Part 7

574 68 20
                                    

Krist berjalan masuk ke kamar alexa, menyingkap tirai kaca kamar dan membiarkan cahaya matahari pagi masuk ke dalam kamarnya.

Ia duduk di tepi ranjang, mengusap rambut alexa yang masih betah terlelap.

"Sayang" ucap krist lembut, membuat alexa bangun dari tidurnya.

"Ayo bangun, daddy harus berkerja satu jam lagi" ucap krist.

"Aku tak ingin pergi ke day care hari ini. Aku ingin di rumah saja" ucap alexa.

"Daddy tak bisa meninggalkan mu di rumah. Daddy khawatir jika kamu sendiri, sayang" ucap krist.

"Aku sudah besar, dad! Usia ku sudah 6 tahun. Harusnya aku sudah sekolah sekarang!!" Ucap alexa marah.

"B-baiklah jika itu mau mu. Daddy mohon jaga diri dengan baik. Jangan bermain dengan apapun yang membahayakan mu" ucap krist.

"Hmm" ucap alexa dingin.

Alexa memang masih marah perihal tadi malam, dia memilih untuk merebahkan tubuhnya lagi dan memejamkan matanya sedangkan krist berjalan keluar dari kamar alexa.

Krist menyiapkan sarapan untuk alexa setelah itu baru dia bersiap untuk pergi berkerja.

"Lexa, jangan bukakan pintu jika ada tamu yang datang" ucap krist.

"Ya, dad" ucap alexa singkat.

Krist terdiam mendengarnya, apa dia tak masuk kerja saja hari ini? Rasanya krist tak bisa meninggalkan alexa sendiri, apa lagi ini memang pertama kalinya alexa tak mau pergi ke day care. Apa alexa bisa menjaga dirinya sendiri?

"Ayo ke day care" ucap krist mencoba untuk membujuk alexa.

"Tidak!! Mulai hari ini aku tak mau di titipkan di day care lagi! Jika daddy tak mau aku sendiri cari mommy untuk ku!" Ancam alexa.

"Atau kamu mau ikut daddy berkerja?" Tanya krist lembut.

"TIDAK, DAD!! AKU MAU MOMMY!!!" Teriak alexa.

"Bukankah sudah daddy katakan jika mommy sudah meninggal?" Ucap krist.

"Aku tak percaya itu! Teman ku juga tak mempunyai mommy dan daddynya mengatakan jika mommynya sudah mati tapi kemarin teman ku tahu jika mommynya masih hidup dan ternyata sudah menikah lagi!!" Ucap alexa.

"Apa mommy ku juga sudah menikah lagi!? Aku ingin ikut mommy saja! Aku ingin mempunyai keluarga yang lengkap! Aku benci daddy!!" Teriak alexa sambil menangis.

"Daddy pasti berbuat jahat kepada mommy hingga membuat mommy meninggalkan ku!!" Ucap alexa.

Krist mendekati alexa dan memeluknya namun alexa berusaha untuk melepas pelukan krist, alexa juga memukul tubuh krist dengan tangan kecilnya.

"Daddy tak pernah menceritakan tentang mommy pada ku itu artinya daddy penjahatnya di sini!" Ucap alexa seraya menangis tersedu-sedu.

Krist meneteskan air matanya saat alexa membentak dan memukulnya, apa lagi mendengar alexa mengatakan jika dirinya jahat.

"Kamu masih terlalu kecil untuk mengerti" ucap krist.

Terdengar suara ponsel krist berdering, dia melepaskan pelukannya dan mengangkat panggilan yang baru saja masuk.

"....."

"B-baik, pak" ucap krist.

"Lexa, daddy harus berkerja. Ayo kita berangkat" ucap krist.

"Aku benci daddy!! Aku hanya ingin di rumah!!" Ucap alexa.

"B-baiklah. Jangan melakukan hal aneh selama daddy berkerja" ucap krist.

Dengan berat hati krist beranjak pergi meninggalkan alexa, dia menghapus air mata yang membasahi pipinya dan keluar dari rumahnya.

Krist berangkat berkerja dengan perasaan yang kacau, air mata terus menetes membasahi pipinya. Bentakan alexa terus terngiang-ngiang di kepalanya.

Tepat setelah krist pergi singto keluar dari mobilnya dan berjalan menuju rumah krist.

Dia memang berada di depan rumah krist sejak pagi tadi. Dia ingin mengikuti alexa tapi malah melihat krist keluar sendiri.

Singto mengetuk pintu rumah tak lama pintu terbuka, ia melihat jika mata alexa memerah bahkan membengkak, air mata juga masih membasahi pipi putihnya.

"Ada apa, om?!" Ucap alexa dengan nada kesal.

Ya, alexa berharap jika yang mengetuk pintu tadi adalah caroline dan momnynya tapi ternyata bukan itu yang membuat alexa kesal sekarang.

"Alexa, bicara yang sopan dengan orang yang lebih tua" ucap singto.

"Jika tak ada keperluan sebaiknya om pergi!!" Ucap alexa, dia hendak menutup pintu namun singto menahan pintu tersebut.

"Dimana daddy?" Tanya singto.

"Berkerja" ucap alexa singkat.

"Kenapa kamu di rumah sendiri?" Tanya singto.

"Terserah aku!!" Ucap alexa dingin.

Ini bukan alexa yang singto kenal saat di acara ulang tahun caroline kemarin.

"Lexa, apa daddy mu pernah menceritakan tentang mommy mu pada mu?" Tanya singto.

"Aku tak ingin membahas tentang mommy sekarang, om!! Apa om tahu jika aku bertengkar dengan daddy tadi karna membahas tentang mommy! Pergi sekarang!!" Ucap alexa.

"Lexa, dengar om... Jika om mengatakan om tahu keberadaan mommy mu apa kamu akan percaya pada om?" Tanya singto.

"Tidak, karna kata daddy MOMMY SUDAH MATI!!" tekan alexa.

*Deg... Berani sekali krist mengatakan jika dirinya sudah mati.

"Aku mommy mu! Aku yang mengandung dan melahirkan mu. Aku masih hidup alexa!!" Ucap singto kesal.

"Jangan bercanda, om. Aku memang masih kecil tapi aku tak bisa di tipu begitu saja. Om itu pria sama seperti daddy jika om lupa!! Om tak mungkin mommy yang mengandung dan melahirkan ku!!" Ucap alexa tajam.

"Sekarang keluar dari rumah ku!!" Usir alexa sembari mendorong tubuh singto.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Terdengar suara dingin krist membuat singto dan alexa menatap ke arah krist.

Krist memang tak jadi pergi berkerja, ia mengkhawatirkan alexa jika di tinggal sendiri di rumah, itu sebabnya ia memilih untuk pulang tadi.

"Krist, katakan padanya jika aku adalah orang yang mengandung dan melahirkannya" ucap singto.

"Dia berbohong, jangan percaya itu" ucap krist pada alexa.

*Bugghh... Satu pukulan mendarat di wajah tampan krist dari singto.

"Om!?" Teriak alexa saat melihat singto memukul wajah daddynya.

Alexa menarik tubuh singto agar menjauh dari krist.

"Alexa, aku benar-benar mommy mu" ucap singto kepada alexa.

"Dia berbohong, jangan percaya itu" ucap krist sembari mengelap tepi bibirnya yang terluka akibat pukulan dari singto tadi.

"Apa buktinya jika om sing adalah mommy ku?" Ucap alexa.

Singto terdiam, dia tak mempunyai bukti apa-apa selain bekas operasi di perutnya.

"Pergi dari sini, om!?" Ucap alexa sembari menarik tangan singto agar keluar dari rumah mereka.

Setelah singto keluar alexa menutup pintu rumah dan menguncinya.

"Lexa" ucap krist.

Alexa tak menghiraukan krist dan lebih memilih untuk pergi ke kamarnya sendiri. Krist membiarkan itu, mungkin alexa membutuhkan waktu untuk sendiri.












Tbc.

Heart attack ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang