34

265 39 6
                                    

Sebin terlahir di keluarga yang benar-benar sederhana, jadi saat melihat betapa mewahnya villa yang Jaehan tunjukkan padanya, ia bahkan tak bisa menutupi kekaguman yang jelas terpancar di matanya.

Sementara Yechan mengajak Hyuk memilih kamar, Jaehan mengajak Sebin untuk menyiapkan makan siang.

"Sebenarnya aku tidak bisa memasak, tapi membuat roti isi sepertinya tidak masalah." tak malu Jaehan mengakui kelemahannya yang satu itu.

"Biar aku saja yang memasak, Hyung."

"Mau memasak apa, Sebin-ah? Aku tidak tahu kau bisa memasak."

Sebin menggaruk pipinya, tersenyum dengan canggung karena apa yang Jaehan katanya benar adanya. "Mm, aku memang tidak terlalu bisa, hyung ... tapi, kurasa memasak nasi dan beberapa lauk pauk tak sulit juga. Bagaimana jika kita melihat tutorial dari yutub?"

Jaehan tertawa kecil, jelas tak yakin, "Hmm, haruskah kita memanggil mereka?"

Yang Jaehan maksud adalah Yechan dan Hyuk. Kedua pria itu terlihat lebih bisa diandalkan daripada mereka berdua.

Biasanya Jaehan akan memanggil koki untuk datang, namun karena satu dan lain hal, Jaehan membatalkannya.

Jadi, haruskah dia memanggil koki yang lainnya?

"Pesan makanan saja bagaimana?"

Jaehan tak yakin, karena tempat ini cukup jauh dari pusat kota. Hanya ada penjaga keamanan di gerbang villa.

Tepat saat dua pria yang tak berkompeten di dapur itu tengah berdiskusi, Hyuk datang disusul Yechan yang langsung bertanya ada apa.

"Kami ingin memasak, tapi-"

Tawa kecil keluar dari bibir Hyuk, sementara Yechan hanya tersenyum tipis sembari menggulung lengan kemejanya hingga siku.

"Biar aku saja."

Hyuk yang belum lama duduk pun kembali berdiri, "Aku akan memasak nasi."

Tak hanya berbagi tugas, Yechan dan Hyuk juga tampak mengajari Jaehan dan Sebin walau sebenarnya kemampuan mereka tak seberapa juga.

Hal seperti ini belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Biasanya makan tinggal pesan, atau langsung ke rumah makan. Saat bekerja, mereka akan makan di kantin kantor. Hidup sesimpel itu bagi mereka.

Tak hanya pasangan Hyuk dan Sebin yang banyak tertawa, namun Jaehan juga merasa hatinya hangat karena mampu melihat Yechan yang jarang sekali tertawa lebar sebelumnya.

Bagi Jaehan, hal itu adalah hal yang sangat berharga.


*

*

*



*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Jaehan memarkir mobilnya, turun dengan tergesa, dan langsung menghampiri Yechan yang duduk sendirian karena orang-orang yang tadi mengerumuninya kini sudah kembali pada urusan pribadi mereka.

Bisa Jaehan lihat, pria itu menatap kosong ke arah jalan raya. Sejenak Jaehan berhenti hanya untuk menguatkan hati.

Namun, saat Yechan menolehkan kepala dan beradu tatap dengannya, Jaehan bahkan tak bisa melakukan apa-apa selain berlari dan langsung memeluk pria itu dengan eratnya.

"Yechanie, ayo pulang ..."



**


Demam di tubuh Yechan sudah sedikit turun. Ada beberapa luka yang ternyata kembali terbuka, ditambah Yechan tadi sempat kehujanan juga. Namun, dokter berkata itu akan membaik dengan segera. Hal itu tentu membuat Jaehan sedikit lega, setidaknya untuk sementara.

Sebenarnya sempat Jaehan ingin membawa ke rumah sakit, tapi karena Yechan tak bisa dipaksa, akhirnya Jaehan memanggil dokter pribadinya untuk datang ke rumah saja. Setidaknya dokter bisa memberikan obat agar Yechan bisa beristirahat tanpa merasa kesakitan.

Kini, pria itu tertidur. Tak tampak lelap memang, membuat Jaehan berusaha menenangkan dengan memberikan usapan pelan di dahi Yechan dengan ibu jarinya.

"Aku tak pernah melihatmu selemah ini bahkan saat kau di rawat di rumah sakit tempo hari."

Walau penyebabnya jelas sama, keduanya adalah karena dirinya.

"Maafkan aku ..."

Hari masih siang, Jaehan tak datang ke kampus ataupun ke kantor. Bagaimana bisa? Yechan jelas tak bisa ia tinggalkan begitu saja.

Jaehan bahkan tak terpikirkan untuk menelpon orang tua Yechan. Ia hanya mengabari Hyuk bahwa Yechan masih bersamanya dan meminta agar Hyuk memberi tahu siapapun bila ada yang menanyakan.

Yang pasti, Yechan ada di sana dan ia pastikan pria ini akan baik-baik saja bersamanya.

Unwritten Destinies ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang