Bagian XV

1.3K 112 24
                                    

Warn! Words/SC/Mature/21+

***

"Apa jadwalku hari ini," ujar Mingyu dengan sopan dan berjalan menuju jendela yang menghadap ke taman kerajaan.

"Tentu saja, Yang Mulia," balas sang AI sebelum berhenti sejenak. "Siapa yang ingin Anda temui lebih dulu? Putra Mahkota Jeon saat ini sedang sibuk, tapi Ratu dan Permaisuri tidak."

Mingyu meringis. Mengingat jika ia kini sudah jarang memanggil Wonwoo hampir selama bertahun-tahun saat mereka terikat, mungkin sudah menjadi asumsi yang terbiasa jika Mingyu datang ke istana Kerajaan Ketiga tidak datang untuk menemuinya.

"Pangeran Jeon Wonwoo," balas Mingyu, sambil melihat ke arah taman-taman mewah di bawah.

Terdengar keheningan selama beberapa saat sebelum AI akhirnya berkata, "Pangeran Jeon akan segera datang."

Tak lama kemudian, terdengar derap langkah kaki.

Mingyu menegakkan bahunya, mengabaikan denyut nadinya yang semakin cepat.

Mingyu hampir belum ada bertemu Wonwoo selama hampir enam bulan. Entah karena anak nakal itu menghindarinya atau mereka benar-benar belum ada waktu untuk bertemu. Mengingat Mingyu sudah menghabiskan sebagian besar waktunya di planet lain dan jarang menghadiri acara-acara sosial di Calluvian tahun ini. Bahkan ketika ia berada di sana, Mingyu berada di sana dengan satu tujuan yaitu guna berbicara dengan tokoh-tokoh politik yang harus ia ajak bersekutu. Tetap saja, Mingyu belum pernah melihat Wonwoo sekalipun. Itu... aneh. Bukan berarti Mingyu terang-terangan mencarinya; Wonwoo jelas sudah menjadi gangguan yang tidak ia butuh kan, tapi itu hanya kebiasaan yang tertanam untuk mencarinya dengan matanya setiap kali Mingyu menghadiri acara sosial. Kebiasaan buruk yang harus Mingyu hentikan.

Mingyu memalingkan wajahnya dengan ekspresi kosong dan berbalik saat Wonwoo memasuki ruangan, dengan rambut cokelat nan berkilau, kulit seputih porselen, dan mata cokelat kekuningan yang lebar. Yang membuat Mingyu seketika merasa cemas dan jengkel, tubuhnya bereaksi dengan cara yang sangat mudah ditebak ketika melihat anak nakal itu, seakan-akan Mingyu seorang anak remaja yang tak bisa mengendalikan tubuhnya. Sangat menjijikkan.

Wonwoo berhenti di ambang pintu. "Kau terlihat mengerikan," adalah hal pertama yang Wonwoo katakan, sebelum pipi Wonwoo memerah, entah untuk alasan apa.

"Kalau begitu, aku terlihat seperti yang aku rasakan," balas Mingyu dengan senyum lelah yang terasa seperti meringis. Mingyu tahu ia kini memiliki lingkaran hitam di bawah matanya. Kurang tidur dapat menyebabkan itu pada siapa saja. Mingyu kelelahan dan kurang tidur setelah berbulan-bulan bekerja dan melakukan perjalanan karena ia telah mendorong RUU yang tak mungkin disahkan tanpa semua hasil penyuapan, manipulasi, dan pemaksaan yang telah ia lakukan.

Seharusnya Mingyu menjauh dari Wonwoo ketika kondisi mentalnya begitu terganggu. Percakapan ini mungkin diperlukan, namun melihat secara langsung tentu saja berbeda cerita.

Mingyu tak tahu apa yang membuatnya datang ke sini secara pribadi.

Tukang bohong, hardik sebuah suara di belakang pikirannya.

Mingyu meringis dalam hati. Ya, ia tahu mengapa sekarang ia berada di sini. Terlalu memalukan untuk mengakuinya bahkan dalam kepalanya sendiri. Mingyu berada di sini karena ia ingin mematikan otaknya dan berhenti berpikir sejenak. Dan rupanya itu berarti Mingyu sedang menginginkan Wonwoo. Sungguh sangat menyedihkan.

"Aku sudah mendengar betapa sibuknya kau akhir-akhir ini," celetuk Wonwoo sambil berjalan ke arahnya. "Aku terkejut kau mau meluangkan waktu untukku di tengah jadwalmu yang sangat padat." Pria muda itu berhenti beberapa langkah, matanya masih tertuju pada wajah Mingyu dengan tatapan penuh ketidaksukaan dan sesuatu yang lain. Seperti biasa, Wonwoo mengenakan pakaian kasual, kemejanya setengah tipis, tenggorokannya yang pucat terlihat jelas.

[✓] That Irresistible Poison (MEANIE Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang