Bagian 21

356 46 5
                                    

Surya itu tipe suami SUSI suami takut istri. Badan aja gede kek gapura kabupaten, kalau udah berhadapan sama Anjas wah tiba-tiba jiwa Gatotkaca nya berubah jadi Hello Kitty.

Orang-orang juga tidak ada yang  menyangka, Surya yang dikenal tangguh mantan atlit karate sabuk hitam itu akan tunduk dibawah Anjas.

Ya mereka tidak tahu saja, Anjas kalau marah akan semenyeramkan apa. Nenek lampir saja kalah. Marahnya Anjas itu bukan yang Gimana, yang kalau marah tiba-tiba piring punya sayap, gelas tiba-tiba melayang, tidak! Anjas kalau marah mulutnya bakal ke kunci dan nggak bakal ngucapin satu katapun, nah itu yang buat Surya takut.

Kalau boleh milih ya, Surya lebih pengen di lempar piring, gelas bahkan wajan dibanding didiemin Anjas selama berhari-hari. Nggak kuat dia tuh. “Ya ampun, seandainya bisa barter, lebih baik denger makian daripada dibisikin angin dingin ini.” itu yang serihlnh surya bilang kalau Anjas lagi Mode Getar eh mode Silent maksudnya.

Kayak hari ini Anjas semenjak di lorong rumah sakit sampai di ruang konsultasi dokter kandungan, kalau Surya mulai masuk dalam pembicaraan Anjas akan menutup mulutnya dan diam. Bikin Surya nggak enak.

"Jadi pak Surya dan bu Anjas harus lebih banyak berinteraksi dengan bayi dalam kandungan, ini akan membantu perkembangan si bayi." Ujar sang dokter  sambil memandang kedua pasangan suami istri itu.

Surya mengangguk antusias, begitupula dengan Anjas yang tersenyum tipis.

"Kondisi kandungan Bu Anjas sehat dan tidak ada tanda gejala yang dapat menghambat proses lahiran. Tapi... Bu Anjas harus jaga emosi dan tidak boleh terlalu stress. Ini tugasnya Pak surya untuk terus pantau Bu Anjas ya pak." Kata Bu dokter dengan ramah.

"Eleh... Yang ada si Surya ini Bu yang buat saya stress." Ujar Anjas dengan nada Jutek.

Surya menelan ludah gusar. Ini Anjas sudah bukan nyebut mas lagi tapi SURYA! kalau begini roman-romannya hari ini surya nggak bakal selamat.

Coba bayangkan Anjas yang lembut khas putri keraton yang kalau manggil dia selalu pakai embel-embel mas kini memanggilnya dengan SURYA?! Mana nyebutnya dengan nada sewot. Bulu kuduk nya jadi pada meremang. Duh Gusti nu Agung, surya takutnya Anjas minta pisah ranjang. Sedangkan dia mana bisa tidur kalau nggak sama istrinya. Udah jadi kebiasaan melukin anjas.

"Kok ngomongnya gitu sayang?" Tanya Surya dengan nada lembut sambil menggenggam tangan istrinya. Ibu jarinya mengusap punggung tanggan Anjas dengan pelan. Tatapan surya begitu lembut dan begitu dalam hingga siapapun akan di buat meleleh. Bu dokter saja yang tidak ada bedanya seorang nyamuk bahkan dibuat salting curi-curi pandang dengan wajah memerah. Ada saja gebrakan pasutri ini kalau lagi Check up.

"Diam kamu Buaya!"

"Ya Allah Gusti nu agung." Surya makin melas di buatnya. Ia menatap bu dokter seolah meminta bantuan namun yang didapat hanya gelengan kepala.

Bu Dokter juga rada ngeri kalau Anjas yang Mode silent, masalahnya tatapannya itu loh bikin keringat dingin. Biarkan surya menenangkan Istrinya sendiri.

"I-ini resep nutrisi yang harus dipenuhi Bu Anjas. pak Surya silahkan juga nanti minta ke suster Sofia untuk Vitamin Buat Ibu Anjas." Bu dokter sedikit terbata.

Anjas yang mendengar nama Suster yang tidak asing itu segera mengerutkan keningnya dan kemudian menatap dengki kearah suaminya. Pikiran Anjas mulai aneh nih, kebaca dari sorot matanya yang seolah akan memakan Surya hidup-hidup.

Entah bagaimana hormon dan emosi Anjas memang tidak stabil di masa kehamilannya dan Surya kudu ikhlas menerima, kan dia yang ngebet punya anak cepet.

Surya sudah berusaha keras menenangkan Anjas sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit, tapi tatapan tajam istrinya terus terbayang di kepalanya. Setiap kali mengingat kening Anjas yang berkerut saat mendengar nama Suster Sofia, jantung Surya langsung berdetak kencang. Dia tahu betul, kali ini dia harus lebih hati-hati, kalau tidak bisa-bisa Anjas semakin curiga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kehidupan setelah menikah. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang