Yuhuuuu update ^^
Additional Part 28 udah aku publish di KK yaaaaw~~
Komen jangan lupa gengs<3 maaciw chapter lalu udah komen :3
Btw, kalo mau baca duluan chapter 29 & 30 udah ada di KK yaaaa~~
-
-
Setelah Kabut pingsan, Handoko dan Arina berada di kamar untuk menemani dan memastikan keadaan putri mereka. Dokter pribadi keluarga Adipranas diminta datang untuk memeriksa keadaan Kabut. Dokter bilang Kabut terlalu stres. Bangkit tahu Kabut bukan tipe yang akan memikirkan masalah apalagi dengan banyak hal yang terjadi belakangan ini, tapi siapa yang sangka Kabut kepikiran?
Selain penjelasan mengenai stres, ada pula kabar mengejutkan. Bangkit baru mengetahui bahwa Kabut hamil dari dokter yang memeriksa. Dokter bilang ibu hamil harus menjaga kondisi tubuh dan pikirannya karena tidak baik bagi ibu yang sedang mengandung terlalu stres. Penuturan dokter membuat Bangkit kaget. Bangkit pikir kata-kata Kabut mengenai hamil hanyalah kebohongan semata, ternyata menjadi nyata. Dokter menyuruh Bangkit membawa Kabut ke dokter untuk memeriksakan kandungan jika Kabut sudah lebih baik.
Saat ini Kabut sedang tertidur. Bangkit menyelimuti Kabut, mengusap kepalanya sebentar tanpa ragu di depan mantan mertua. Arina dan Handoko memperhatikan Bangkit dari belakang.
Arina menyenggol bahu Handoko. "Kamu lihat, tuh, secinta apa Bangkit sama Kabut. Masih mau kamu pisahin? Gila."
"Kamu tahu nggak, sih, sepupunya Bangkit mau perkosa Kabut?"
"Tahu, terus? Bangkit bisa melindungi Kabut. Apa, sih, yang kamu khawatirkan? Kamu tahu, kan, Bangkit matahin tangannya Mardi? Itu tandanya apa? Tandanya Bangkit bisa melindungi Kabut."
"Kamu menganggap sepele, ya." Suara Handoko mulai naik beberapa oktaf.
"Justru kamu yang nggak paham. Kamu belagak jadi ayah yang baik sekarang. Kemarin ke mana aja? Kamu juga sering pukulin Kabut," balas Arina ikut meninggikan suaranya.
Perdebatan itu terdengar sampai telinga Bangkit. Dia menoleh dan mendesah kasar. Kenapa dua insan itu harus mengganggu ketenangan di saat Kabut membutuhkan istirahat, sih? Bangkit tidak bisa mengerti dua orang itu.
"Pa, Ma." Bangkit berbalik badan menatap keduanya, yang juga melihat padanya. "Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada kalian, saya minta tolong jangan bertengkar. Kalau mau bertengkar jangan di sini, kasihan Kabut. Dia butuh istirahat."
Arina mendengkus sebal memandang suaminya. "Dengar, tuh, tutup mulut kamu. Jangan kebanyakan protes."
Handoko berdecih kasar. "Kamu juga tutup mulut." Lalu, dia menatap serius saat Bangkit menatapnya. "Kalau kamu mau menikah sama Kabut, lakukan minggu ini atau minggu depan. Saya nggak mau kandungan Kabut semakin besar, kalian belum nikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cranky Romance
Romance(18+ Romcom) #1 Romance Series Kabut Sastromidjo masuk kantor polisi gara-gara menjambak dan hampir menusuk mantan rekan kerja yang membawa kabur uangnya. Dilanda masalah yang cukup rumit, Kabut menghubungi pengacara ternama yang biasa membantu man...