Chapter 22

1.7K 121 24
                                    

"Naret...."

Naret terjatuh pingsan hingga membuat suasana tersebut menjadi tegang, tanpa menunggu lama krittin langsung menggendong Naret menuju ke dalam apartemennya, ia tidak memperdulikan keberadaan ayah Naret beserta clares dan ayah nya, krittin membawa Naret menuju apartemen.
Sampai di dalam krittin membaringkan sang kekasih di sofa lalu ia mengambil air hangat beserta kain guna untuk mengompres sang kekasih.

"Naret, sayang bangun" ucap krittin sambil mengusap pelan leher Naret dengan kompresan air hangat.

Selang beberapa waktu Naret membuka kedua matanya secara perlahan, melihat sang kekasih telah sadar Krittin dengan sigap membantu Naret yang hendak bangun.

"Sayang, kita kerumah sakit yah" Ucap lembut krittin sambil mengusap pelan pipi kekasih manisnya itu

"Engh gak, aku cuman pusing aja sama gak suka cium bau parfum bodyguard nya papah" Ucap Naret dengan nada yang masih terbilang lemas

"Serius sayang? kamu tidak apa-apa? "

Naret hanya menggelengkan kepalanya.

"Yasudah,tapi jangan pergi ke kampus dulu sayang"

"Hmm " Naret hanya mengangguk kecil

Krittin hendak pergi meninggalkan Naret untuk bekerja,namun melihat kondisi sang kekasih membuat nya tidak ingin jauh dari Naret.

"Sayang?" Krittin tersadar saat ini Naret tengah menangis , sedari tadi Naret hanya menunduk ke bawah hingga akhirnya air mata jatuh ke bawah yang membuat krittin sentak menangkup wajah sang kekasih guna untuk menghadap diri nya.

"Mengapa menangis? " Krittin kembali bertanya namun Naret hanya terdiam dengan menatap krittin, matanya sudah memerah akibat air mata yang terus mengalir, membuat krittin sentak semakin kebingungan.

"Masih memikirkan hal tadi? Saya janji sayang ,saya akan mencari bukti bahwa anak yang di kandung clares bukan anak saya, selama bersamamu saya tidak pernah tidur dengan siapapun selain kamu, dan saya tidak akan menipu mu lagi " Krittin menjelaskan secara pelan terhadap sang kekasih

"Saya minta bersabar lah sebentar, saya akan berjuang untuk mempertahankan hubungan kita" sambung krittin sambil menarik Naret ke dalam pelukannya, Naret membalas pelukan sang empu dengan mendekap krittin se erat-erat nya hingga, pelukan itu benar-benar nyaman di rasa kan Naret hingga membuat dirinya tidak ingin melepaskan dekapan itu walau pun hanya sedetik.

Namun, krittin harus terpaksa melepaskan dekapan nya karena ada hal yang harus ia selesaikan hari ini dan juga ia harus mencari bukti secepatnya prihal kehamilan clares.

"Sayang, maaf saya harus pergi dulu kamu istirahat yang banyak dulu di apartemen,apa perlu saya suruh teman-teman kamu menemani kamu? "

"Gak usah,aku udah gakpapa cuman mau tidur aja"

"Saya pergi dulu yah" krittin mengecup hangat kening sang kekasih

"Terimakasih karena mau tetap percaya dengan saya dan tetap tidak kemana-mana "

Akhirnya krittin beranjak pergi meninggalkan Naret,saat sang kekasih sudah tak terlihat lagi dari pandangan nya, Naret kini mulai kembali menangis akibat ia sebenarnya tidak ingin merasa jauh dari krittin.

"Aku gak mau jauh-jauh dari kamu " ucap Naret di sela isak tangis nya.

Sebenarnya ia tidak ingin meninggalkan Naret yang sedang sakit,namun krittin sudah ada janji dengan Thana, malam saat Naret hanya diam kepada nya krittin memang sudah curiga bahwa Naret sudah mengetahui kehamilan clares,ia dengan segera menghubungi sang adik sepupu nya tersebut untuk membantunya mencari bukti bahwa anak yang di kandung clares memang bukan anak nya, dan pagi tadi thana sudah ada janji temu dengan krittin di karena kan ia telah melihat sesuatu yang berkaitan dengan clares,namun pertemuan mereka tertunda akibat masalah Tony dan ayah clares tadi, dengan tergesa-gesa krittin melajukan tempo mobilnya guna untuk segera sampai ke sebuah tempat dimana thana sudah menunggu kedatangan diri nya, yaitu di sebuah restoran mewah tempat ia dan sang adik biasa makan.

You are mine || poohpavel au🔞 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang