Bagian XIII

1K 94 9
                                    

WONWOO terkejut ketika hanya beberapa jam setelah ia pada dasarnya baru saja disuruh keluar dari istana Kerajaan Kedua, Borg'gorn menghubunginya untuk memberi tahukan jika Mingyu meminta bertemu lagi 'sesegera mungkin'.

Sungguh berani-beraninya si Brengsek itu.

Wonwoo geram, mempertimbangkan untuk mengabaikan permintaan itu setelah cara Mingyu tadi memperlakukannya, namun pada akhirnya, rasa ingin tahunya menang. Apa yang diinginkan Mingyu? Mengapa Mingyu meminta pertemuan setelah mengatakan kepadanya beberapa saat yang lalu jika ia telah melampaui batas waktu yang ditentukan?

Akhirnya Wonwoo menunggu hingga larut malam, tak ingin terlihat bersemangat, dan kembali ke istana Kerajaan Kedua.

"Bagaimana kabar Shua, Borg'gorn?" Tanya Wonwoo sambil melangkah bersama menuju ruang kantor Mingyu.

"Pangeran muda sedang berada di kamarnya bersama Permaisuri Raja dan Tabib istana," jawab AI.

Wonwoo tampak bersemangat. "Apa mereka sudah menemukan solusinya?"

"Saya bukan di posisi yang tepat untuk berbagi dengan Anda isi dari percakapan mereka, tapi saya dapat mengungkapkan jika dokter sudah mengkonfirmasi kebenaran temuan saya sebelumnya."

Wonwoo cemberut. Sebagian dari dirinya berharap kesimpulan AI tentang kesehatan Joshua salah, tapi mungkin itu kebodohan: Borg'gorn punya pengetahuan gabungan dari para Ahli Medis terbaik dalam sejarah. Bukan dokter di planet ini yang dapat memberikan diagnosis medis yang lebih akurat dibandingkan AI istana Kerajaan Kedua.

"Yang Mulia?"

Wonwoo mendongak. "Ya?"

"Bolehkah saya meminta Anda untuk bersikap lebih sopan saat berbicara dengan Putra Mahkota?"

Wonwoo mengerjap tak percaya. "Lebih sopan? Aku? Kau seharusnya bilang itu ke Mingyu, bukannya aku."

"Saya sadar kalau Putra Mahkota bisa menjadi agak... Pemarah jika menyangkut masalah Anda," ujar Borg'gorn diplomatis.

Wonwoo tersenyum miris. "Pernyataan yang meremehkan abad ini."

"Tapi Putra Mahkota sudah bekerja tanpa henti sejak Anda pergi tadi, dan saya yakin Putra Mahkota saat ini dalam suasana hati yang agak buruk. Konfrontasi dengan Anda ketika Anda dalam suasana hati seperti itu sangat tidak disarankan, Yang Mulia."

Wonwoo memutar bola matanya malas. "Memangnya kapan sih dia pernah dalam suasana hati yang baik kalau sedang denganku?"

Keheningan AI itu cukup jelas.

"Putra Mahkota belum pernah menjadi anak yang bahagia," cerita AI akhirnya. "Dan Beliau bukan orang yang bahagia."

Lebih memilih mengabaikan, Wonwoo berkata, "Jika Mingyu tidak bahagia, itu sepenuhnya salah dia sendiri. Mingyu orang yang suka menjaga jarak dengan keluarganya sendiri." Sejujurnya, sekarang Wonwoo sudah tahu mengapa Mingyu bersikap demikian. Dalam beberapa bulan terakhir, ia merasa sulit untuk jujur dan dekat dengan keluarganya sendiri ketika ia harus menyimpan rahasia sebesar itu dari mereka.

"Katakan kalau aku sudah sampai," celetuk Wonwoo, berhenti di depan pintu yang tertutup menuju kantor Mingyu.

"Putra Mahkota sudah mengetahuinya," kata Borg'gorn dengan nada meminta maaf. "Tapi Beliau bilang ini tidak akan lama."

Tampak tak terkesan, Wonwoo melipat tangannya di depan dada, memelototi pintu. Apa ia berpikir kalau Wonwoo tidak punya kegiatan lain yang lebih baik untuk dilakukan dengan waktunya?

Akhirnya, setelah apa yang terasa seperti selamanya, pintu pun terbuka dan Penasihat Vehmer muncul. Pria tua itu terlihat termenung, namun ekspresinya berubah menjadi terkejut ketika melihat Wonwoo. Ia pun membungkuk. "Yang Mulia..."

[✓] That Irresistible Poison (MEANIE Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang