Bagian XXV

1.6K 129 25
                                    

MINGYU pertama kali mendengar desas-desus tersebut dari Anggota Dewan Xuvok.

"Tampaknya Anda pasti cukup lega, Yang Mulia," celetuk Xuvok tiba-tiba di tengah-tengah diskusi tentang izin perdagangan.

"Maaf?" Mingyu mendongak dari grafik yang tengah ditampilkan di layarnya.

Pria tua itu pun melanjutkan, "Situasi saat ini pasti canggung bagi Anda... Bertemu dengan mantan tunangan Anda di mana-mana sementara Anda hampir menikah dengan orang lain. Anda pasti lega karena Pangeran Jeon Wonwoo akan pindah ke planet lain."

Mingyu menatapnya. "Apa?"

Xuvok mengerutkan kening. "Apa Anda tidak mendengar kabar itu? Katanya Pangeran Wonwoo telah menerima lamaran Duta Besar Denev."

Mingyu mengalihkan pandangannya kembali ke grafik dan menatapnya dengan tatapan kosong. "Mari kita kembali ke topik pembicaraan."

Suaranya terdengar aneh, namun Xuvok sepertinya tak menyadarinya.

Pertemuan itu berjalan sebagaimana mestinya.

Ketika Councilor akhirnya pergi, Mingyu duduk diam, dengan tangannya di atas meja.

Seakan hanyut dalam keheningan mutlak ruangan itu, tanpa ada yang mengalihkan perhatiannya, Mingyu akhirnya harus menerima sesuatu yang telah ia sangkal selama bertahun-tahun.

Orang-orang mengatakan jika dengan memiliki kuasa yang besar, maka akan datang sebuah tanggung jawab yang besar. Mereka tidak salah. Mingyu selalu membanggakan dirinya sebagai orang yang berkepala dingin dan enggan menggunakan kemampuan telepati secara sembrono. Mingyu telah melakukan... beberapa hal yang dipertanyakan secara moral di masa lalu, tapi selalu ada garis yang tak pernah ia biarkan untuk bisa dilewati. Mingyu tidak pernah menyakiti orang lain.

Tapi sekarang... sekarang Mingyu harus mengakui jika ia benar-benar mampu melakukan apa yang dikatakan dari cerita-cerita horor mengenai kuasa dari telepati tingkat tinggi. Karena pikiran pertamanya saat mendengar berita itu adalah bertemu dengan Denev dan memastikan jika pria itu menderita gagal jantung secara mendadak. Itu pasti dapat dilakukan dengan sangat mudah.

Begitu mudah.

Menghela napasnya berat, Mingyu mencubit batang hidungnya.

Ia tak akan melakukan hal seperti itu. Satu-satunya kesalahan Denev hanyalah menginginkan Wonwoo, dan Mingyu tak bisa menyalahkannya untuk itu.

Kecuali Wonwoo bukan orang yang diinginkan Denev.

"For fuck's sake," gumamnya melalui giginya. Wonwoo bukan miliknya. Pemuda itu tidak pernah menjadi miliknya. Satu-satunya hal yang pernah mereka miliki hanyalah ikatan mereka yang penuh lelucon.

Kecuali ikatan itu sangat nyata baginya. Mingyu mungkin tak pernah terikat dengan Wonwoo, tapi ia dapat memiliki akses konstan ke emosi Wonwoo selama dua puluh empat tahun. Mingyu sudah terbiasa dengan kehadiran Wonwoo di belakang pikirannya, tak peduli seberapa menyebalkan dan mengganggu itu. Dua puluh empat tahun adalah waktu yang sangat lama. Mungkin wajar jika pada suatu saat Mingyu mulai menganggap Wonwoo sebagai hak miliknya.

Tawa keras keluar dari tenggorokan Mingyu. Tidak, tidak ada yang alami tentang semua itu. Seharusnya Mingyu senang bisa terbebas dari kehadiran dari 'anak manja' di belakang pikirannya. Seharusnya Mingyu merasa lega karena tak lagi merasakan rasa bersalah yang selalu ditimbulkan oleh kehadirannya.

Mingyu tidak punya urusan dengan rasa posesif yang buruk ini yang terus memelintir perutnya dan mendesaknya untuk menghancurkan Denev karena berani—

Mingyu meringis. Wonwoo sudah bebas sekarang. Wonwoo bebas memilih siapa pun yang dia inginkan. Dan ternyata, itu adalah Denev, Duta Besar dari planet yang berjarak setengah galaksi dari Calluvia. Jika Wonwoo menikahi pria itu, ia akan pindah—yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Tempat Wonwoo berada di sini, di Calluvia, di mana Mingyu bisa melihatnya dan menatapnya meskipun pemuda itu tak bisa ia miliki.

Mingyu menatap meja kerjanya tanpa ekspresi, terganggu oleh pikirannya sendiri. Mungkin suatu hal yang baik dengan Wonwoo telah memilih Denev dan akan tinggal di planet lain. Mungkin itulah yang dibutuhkan Mingyu untuk menyingkirkan pikiran-pikiran gila ini... pikiran-pikiran gila ini—terutama karena ia tak yakin bisa melihat Wonwoo bersama pria lain tanpa menyebabkan kecelakaan pada pria itu.

Menghela napasnya kembali dengan jengkel dan jijik, Mingyu mengusap wajahnya kasar. Ini konyol. Wonwoo bukan miliknya. Wonwoo sekarang bertunangan dengan Denev, bukan dia. Dan tak ada yang bisa dilakukan Mingyu. Wonwoo bebas memilih siapa pun yang dia inginkan.

Siapa pun yang Wonwoo inginkan.

Mingyu seketika mengangkat kepalanya.

Dan ia hampir menertawakan dirinya sendiri karena menghibur pikiran seperti itu. Wonwoo tak akan pernah memilihnya meskipun Mingyu memintanya. Mengapa Wonwoo memilihnya jika bebas darinya adalah hal yang ia inginkan?

Belum lagi fakta yang tak kalah penting bahwa Mingyu akan menikahi Leylen delapan hari lagi. Undangan telah disebar. Persiapan untuk pernikahannya sudah sangat matang. Pasti akan menciptakan skandal besar jika Mingyu membatalkan pernikahannya sekarang. Bahkan posisi politiknya mungkin tak akan pulih setelah itu. Memikirkan hal seperti itu adalah tindakan yang sangat sembrono dan tidak bertanggung jawab. Mingyu adalah Putra Mahkota dari Klan besarnya. Mingyu adalah Kanselir Agung di planet ini.

Apa pun yang diinginkan oleh pria di balik gelar-gelar tersohor itu sebagian besar tidak berguna.

[✓] That Irresistible Poison (MEANIE Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang