Bagian XII

1.2K 94 13
                                    

"Kenapa Kakak selalu bersikap jahat pada Wonwoo?" Celetuk Joshua segera setelah Wonwoo pergi.

Mingyu menatap adiknya dan mengerucutkan bibirnya, tak tahu harus berkata apa.

Ia tahu seperti apa sikapnya tadi, tentu saja. Mingyu sangat sadar jika ia berperilaku seperti seorang bajingan di hadapan Wonwoo. Sebagian, sikapnya memang disengaja. Sebagian, itu karena kekesalan yang tulus terhadap anak nakal itu. Dan sebagian karena frustrasi dengan situasi ini.

Singkatnya, itu rumit.

Selalu begitu, meskipun Mingyu jelas tak merasakan permusuhan terhadap Wonwoo ketika ia masih bayi yang baru saja lahir yang seharusnya menjadi teman akrabnya. Pada saat itu, Mingyu merasa pusing dengan rasa sakit dan mual, dan ia hanya ingin rasa sakitnya berhenti. Para Ahli Pikiran meyakini jika mengikatnya kembali akan menstabilkan sisa-sisa ikatan pertamanya.

Mereka benar, setidaknya dalam hal itu. Setelah Wonwoo akhirnya terikat padanya, rasa sakitnya berhenti, namun sementara para Ahli Pikiran tak menyadari jika hubungan itu hanya berlaku satu sisi, tak butuh waktu lama bagi Mingyu untuk mengetahui jika ada sesuatu yang salah. Meskipun dirinya yang baru berusia delapan tahun tak terlalu senang untuk terikat dengan seorang bayi yang bahkan tak bisa berkomunikasi dan hanya menangis sepanjang waktu, Mingyu telah melakukan tugasnya dan mencoba menghibur anak itu dengan kemampuan terbaiknya ketika telepati Wonwoo yang belum berkembang mencoba menghubunginya. Kecuali itu tak berhasil: bayi itu tak pernah menunjukkan tanda-tanda menyadari upaya Mingyu untuk menenangkannya.

Ketika Mingyu menyadari jika bayi itu tak bisa merasakannya sama sekali dan telepati yang dimilikinya tidak berfungsi dengan baik, anak yang seharusnya menjadi tunangan Mingyu hanya menjadi beban yang menjengkelkan; dan sumber rasa bersalah yang terus-menerus ada.

Bahkan saat itu, diri Mingyu yang lebih muda telah mengetahui jika ia memberi tahu seseorang kalau ikatan itu berat sebelah, para Ahli Pikiran mungkin bisa memperbaikinya; dan bayi yang menangis di belakang pikirannya akan berhenti menjadi begitu sedih dan merasa bingung. Namun pada saat itu, Mingyu sudah mengetahui apa yang dilakukan oleh ikatan masa kecil terhadap pikiran dan telepati seseorang. Mingyu tak mau terikat lagi.

Jadi ia tak memberi tahu siapa pun.

Sebaliknya, Mingyu fokus untuk mengendalikan dan mengembangkan telepatinya. Ia meningkatkan perisai mentalnya, dan melakukan yang terbaik untuk mengabaikan suara kecil yang membutuhkan di belakang pikirannya. (Apa kamu di sana? Di mana kamu? Tolong bicaralah padaku.) Kecuali mengabaikannya tak pernah mudah, dan Mingyu terpaksa melindungi dirinya sendiri dari hubungan itu sepenuhnya. Pada saat itu, Mingyu masih seorang anak kecil dan pengendaliannya belum sebaik sekarang, jadi ia terpaksa melindungi dirinya dari semua hubungan telepati, termasuk dengan keluarganya sendiri.

Meskipun itu merupakan pilihan Mingyu sendiri, anak laki-laki kesepian yang dulu pernah menjadi dirinya membenci seorang bayi yang manja sehingga memaksanya untuk melindungi dirinya dari ikatan keluarganya juga.

Rasa bersalah suatu hal yang aneh. Suara itu dapat berubah menjadi rasa benci dan ketidaksukaan yang tak rasional dengan mudahnya.

Mingyu telah berhasil menghindar Pangeran Wonwoo muda selama mungkin: empat belas tahun.

Bertemu dengannya secara langsung untuk pertama kalinya telah menjadi pengingat yang tak diinginkan jika kehadiran yang penuh akan rasa butuh dan terluka di belakang pikirannya kini menjadi sosok yang nyata; seorang remaja dengan mata cokelat besar yang penuh dengan kebencian dan harapan, yang pikirannya masih memohon perhatiannya.

Itu sangat menjengkelkan. Mingyu mengira ia tak lagi mampu merasakan rasa bersalah, dan itu memuakkan ketika bocah berlidah tajam itu membuktikan jika ia salah dalam hal itu. Rasa bersalah bukan sebuah emosi yang sangat disukai Mingyu.

[✓] That Irresistible Poison (MEANIE Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang