13

320 41 5
                                    

"Jadi, apa akhirnya kalian berciuman?"

Sebin bertanya dengan mata berbinar-binar. Pandangannya beralih dengan cepat ke dua orang yang sejak tadi bercerita.

Ya, awalnya kisah itu didengar dari satu sisi, dari Kim Jaehan saja. Sampai akhirnya Yechan yang sedari tadi diam mau juga membuka mulutnya.

Tak hanya Sebin dan Hyuk, bahkan cerita dari Yechan pun baru pertama kali Jaehan dengar malam itu.

Karenanya, sepanjang Yechan bercerita, Jaehan tak sedikitpun memalingkan tatapan dari kekasihnya. Ia tak tahu jika Yechan juga memiliki kesulitan untuk meyakinkan sang ayah. Selama ini yang ada dipikiran Jaehan adalah sang ayah pasti akan melakukan apapun yang Yechan inginkan. Kenyataannya, perasaan sang anak tetap menjadi hal utama.


"Jaehanie hyung?"

Jaehan mengerjap, lalu menganggukkan kepala.

Jawaban itu tentu membuat Sebin semakin bersemangat. Melihat respon itu, Jaehan pun kembali antusias dalam bercerita.

Namun, saat kedua pria itu sedang asyik membicarakan hal-hal tentang kencan dan ciuman, Yechan justru berdiri. Pria itu mengambil rokoknya di atas meja dan dengan gelengan kepala mengajak Hyuk menuju ke luar saja.

Hyuk mengangguk, dan begitu menutup pintu, pria itu langsung bertanya mengapa.

"Tidak. Hanya saja bagian paling menyebalkan akan segera datang dan aku tidak mau mendengarkan."

"Tentang kakakmu?"

"Mm." Yechan mengangguk.

"Ngomong-omong tentang kakakmu, bagaimana kabarnya sekarang? Sepertinya setelah kau dan Jaehan pindah, dia tak pernah lagi datang, atau hanya aku yang tidak tahu?"

Tapi, sejak mengenal Yechan, dan tentu sejak Hyuk tahu juga bagaimana hubungan Yechan dan kakaknya itu, ia selalu diberi tahu karena Yechan pasti akan mengajaknya pergi untuk melampiaskan kekesalannya.

"Tidak. Dia tidak pernah menghubungi lagi. Setiap ada acara keluarga juga entah aku atau dia, pasti ada salah satu dari kami yang tak hadir di sana."

"Kau tak ingin memaafkannya?"

Yechan mengisap dalam-dalam batang tembakau yang kini terjepit di sela bibirnya. Hembusan napas yang penuh asap itu membuat Hyuk tahu betapa beratnya keputusan itu.

"Aku sudah memaafkannya -memaafkan mereka, tapi perbuatannya saat itu masih membayangi langkahku. Membuatku belum bisa menikahi Jaehan meski aku sangat mencintainya."

Karena Yechan bukan Kevin, dia juga bukan Jang Sebin, ia bisa memaafkan, tapi tak akan pernah bisa melupakan.

Jika dulu ia yang bersikeras dengan pernikahan, kini meski berulang kali Jaehan meminta, ia belum bisa untuk mengabulkan.

Hangyeom mengenal Jaehan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hangyeom mengenal Jaehan. Jaehan pun sama. Mereka bukan orang asing. Mereka bertemu saat perayaan ulang tahun ayah Kim beberapa tahun yang lalu. Mereka sudah saling mengenal jauh sebelum Yechan dan Jaehan dipertemukan.


Hangyeom sudah kuliah, sementara Jaehan masih sekolah.

Mungkin itu tepat satu tahun sebelum perjodohan Yechan dan Jaehan dilakukan.

Saat itu Hangyeom lah yang sering di ajak oleh ayah Shin ke setiap pertemuan. Yechan masih terlalu muda, meski sebenarnya bakat bisnisnya sudah terlihat kentara. Dari segi ambisi, Yechan juga lebih mendominasi dari pada kakaknya ini.

Meski begitu, Ayah Shin tetap berharap banyak pada Hangyeom. Putra tertua akan meneruskan usahanya. Begitulah yang seharusnya, menurut keluarga Shin yang memegang teguh prinsip keluarga.

Untuk mewujudkannya, Hangyeom dibawa kemana-mana. Seperti saat ini, Hangyeom harus menghadiri acara ulang tahun yang berisi banyak pengusaha dan konglomerat kaya raya di sana.

Suasana tak terlalu ramai, acara pun berjalan dengan damai. Mungkin karena berisi para sendok emas dan perak, jadi mereka benar-benar menerapkan aturan untuk tetap terlihat elegan di setiap kesempatan.

Tawa yang tak pernah lepas, basa-basi mendominasi, dan mungkin satu-satunya yang merasa tertekan adalah Hangyeom di sini.

Ah, mungkin tidak. Karena di sisi tuan Kim ada anak tunggalnya yang tampak bosan setengah mati.

Kim Jaehan, si pencuri atensi.

Unwritten Destinies ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang