Chapter 14

1.5K 104 6
                                    

Saling bertatapan dengan penuh rasa marah kecewa satu sama lain, krittin dan Naret tidak menyadari bahwa tindakan yang mereka lakukan akhirnya membawa sebuah luka satu sama lain, namun keduanya tidak menyadarinya karena hanya ada obses dari satu sama lain.

Krittin memegang kuat pundak Naret

"where did he touch you?”

"Fuck, what do you want?"

"These lips are mine" suara berat krittin menyapa telinga Naret dan juga sentuhan jari krittin menyentuh pelan bibir Naret

Naret terdiam sejenak karena hampir terbawa arus dari permainan seorang pria di depannya tersebut

"Damn it" Umpat Naret menepis kasar tangan krittin yang menyentuh bibirnya

"Brengsek,lo brengsek lo itu cuma butuh gue saat lo lagi pengen doang" sambung Naret dengan penuh kekesalan

Naret pun beranjak pergi meninggalkan krittin di sana, pesta masih berlanjut namun ia memilih untuk pulang karena ia tak ingin ada masalah baru akibat pertengkaran mereka tadi, Naret pamit pulang kepada teman-temannya terutama kepada pawat yang tengah mengobati luka di bagian pinggir bibir akibat pukulan dari krittin beberapa waktu yang lalu.

"Guys gue cabut duluan" ucap Naret kepada teman-temannya

"Kenapa, masih party woy lo main cabut aja mau ngapain? mau ngewe? " ping

"sattt, gue cuman lagi kurang enak badan jingan!"
kesal Naret

"Njir iya dah, btw itu si pawat kenapa pipinya lebam gitu, abis lo tonjok?"

"Sat gue gak tau , Gue gak ada nonjok dia"

"Tapi kan dia ngikutin lo tadi?"

"Lo tanya sendiri, gue males debat" Naret beranjak pergi meninggalkan party tersebut

Saat di parkiran ia mengacak rambutnya frustasi, sebelum akhirnya ia mengenakan helm dan akhirnya pergi dengan motornya dalam kecepatan tinggi.

sampai di apartemen Naret mengambil beberapa botol minuman di dalam lemari nya, ia meminum minuman tersebut dengan rakus , ia mematikan ponsel nya di sela-sela minum, lalu ia tertunduk karena memang tubuh nya terasa kurang sehat tapi ia memilih untuk banyak minum malam ini.

"Krittin lo bangsat"

"Gu-gue sayang sama lo bajingan!!" Umpat Naret sambil menundukkan kepalanya dan menggenggam kuat botol minum di tangan nya, ia seperti tidak sadar telah mengucapkan kata itu.

Setelah puas minum yang sudah sangat banyak, Naret pergi ke kamar mandi dan menyalakan shower yang pada akhirnya ia berdiri dengan tubuh yang sudah basah dari rintikan air dari shower , tanpa di sadari suara ketukan pintu dari tadi tidak di hiraukan oleh nya, dan ternyata yang sedari tadi berada di luar adalah krittin karena cukup lama Naret tidak juga membuka pintu tersebut, karena krittin mengikuti Naret pada saat dari acara tadi akhirnya krittin lebih memilih mendobrak pintu tersebut hingga akhirnya terbuka ia pun bergegas masuk ke dalam dan mencari keberadaan Naret.

Terlihat berantakan, dan juga beberapa botol minuman yang tergeletak di meja membuat krittin semakin sangat khawatir dengan apa yang di lakukan oleh Naret hingga ia sampai di kamar dan tak kunjung menemukan pria manis tersebut hingga akhirnya ia mendengarkan suara rintikan air di kamar mandi, tanpa berpikir ia mencoba mendobrak kembali pintu kamar mandi tanpa mengetuk nya terlebih dahulu.

saat pintu terbuka terlihat Naret yang masih berdiri di bawah air shower yang masih mengalir membasahi tubuh nya dengan wajah yang pucat dan mata yang sudah sayu ia masih berpakaian namun sudah basah kuyup, sepertinya Naret sudah berada di bawah shower tersebut cukup lama hingga membuat wajah nya terlihat pucat,pikir krittin.

"Naret" krittin langsung menghampiri Naret yang hanya terdiam dengan memandang krittin

Krittin menatap tajam Naret ia langsung membawa Naret untuk menjauh dari rintikan air tersebut karena bibir yang sudah membiru dan juga tubuh yang sudah menggigil kedinginan.

"Naret, badan kamu panas" ucap krittin yang memegang badan nya terasa panas, ia memegang dahi Naret juga terasa sangat panas.

krittin mencoba melepaskan pakaian Naret dan berniat untuk membawa Naret keluar dari kamar mandi dan berganti baju , namun semua itu di tepis oleh Naret yang tiba-tiba berontak

"Lo kenapa masih peduli sama gue hah!" ucap Naret dengan nada yang bergetar dan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Tolong jangan egois dulu, kamu sakit biarkan saya membantu"

"Gak!"

"Naret, tolong jangan egois dulu!" ucap tegas krittin dengan nada yang tinggi

"Lo kenapa sih hah, udah brengsek cuma mau mainin gue, manfaatin gue terus sekarang sok peduli sama gue" tangis Naret pecah, wajahnya yang pucat kini memerah akibat isak tangis dan kemarahan nya

Mendengar Isak tangis Naret krittin menarik Naret ke dalam pelukannya,dan semua itu membuat tangisan Naret semakin menjadi-jadi.

"Tolong nurut dulu dengan saya, kamu sakit"

Krittin melepaskan pelukannya dan akhirnya membuka semua pakaian Naret yang basah dan Naret kini hanya terdiam tidak memberontak lagi hingga Naret selesai berganti baju, krittin mencoba untuk memeriksa kondisi Naret kembali,dan tubuh masih terasa sangat hangat ia pun menyuruh Naret untuk duduk di kursi, Naret hanya menuruti apa yang di katakan oleh krittin.

Tak lama krittin datang dari belakang membawa sebuah wadah yang beriskan air hangat dan sebuah kain guna untuk mengompres tubuh Naret.

Naret menatap krittin yang tengah mengompres tubuh nya, matanya sembab dan terasa berat karena mulai mengantuk namun ia terus menatap pria yang tengah asik mengompres dirinya.Setelah selesai, krittin membawakan sebuah air putih hangat untuk Naret.

"Naret, minum air ini kamu terlalu banyak minum alkohol tadi" ucap krittin sambil memberikan segelas air tersebut.

Naret meminum nya ,dan krittin duduk di sebelah Naret sambil memeriksa dahi Naret yang masih sangat hangat.

"Naret, tidur yah istirahat, terserah kamu jika mau saya tetap disini atau pergi tapi jujur saya khawatir dengan keadaan kamu saat ini "

"Tetap disni"

"Istirahat yah" ucap krittin sambil mengusap pelan rambut Naret dan tersenyum kepada

"Gak bisa tidur "

"Apa mau tidur di peluk, mungkin saja bisa nyenyak "
"Krittin lo kenapa sih ,saat lo kek gini beneran bikin hati gue nyaman, tapi gue sadar kita gak boleh punya perasaan, dan yang sebenarnya saat lo perhatian begini gue semakin sayang sama lo"Batin Naret dalam hati mengatakan hal itu hingga tak sadar membuat nya ingin menangis lagi

"Naret" Melihat Naret yang tengah menatap nya dengan mata yang mulai memerah kembali krittin pun menarik Naret kembali ke dalam pelukannya

"Kamu diam, berarti setuju tidur di pelukan saya "

Naret hanya diam membeku,dan merasakan kenyamanan akibat dekapan lembut oleh krittin, sifat krittin yang saat ini membuat nya benar-benar bahagia, saat krittin perhatian seperti ini sangat di akui nya hal itu membuat dirinya semakin sayang dengan pria itu.

"Mau tetap disni atau pindah ke kasur?"

"Sini aja" ucap Naret pelan sambil memejamkan matanya hingga tertidur di pelukan krittin, dan krittin mengusap pelan tubuh Naret hingga iapun tertidur juga di sofa tersebut, posisi mereka saat ini berbaring di sofa yang cukup besar dengan posisi berpelukan erat.

BERSAMBUNG

-

-

-

HUAAAA GUE NULIS INI SAMBIL DENGERIN MUSIK SOMEBODY'S PLEASURE MAKANYA JADI MANIS DI AKHIR,GAK PAPA MANISIN DIKIT PRAHARA NYA LANJUT NANTI WKWK

JANGAN LUPA VOTE NYA YAH MANISKU 🤍

You are mine || poohpavel au🔞 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang