~ 14 ~

827 39 3
                                    

Selamat membaca

Emily dan Leon berjalan bersama memasuki restoran. Banyak tamu yang sudah datang dan mereka tampak berbincang satu sama lain.

"Wow Leon. Inikah pasanganmu? Kamu pintar sekali memilih." Sambut tuan rumah Michael saat melihat Leon. Mereka berjabat tangan.

"Iya kenalkan ini Emily. Aku sedang membujuknya untuk menikah denganku. Orang tuaku pun sudah sangat mendukung. Oya selamat yaa atas pembukaan restoran barumu. Semoga suskses." Sahut Leon yang membuat Emily tak berkutik. Emily hanya bisa menjabat tangan Michael dan tersenyum ramah.

"Kau tak perlu meragukan Leon. Aku yakin dia akan setia padamu. Aku belum pernah sekalipun melihat Leon membawa wanita ke sebuah pesta." Sahut Michael.

"Iya benar. Oh hai kenalkan aku Eric. Teman Michael. Aku yakin nona, jika kau menerima Leon maka kau tak akan menyesal."

"Eric, jangan mencoba menggoda Emily." Ucap Leon.

"Hei. Lihatlah, lelaki yang cuek dan dingin ini sekarang mulai terbakar api cemburu." Eric yang jahil masih mencoba untuk menggoda Leon dan Emily.

"Sudahlah Er. Jangan kau rusak keharmonisan mereka. Ayo kita mulai acaranya." Ucap Michael sambil menarik Eric untuk mengikutinya.

Rupanya Eric menjadi MC di acara gala dinner ini. Leon menoleh dan tersenyum menatap Emily. Sedangkan Emily sudah menunduk menyembunyikan wajahnya yang merona.

"Kau belum minum tapi wajahmu sudah merona." Leon menggoda Emily. Pukulan ringan yang dilayangkan Emily mendarat di lengan Leon.

"Hentikan pak. Jangan menggoda saya."

"Oke. Ayo kita nikmati pesta ini."

Emily mengambil sampanye dari nampan yang dibawa oleh pramusaji. Leon dan Emily mulai minum berdua.

Michael tampak mengamati mereka berdua dari kejauhan. Ia tampak tersenyum miring dan memanggil seorang pramusaji. Ia memberikan sebuah amplop kecil pada pramusaji itu dan membisikkan beberapa kata sambil menunjuk kearah Leon dan Emily.

Pramusaji itu kemudian melaksanakan titah majikannya. Ia bergegas ke dapur dan menyiapkan anggur terbaik. Kemudian membawanya me hadapan Leon dan Emily.

"Silakan tuan dan nona." Ucap pelayan tersebut.

"Terima kasih." Jawab Emily dan Leon.

"Hei Leon ada bisnis yang ingin aku tawarkan padamu. Tapi ini masih rahasia." Ucap Michael.

"Oke katakan saja."

"Aku tidak bisa mengatakan disini, bagaimana kalau di ruanganku sebentar. Emily bisa menunggu di salah satu ruangan?" Tawar Michael.

"Oke. Kalau begitu." Sahut Leon.

"Amanda, tolong antarkan nona Emily ke ruang perpustakaan." Ucap Michael pada asistennya.

"Baik pak. Mari nona Emily kita ke sebelah sana." Ucap Amanda.

"Aku akan menjemputmu nanti." Ucap Leon.

Emily mengangguk dan melangkah pergi. Begitu juga dengan Leon dan Michael yang menuju ruang kerja.

"Silakan masuk nona."

"Terima kasih."

Emily mengamati ruangan yang disediakan untuknya. Di dalam ruangan itu, seluruh dinding dihiasi rak dan buku. Seperti perpustakaan kecil, namun di dalam ruangan itu ada sofa panjang dan juga ranjang yang cukup untuk satu orang.

Emily mengambil salah satu buku, kemudian ia duduk di sofa dan mulai membacanya.

Sementara di ruang kerja Michael. Leon tampak serius mendengarkan penjelasan tentang sebuah proyek yang sedang di kembangkan oleh keluarga Michael. Lokasi proyek itu di Cina, dan tidak jauh dari bisnis kuliner. Michael ingin membuka pusat kuliner dari seluruh dunia di atas sebuah tanah yang keluarganya miliki. Dan michael mengajak Leon untuk menjadi salah satu investornya.

"Ok. Setelah aku mempelajari proposal ini. Aku akan menyokongmu sebagai salah satu investor." Ucap Leon.

"Ya kurasa itu cukup. Oya, aku yakin calon istrimu sudah menantimu. Maaf karena terlalu lama memakai waktumu. Dan jangan terlalu terkejut dengan kejutan yang sudah aku siapkan." Ucap Michael dengan tersenyum.

Leon mengabaikan candaan Michael. Ia pun bergegas untuk menjemput Emily.

"Silakan pak. Di sebelah sini." Ucap asisten Michael yang mengantar Leon ke ruangan, dimana Emily menanti.

Leon bergegas membuka pintu dan segera menghampiri Emily.

"Maaf Em karena terlalu lama. Apa yang sedang kamu lakukan?" Leon mendekat dan hendak memeluk Emily dari belakang.

"Yah gak apa apa pak. Pasti banyak yang perlu kalian bicarakan. Saya hanya membaca buku untuk menghabiskan waktu." Sahut Emily kemudian beranjak dari sofa.

Namun karena Emily tiba - tiba berdiri, ia merasa pusing dan tubuhnya limbung. Dengan sigap Leon menahan tubuh Emily.

"Sepertinya kau mabuk. Ayo kita kembali ke hotel." Ucap Leon sambil merangkul tubuh Emily yang tampak lemas.

Setelah mereka sampai di mobil, mereka langsung menuju ke hotel dengan diantar supir. Leon kemudian membawa Emily ke kamar.

Emily berusaha menahan diri. Ada sesuatu hal dalam dirinya yang membuatnya ingin menyentuh dan terus berada dalam rangkulan Leon. Rasa yang familiar yang pernah ia rasakan belum lama ini.

Leon merebahkan tubuh Emily diranjang. Wajah mereka begitu dekat. Dan Emily sudah tak mampu menahan hasratnya lagi. Emily meraih wajah Leon dan melumat bibirnya. Leon terkejut dengan serangan Emily. Ia tidak menyangka hal ini akan terjadi. Leonpun melayani cumbuan Emily. Leon bisa merasakan bahwa Emily menginginkannya. Emily menyentuh leher dan dada Leon. Dengan segera, Leon melepas jas dan juga mengendurkan dasinya. Sementara Emily dengan cepat melepaskan satu persatu kancing kemeja Leon.

"Jangan memancingku Emily. Aku tidak ingin kamu menyesal besok pagi dan mengatakan untuk melupakan semuanya." Ucap Leon sambil menahan tangan Emily yang hendak melepas kancing celana Leon.

"Why not? I need you boss." Bisik Emily dengan suara seraknya.

"Something wrong with you."

"Just let me do it boss, please." Ucap Emily dengan tatapan penuh damba.

"Then dont you try to stop me." Ucap Leon dan mulai menarik gesper celananya.

.... Bersambung.....

Publish : 11 Juli 2024

My Cute Secretary [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang