BAB 16

1 0 0
                                    


"Cie elah yang tau-tau bulan madu bareng," ledek Nayla—sengaja agar Tia terpancing untuk menggodaku—yang tengah membawa piring besar berisi fishroll, crabstick dan makanan frozen food lainnya untuk kita bakar atau kita masukkan ke dalam kuah Tom Yum.

"Hah siapa!?" Tia—si ratu paling frontal di kantor kami yang mana sontak membuatku ketar-ketir.

Aku hanya menunduk, tidak berani menatap sekitar. Pura-pura fokus memasak walaupun tidak ada yang di masak.

Allura menyenggol lenganku. "Ketahuan tuh sama ." Bisiknya.

"Loh apanya yang ketahuan?" tanya Tia lagi yang ternyata mendengar bisikan Allura—yang menurutku suaranya terlalu kencang untuk menjadi sebuah bisikan.

Ayu si Introvert yang hanya memerhatikan kami di waktu ini tertawa melihat beberapa orang mulai meledekku. Dan wajahku yang mulai memanas tiba-tiba. "Mbak Maylaf, kamu kenapa mukanya jadi merah tomat begitu?" kata Ayu sembari menahan tawa.

Sial.

"Loh iya, kamu kenapa, May?" tanya Anjani yang juga ikut menggodaku.

"Eh ini ada apa, sih!? Cuma gue yang nggak tau gosip terbaru nih ceritanya?" Komplain Tia.

"Lagi salah sendiri tadi kenapa misah sama rombongan," ujar Allura.

"Tadi gue disuruh Queen Bee ya gila lo, masa gue tolak!" kata Tia ekspresif sekali. "Yaudah jadi siapa yang bulan madu?!" tanya Tia tidak sabar menunggu kabar terbaru.

Tidak ada yang menjawab dengan suara. Mereka semua kompak menjawab dengan sorotan mata tertuju padaku.

"Oh! Maylaf? Bulan madu? Anjir lah ..." Tia menggeleng-gelengkan kepala.

Aku tetap menunduk mengaduk-aduk kuah Tom Yum.

"Heh!" Tia memukul lenganku pelan. "Bisa-bisanya lo ya memanfaatkan keadaan ... cakep bener."

"Kak, ini beneran nggak sengaja. Aku juga tau kantornya gathering di sini dari dia," aku menunjuk Allura.

"Jadi beneran, kalian udah pacaran?" tanya Ayu padaku membuatku benar-benar merasa mati kutu di sini.

"Loh iya dong. Tadi aku liat abis main arum jeram, mereka gandengan tangan ..." jelas Cynthia dengan wajah tanpa dosa. "Terus aku cerita deh ke Cynthia,"

"Hadu ... emang nggak bisa nyimpen rahasia di sini ..." ucapku sembari menggeleng-gelengkan kepala.

"Jadi bener jadian?" Tia memastikan.

Aku enggan menjawabnya tapi tiba-tiba Kak Riko—HR kami tiba-tiba menimbrung dengan membawa beberapa botol air mineral. "Hi Guys! Jangan lupa minum ya!" kata Riko dengan friendly—ralat. Menurutku itu bukan friendly, itu agak ke-cewek-cewek-an.

"Wih, thank you Kak Riko!" seru Tia yang terdistraksi dengan kehadiran Riko.

Teman-temanku secara otomatis langsung mengunci mulut mereka karena Kak Riko bergabung bersama kami. Hal ini dilakukan karena kami semua tahu, Riko ini mulutnya 'ember' banget. Dan as we know, dia HR.

-oOo-

"Pake sabuk pengamannya, Sayang ..." kata Sakha diselimuti senyum-senyum iblis yang memang ingin menggodaku.

Aku yang menyadari adanya serangan hanya tertawa simpul. "Iya, Cinta ..."

Sakha tertawa geli. Pun juga aku. Ya begitu lah ... namanya juga orang lagi jatuh cinta. "Oh, makin sini makin bisa nge-counter ya? Awas kamu!" ancamnya.

Gugusan MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang