yakin?" Tanya Leon sambil membaca dokumen dan menelitinya.

"Iya pak. Karena semua proposal keuangan setelah ditanda tangan oleh bapak, kemudian diteruskan ke bagian proyek melalui wakil direktur  keuangan, nona Jennifer. Disitulah terjadi penggandaan proposal."

"Apakah Jennifer sudah tau jika dia yang dituduh?"

"Sudah pak. Saat ini kami sudah mengamankan Jennifer dikantor polisi dan juga menyita barang buktinya."

"Kerja bagus Jimmy." Ucap Leon.

"Terima kasih pak. Saya undur diri." Ucap Jimmy.

"Lusa kita kembali ke tanah air. Kamu siapkan tiket. Emily." Ucap Leon.

"Baik pak." Sahut Emily, namun ia masih bergeming di depan Leon.

"Ada yang ingin kamu katakan Em?" Tanya Leon.

"Jadi, bapak sudah punya calon istri? Kenapa bapak masih menggoda saya?" Tanya Emily.

Leon tersenyum dan berjalan mendekat pada Emily.

"Iya kan kamu calon istri saya. Masa godain calon istri ga boleh sih?" Sahut Leon sambil tersenyum menatap mata Emily. Sementara wajah Emily sudah memerah.

..... BEESAMBUNG .....

Update : 27 04 2024

My Cute Secretary [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang