Cranky 20

3.1K 391 82
                                    

Yuhuuu update~~ 

Komen jangan lupa gengs<3

Komen jangan lupa gengs<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

Tempat pertama yang dikunjungi Bangkit setelah pulang bekerja adalah rumah orang tuanya. Dengan membawa Kabut, dia ingin menyampaikan keinginannya untuk menikah lagi. Sebenarnya semalam baru sampai pembicaraan untuk menikah antar keluarga saja, tidak perlu dirayakan lagi, belum sampai tahap membuat prenuptial agreement. Mereka terlalu banyak bercinta sehingga obrolan serius tertendang jauh dan digantikan dengan kalimat mesum penuh gairah. Paling tidak Kabut bersedia datang untuk makan bersama.

Bangkit belum mengatakan apa-apa pada orang tuanya hanya sebatas mengatakan ingin makan bersama. Tapi rasanya tidak perlu diperjelas pun orang tuanya pasti tahu dia punya tujuan lain karena dia bukan tipe yang dengan tiba-tiba mau makan bersama. Bangkit termasuk jarang ikut makan malam di rumah orang tuanya dibandingkan kedua kakaknya. Ada saja alasan yang membuat Bangkit menunda untuk datang. Kalau dulu masih menikah dengan Kabut, paling tidak satu minggu datang satu kali. Bukan Bangkit yang mau, Kabut pasti memaksa hingga dia terpaksa menuruti permintaan merepotkan Kabut. Mungkin itulah yang membuat Kabut spesial di mata keluarganya, berhasil membujuknya ikut makan bersama.

"Kamu harusnya ikut gabung dengan partai politik om kamu, Bangkit. Kenapa nolak terus, sih? Bukannya lebih enak masuk dunia politik?" Trejo membuka obrolan dengan percakapan berat, tidak peduli bagaimana nanti tanggapan putranya.

"Kalau saya nggak gabung partai bikin Papa cepat mati, ya?" sahut Bangkit santai.

Semua orang tercengang mendengarnya. Dengan cepat Kabut menginjak kaki Bangkit dari bawah meja. Saat Bangkit melihat Kabut untuk mempertanyakan maksud tendangan itu, Kabut melirik Trejo dengan maksud menyuruh Bangkit minta maaf. Sayangnya, Bangkit tidak bereaksi dan kembali menyantap ikan dori.

Trejo tampak kesal, untungnya Kabut bertindak cepat dengan mengambilkan ikan dori dan meletakkan di atas piring Trejo yang sudah kosong. Kabut sempat menyadari Trejo hendak mengambil ikan dori yang tersisa jadi dia sigap melakukan untuk Trejo.

"Pa, ini Kabut tuangkan ikannya. Silakan dimakan, Pa," ucap Kabut mencoba menenangkan suasana.

"Makasih, ya, Kabut." Trejo mengulas senyum, tidak jadi mengamuk berkat kebaikan mantan menantunya. "Kamu baik banget, ya, Kabut. Beda sama orang di samping kamu. Kadang ngeselinnya ampun-ampun."

Hanida berdeham berulang kali, lalu buru-buru menginterupsi sebelum terjadi peperangan. Sindir-sindiran pertanda tidak baik. "Gimana rasa ikannya, Kabut? Enak nggak, Nak?"

"Enak banget, Ma. Masakan Mama memang paling juara." Kabut mengacungkan dua ibu jarinya ke udara memuji masakan Hanida yang tidak pernah gagal membuat lidahnya terkesima. Bicara mengenai masakan, Kabut teringat masakan ibunya yang tidak ada enaknya sama sekali. Ibunya paling payah soal masak.

Cranky RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang