Part 24

429 48 9
                                    

Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu telah tiba! Hari ini Krist dan Singto mengucapkan janji suci pernikahan di sebuah gereja. Banyak orang terkejut mendengar kabar pernikahan Singto dan Krist, begitu juga dengan Namtarn.

Sebelum itu, Krist dan Singto sempat ke New York meminta ijin untuk menikah dengan kedua orang tua singto, tentunya sebelum dia dan Krist terbang ke sana Singto sudah mengatakan rencana mereka pada orang tuanya. Singto juga mengatakan jika dia sedang hamil sekarang, awalnya Singto takut dengan respon kedua orang tuanya, dia pikir orang tuanya tak akan merestui hubungannya dengan Krist tapi ternyata orang tua singto sangat bahagia mendengar itu.

Hanya saja Singto masih belum berani bicara jujur pada Namtan jika dia sedang hamil sekarang. Singto takut Namtan akan marah, Namtan bahkan terkejut saat mendapatkan undangan pernikahan dari Singto, apa lagi pasangannya adalah Krist, pria yang Namtan tahu adalah mantan kekasih singto yang sangat di benci oleh Singto.

Krist dan Singto mengucapkan janji suci pernikahan di saksikan oleh banyak tamu undangan, termasuk kedua orang tua Singto, Namtan, Alexa, Jane, dan Caroline.

"Apa itu artinya daddy krist tak bisa menjadi daddy ku?" Tanya Caroline dengan polosnya pada mommynya.

Krist terhenyak mendengar ucapan Caroline, saat ini dia dan Singto memang sedang berjalan turun dari atas altar setelah berbagai proses acara pemberkatan pernikahan, keduanya resmi menjadi pasangan yang sah sekarang.

"Kamu tetap masih boleh memanggil daddy ku dengan sebutan daddy" ucap Alexa.

Krist menghampiri Namtan, Jane, Caroline, dan Alexa dengan tangannya yang sejak tadi menggenggam tangan singto.

"Benar kata Alexa, kamu masih boleh memanggil om dengan sebutan daddy" ucap krist sehingga membuat singto menatap ke arah krist.

Entah kenapa singto tak suka mendengar itu. Dia tak ingin orang lain memanggil krist daddy selain anak-anaknya.

"Situasi apa yang ku hadapi sekarang, apa aku harus mengucapkan selamat kepada mantan suami ku?" Ucap Namtan sambil terkekeh kecil.

"Namtan... Terima kasih sudah bersedia datang" ucap Singto.

"Tentu saja aku harus datang di hari penting mu" ucap Namtan.

"Kenapa daddy tak menikah dengan mommy" lirih Caroline.

"Carl..." Ucap Jane.

"Tapi aku suka daddy menikah dengan papa!? Itu artinya aku mempunyai keluarga yang lengkap sekarang" ucap Alexa sembari memeluk Krist dan Singto.

"Maafkan ucapan Caroline, sebaiknya kami pulang sekarang" ucap Jane.

"Hati-hati" ucap Krist sambil tersenyum.

"Namtan, aku pulang dulu" ucap Jane, Namtan hanya mengangguk kemudian Jane pergi dari sana.

"Apa kamu tak ingin menjelaskan sesuatu pada ku, sing?" Ucap Namtan.

"Huh, apa? Bagaimana bisa aku menikah dengan Krist atau apa?" Ucap singto tak mengerti.

"Terserah apapun itu" ucap Namtan

"Sing, aku kesana dulu" ucap Krist saat dia melihat kehadiran teman-teman kerjanya.

Singto hanya mengangguk, Krist membawa Alexa bersamanya menyapa teman-temannya yang baru saja datang, sedangkan singto menatap ke arah Namtan lagi.

"Berapa bulan kandungan mu?" Tanya namtan sehingga membuat Singto reflek memegang perutnya.

"Aku..."

"Kenapa kamu harus menyembunyikan itu dari ku? Bahkan perut mu mulai membesar sekarang" ucap Namtan.

"M-maafkan aku" lirih Singto.

"Kenapa harus minta maaf?" Tanya Namtan.

"Maaf karna mengkhianati mu sebelum kita bercerai" gumam Singto.

"Huh, ya. Tak masalah, aku mengerti. Aku hanya ingin mendengar kamu bicara jujur, sing. Jangan bersikap jika aku masih mencintai mu sehingga membuat kamu takut mengatakan kehamilan mu pada ku, aku tak akan sakit hati mendengar itu, jangan khawatir" ucap Namtan sambil terkekeh kecil.

"Benarkah? Terima kasih karna kamu tak marah" ucap Singto sembari memeluk Namtan. Keduanya saling berpelukan dengan erat sehingga membuat Krist menatap ke arah Singto dan Namtan dari kejauhan.

"Lepaskan aku, suami mu terlihat cemburu disana" bisik Namtan sembari melepas pelukan mereka.

"Aku ingin memperkenalkan kamu pada teman-teman ku" ucap krist yang kini menghampiri Singto dan Namtan.

"Dimana Alexa?" Tanya Singto saat tak melihat keberadaan anaknya bersama Krist.

"Bersama mama dan papa disana" ucap Krist.

Krist menggandeng tangan Singto membawa Singto pergi dari sana, dia memperkenalkan Singto pada teman-temannya, setelah itu giliran singto memperkenalkan Krist kepada teman-teman dan rekan bisnisnya.

Menit demi menit berlalu, tak terasa pesta sudah hampir selesai, satu persatu tamu undangan mulai pamit pulang.

"Daddy, papa.. aku akan pulang bersama kakek dan nenek!?" Ucap Alexa yang kini berjalan menghampiri daddy dan papanya bersama dengan kakek dan neneknya.

"Apa lexa tak akan mengganggu nanti, ma?" Ucap Krist pada mertuanya.

"Mama yang meminta Alexa untuk pulang bersama kami" ucap mama Singto.

"Nikmati waktu kalian" ucap papa Singto sehingga membuat Singto tersenyum malu mendengarnya.

Apa mama dan papanya sengaja membawa Alexa agar mereka bisa menikmati waktu berdua malam ini? Orang tuanya benar-benar pengertian, bukan?

"Ayo ikut aku" ucap Krist sembari menggandeng tangan singto membawanya pergi dari sana.

Krist dan singto masuk ke dalam mobil singto, Krist menjalankan mobilnya pergi kesuatu tempat.

"Ku pikir kamu akan membawa ku ke hotel" ucap singto saat melihat mobil memasuki sebuah perumahan.

"Kenapa harus hotel?" Ucap krist bingung.

"Bukankah ini malam pertama kita, krist?" Ucap singto.

"O-oh... Maaf, aku tidak menyiapkan itu" lirih Krist.

Singto mendengus kesal mendengarnya, apa yang dia harapkan pada pria miskin di sampingnya itu?

Krist menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah sederhana, krist mengajak singto masuk ke sana.

"Rumah siapa ini?" Ucap singto.

"Rumah baru kita" Ucap krist.

"Huh?" Ucap Singto.

"Aku tak mungkin mengajak mu tinggal di rumah lama ku 'kan? Itu benar-benar kecil dan sempit. Jadi aku membeli rumah baru untuk kita tinggal bersama" ucap krist.

"Apa rumahnya sudah di bersihkan?" Ucap Singto saat Krist menarik tangannya membawanya melihat seisi rumah tersebut.

"Aku membersihkannya sendiri" ucap Krist.

Singto tersenyum mendengarnya, Krist benar-benar mempersiapkan semuanya dengan matang.

Krist membawa Singto ke kamar mereka, singto terkejut saat melihat banyak foto yang terpajang di dinding, semua itu foto saat mereka masih menjalin hubungan dulu.

"Darimana kamu mendapatkan semua foto itu?" Tanya Singto.

"Aku memang masih menyimpan semua foto lama kita, aku sengaja mencetak foto-foto itu untuk di panjang di kamar kita" ucap Krist.

Krist memeluk tubuh singto dari belakang sembari menatap semua foto-foto mereka yang terpajang di dinding. Tangan Krist mengusap perut Singto, sedangkan Singto tersenyum malu melihat semuanya, ia merasa mengingat semua kenangan mereka jaman dulu.














Tbc.

Heart attack ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang