"Apa lo? Mau gue colok mata lo?"
Suara nyaring itu memenuhi ruangan. Para polisi yang berjaga sampai kewalahan harus menyuruh sang empunya suara untuk berhenti mengajak ribut korban yang baru saja menangis terisak-isak akibat dijambak sampai rambut rontok parah.
"Pak, Pak, lihat. Mata saya mau dicolok. Mbak ini harus dihukum, Pak!" Perempuan yang menangis itu menjawab sambil bersembunyi di balik tubuh sang polisi.
"Bukan cuma gue colok tapi gue cungkil biar lo nggak bisa lihat! Dasar perempuan jahanam! Sialan!"
Dia--Kabuteara Sastromidjo. Perempuan berambut panjang sepunggung yang tengah bertolak pinggang dan memandangi galak musuhnya. Kabut menyesal hanya menjambak dan nyaris menusuk mantan rekan kerjanya itu. Tahu begitu dia dorong saja dari lantai 24 apartemen. Biar mati sekalian jadinya tidak perlu semarah ini.
"Duduk. Kamu bisa duduk nggak?" suruh seorang polisi.
"Bapak aja nggak duduk," sahut Kabut penuh emosi.
"Ih ... kurang ajar banget lo sama Pak Polisi!" celetuk Renita, si pembuat onar yang senang menguras emosi Kabut.
"Mony--"
"Bu Kabut." Suara bariton menyela ucapan yang belum selesai.
Kabut menoleh. Dia melihat sosok yang sudah ditunggunya sejak tadi. Sosok yang bisa menolongnya di tengah huru-hara pasal berlapis yang akan dilayangkan padanya, Abraham Maxwell. Well, ya––setidaknya itu yang Kabut pikirkan sampai dia menyadari bahwa ada sosok lain muncul dari belakang Abraham.
"Damn!" umpatnya.
"Kamu buat masalah apa lagi?"
Laki-laki bertubuh tinggi, tegap, dan berwajah rupawan itu menyapa dengan tatapan dingin. Mungkin bagi orang-orang itu tatapan penuh perhatian, tapi bagi Kabut adalah tatapan mematikan yang siap melayangkan banyak pertanyaan interogasi bahkan melebihi yang dilakukan polisi saat ini.
"Maaf, Bu. Pak Bangkit minta diajak," ucap Abraham.
"Bukan urusan lo," balas Kabut galak. Tidak mau berurusan dengan laki-laki itu, dia menarik Abraham secepat kilat, lalu duduk manis. "Pak, ini pengacara saya. Kalau tadi setan satu itu nuntut saya atas tindakan percobaan pembunuhan, saya mau nuntut balik."
"Ah, jadi kamu memang buat masalah," kata laki-laki itu.
Kabut menoleh ke samping dan menatap tajam laki-laki itu. "Ugh! Berisik! Pulang sana."
Laki-laki itu menghela napas. "Bukannya aku udah bilang kalau kamu buat masalah lagi kita rujuk?"
"EEEEEEEEEH?"
Suara pekikan bercampur kaget menggema keras. Beberapa polisi sampai kaget. Dan tentunya, laki-laki yang sedang dipelototi Kabut hanya menatap santai setelah penuturan itu.
****
Jangan lupa vote dan komen kalian🤗🤗❤
Follow IG: anothermissjo
Gimana nih, lanjut nggak?🥺🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Cranky Romance
Romance(18+ Romcom) #1 Romance Series Kabut Sastromidjo masuk kantor polisi gara-gara menjambak dan hampir menusuk mantan rekan kerja yang membawa kabur uangnya. Dilanda masalah yang cukup rumit, Kabut menghubungi pengacara ternama yang biasa membantu man...