Cranky 6

3.5K 584 91
                                    

Kalau gak mau diunpub, komen :) kaga susah kan ya komen? 

Kalau gak mau diunpub, komen :) kaga susah kan ya komen? 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

Pukul sepuluh malam Bangkit masih berkutat dengan laptopnya. Bukan bekerja melainkan melakukan video call dengan ayahnya. Niatnya Bangkit ingin beristirahat cuma ayahnya terlanjur menghubungi.

Bangkit menginap di rumah keluarga Adipranas yang ada di Surabaya. Keluarga Adipranas memiliki rumah dan beberapa aset di segala penjuru kota termasuk Surabaya. Bangkit tidak mau dipusingkan dengan booking hotel dan lebih nyaman untuk menempati kediaman keluarganya. Abraham menginap di hotel karena menolak untuk tinggal di rumah Adipranas.

Di rumah bertingkat tiga ini terdapat lima belas kamar lengkap dengan kamar mandi dalam dan ada kolam renang indoor maupun outdoor. Bangkit tahu Kabut senang berenang sehingga menginap di rumah ini sangatlah tepat. Juga, ada lapangan tenis dan salon pribadi yang bisa digunakan Kabut.

"Kamu beneran nggak mau nikah sama Gaura? She's perfect for you, Bangkit." Trejo Adipranas, ayahnya Bangkit, berbicara dengan suara yang cukup keras.

"Nggak. Papa minta yang lain aja," tolak Bangkit.

Di seberang sana Trejo mengusap wajahnya kasar. "Kenapa? Kamu udah nolak gabung parpol, sekarang kamu nolak nikah sama perempuan pilihan Papa. Mau kamu apa, sih? Kamu nggak mau nikah lagi?"

"Papa mau menikahkan saya dengan Gaura Djikrominoto karena dia keponakan presiden, kan? Ayahnya Gaura juga punya jabatan oke sebagai hakim mahkamah agung. Saya nggak tahu keuntungan apa lagi yang mau Papa raup dengan menjadikan Gaura sebagai menantu. Saya nggak mau jadi boneka Papa. Kalau saya harus menikah, Kabut orangnya. Saya mau rujuk, bukan cari perempuan lain." Bangkit berucap dengan nada lebih tegas.

"Astaga, Tuhan!" Trejo mengusap wajahnya berulang kali, lalu memijat keningnya. "Kabut udah nggak mau sama kamu. Kenapa maksa, sih? Kalau dia masih mau sama kamu, ya, nggak apa-apa. Ini anaknya aja udah ogah. Jangan memaksakan yang nggak bisa kamu raih, Bangkit. Let her go."

"Saya anggap percakapan ini nggak ada. Jangan jodohin saya lagi. Mau Papa paksa pun, saya nggak akan gabung parpol. Saya nggak suka dunia politik. Saya akhiri videonya sekarang." Bangkit bersiap menekan tombol mengakhiri, tapi ayahnya berbicara lagi dan berhasil menghentikan Bangkit untuk mematikan sambungan.

"Kalau memang kamu mau balik sama Kabut, ya udah Papa nggak akan jodoh-jodohin lagi. Tapi masalah gabung parpol, pikirkan ulang. Om kamu udah nikah sama putri presiden jadi dia punya kuasa untuk bantu kamu meniti karier di sana. Jangan sia-siakan kesempatan emas untuk keluarga kita, Bangkit. Papa cuma bisa berharap sama kamu karena kakak-kakak kamu nggak bisa diharapkan. Tolong pikir ulang." Trejo berucap dengan penuh penekanan diikuti wajah seriusnya.

Cranky RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang