Bonus Cerita + Additional Part 16

2.5K 225 52
                                    

ADDITIONAL PART 16 UDAH PUBLISH DI KK YA!<3

Sebenernya kudu baca additional part 16 dulu (udah ada yaaaa di KK) biar nyambung baca bonus cerita yang kukasih di bawah ini wkwk (Cerita di bawah ini calon ceritaku yang baru, bisa ku publish pas sejalan sama Cranky Romance diseling gitu atau bisa nanti wkwk)

Cerita di bawah ini berisi kisahnya Marsha, si sinting satu ini memang agak laen :")

Di paling bawah aku jelasin dikit soal cerita ini ya~~

-----

Satu-satunya kebahagiaan yang Marsha punya hari ini adalah bertemu Abraham. Sepupunya sudah menggunakan kekuasaannya untuk memaksa Abraham bertemu dengannya. Marsha harus menyampaikan rencana gilanya. Ya, meskipun sebenarnya tidak perlu menikah tahun ini karena targetnya tahun depan. Kalau tahun depan orang tuanya pasti akan menjodohkan dengan laki-laki yang tidak masuk radarnya sama sekali.

Abraham termasuk sosok yang sering Marsha perhatikan secara diam-diam. Wajah rupawan nan polos itu bersembunyi di balik kacamata yang sering dipakai. Tubuhnya yang tinggi dengan punggung lebar terlihat peluk-able dari belakang. Belum lagi suaranya yang menenangkan, lembut, dan berat. Duh, membayangkan saja sudah membuat Marsha menggila.

Speaking of the devil, sosok yang dibayangkan sudah datang. Marsha menarik senyum tidak sabar. Hari ini Abraham terlihat tampan seperti biasanya, mengenakan kemeja putih dipadu dengan jas biru gelap senada dengan celana bahan dan sepatu pantofel mengkilat. Tatanan rambut Abraham dibuat acak-acakan seperti messy hairstyle dalam pencarian Pinterest—itulah yang membuat Abraham terlihat lebih menggoda. Tapi hari ini Abraham melepas kacamatanya sehingga wajah manly laki-laki itu bisa dinikmati tanpa gangguan.

"Siang, Bu Marsha," sapa Abraham dengan sopan.

"Marsha Seksi," koreksi Marsha.

Abraham tersentak. "Ya?"

Marsha nyengir. "Panggil begitu. Jangan ada embel-embel Bu atau Mbak."

Abraham merasa tidak sopan memanggil sepupu dari bosnya tanpa embel-embel. "Oke, Mars—maksud saya, Bu Marsha," lanjutnya diikuti dehaman kecil. "Saya boleh duduk, Bu?"

"Boleh. Duduk di pangkuan saya juga boleh." Marsha berkedip genit.

Abraham tidak menanggapi dan menarik kursi sampai duduk di hadapan Marsha. Baru juga bokong mendarat, telinga mendengar pertanyaan yang mengejutkan.

"Nikah sama saya, yuk?" todong Marsha.

Abraham terkejut. Kenapa tiba-tiba banget?

"Jangan bilang Bangkit nggak ngomong maksud saya ngajak ketemu kamu. Saya ingin kamu jadi suami saya. Tapi ada tapinya."

Kening Abraham berkerut. Dia memperhatikan Marsha yang mulai mencondongkan tubuhnya. Pakaian Marsha cukup terbuka hanya mengenakan tank top dengan corak belahan yang cukup besar. Buah dada Marsha menjadi tontonan sempurna saat perempuan itu semakin mendekatkan tubuhnya pada meja. Abraham dibuat terkejut dengan sentuhan kaki yang bergerak pada betisnya. Marsha mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum menggoda.

"Kita test drive dulu. Mau, kan?" ajak Marsha.

Abraham paham maksudnya, tapi tidak menyangka Marsha senakal ini. Dia hanya tahu Marsha ceriwis kalau melihat seberapa ramainya Marsha setiap kali bertemu dengan Bangkit di kantor. Dia berdeham pelan. "Bu, masalah menikah pikirkan lagi. Saya bukan dari keluarga baik-baik. Jangan menghancurkan nama baik keluarga Adipranas."

"Ah, nama baik Adipranas udah rusak, kok. Saya bukan anak baik-baik juga. Cocoknya masuk keluarga kamu."

Abraham membiarkan Marsha memainkan ujung kakinya di bawah sana mengusap-usap betisnya tanpa henti. Pantas saja sebelum berangkat Bangkit bilang padanya untuk mempersiapkan diri, ternyata maksudnya seperti ini. "Bu Marsha," dia mencondongkan tubuhnya ke depan. "Saya nggak bisa menjanjikan kehidupan yang tenang. Saya juga bukan tipe yang senang berbaik hati. Jadi, saya harap Bu Marsha mau memikirkan ulang permintaan itu sebelum menyesal."

Cranky RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang