Bagian XXVIII

1.6K 138 20
                                    

Warn! Words

***

"Kamu sudah gila, ya?"

Wonwoo hampir tersentak karena kemarahan di wajah sang Ratu, meskipun kemarahan itu tak ditujukan padanya.

Mingyu menatap ibunya tanpa bergeming, wajahnya sulit dipahami. Jika Wonwoo tidak masih mengenakan pakaian yang sama dengan yang apa Mingyu kenakan saat ke pesta dansa, Wonwoo tak akan percaya kalau pria sombong nan arogan ini mampu berlutut untuk seseorang.

Mengingat kejadian tadi saja membuatnya ingin kembali tersenyum, yang jelas tapi tak akan pantas dilakukan dalam situasi saat ini.

Ratu Jihyo sangat marah. Leylen juga sama marahnya, tapi gadis itu tak ikut bersama mereka ke istana Kerajaan Kedua, ia meninggalkan pesta dansa bersama orang tuanya setelah skandal itu terjadi.

Tak seperti istrinya, Permaisuri Raja tampak terpecah antara kaget dan bingung. Joshua dan Dokyeom tak diperbolehkan untuk ikut serta dalam percakapan setelah mereka semua kembali dari pesta dansa. Wonwoo iri pada mereka, tapi Wonwoo tak ingin berpisah dengan Mingyu. Dan ia merasa malu dengan perasaannya yang begitu lekat, tapi terlepas dari kata-kata Mingyu, masih ada bagian dalam dirinya yang yakin Mingyu akan berubah pikiran setelah berbicara dengan Ratu Jihyo.

"Aku masih sadar akan mentalku sepenuhnya," jelas Mingyu.

"Jadi, kamu bilang kalau semua rumor itu tidak benar dan kamu tidak merasa ketahuan kalau sedang mencium mantan tunanganmu juga?" Ratu Jihyo berkata.

"Tertangkap basah berarti kami sedang berusaha menyembunyikan sesuatu," kata Mingyu, nadanya sangat lembut. "Tentu saja itu tidak akan terjadi."

Wonwoo menyembunyikan senyum.

Mata hitam Ratu Jihyo menyipit. "Apa kamu mengatakan kalau kamu sengaja membuat rumah kita terperosok ke dalam skandal lain?"

Mingyu menatapnya dengan mantap. "Maksudku, tidak ada gunanya berusaha menyembunyikannya kalau semua orang sudah mengetahuinya. Aku tidak akan menikahi Lady Leylen."

"Tapi Mingyu," ayahnya memotong, mengerutkan kening. "Pernikahannya akan berlangsung empat hari lagi. Kamu tidak bisa seperti itu. Selain skandal ini, gadis malang itu juga akan dipermalukan."

"Gadis malang itu hanya menyalahkan dirinya sendiri," kata Mingyu dingin. "Dia yang seharusnya tidak menyebarkan rumor tentang pernikahan kami yang akan segera dilakukan tanpa seizinku. Dia memojokkanku untuk segera menikahinya. Aku tidak berhutang apa pun padanya."

"Sejujurnya, kamu kan memang berjanji untuk menikahinya karena sebagai imbalan atas pemutusan hubungannya dengan Shua," celetuk Wonwoo sambil memutar bola matanya malas. Mingyu memiliki ingatan yang sangat selektif ketika itu cocok untuknya.

"Aku menepati janjiku hanya kepada orang yang aku sayangi," kata Mingyu, menatap Wonwoo, matanya melembut sejenak sebelum mengeras lagi saat ia kembali menatap ayahnya. "Leylen dan keluarganya akan mendapat kompensasi yang setimpal atas kesulitan mereka. Aku yakin gadis itu tidak akan patah hati. Dia bahkan tidak menyukaiku."

Permaisuri Raja menghela napasnya berat. "Ayah kira begitu. Tapi gadis itu bukan masalah utamanya."

"Memang," kata sang Ratu, memelototi Mingyu. "Masalahnya kamu yang seharusnya bertindak seperti pewaris takhta yang bertanggung jawab dan bukannya menuruti keinginan egoismu sendiri. Kamu tampaknya sudah lupa apa yang diperlukan untuk menjadi Putra Mahkota. Kamu punya kewajiban terhadap Klan dan Klan-mu, dan salah satunya menjaga reputasi Klan-mu agar tidak tercemar oleh skandal. Ibu pikir Ibu telah membesarkanmu lebih baik dari ini."

[✓] That Irresistible Poison (MEANIE Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang